Mengguncang Negeri Rempah dengan Tarian Tujuh Suku
Halmahera Barat berguncang dengan gempita tepuk tangan. Festival Teluk Jailolo 2018 membuatnya demikian.
Festival Jailolo dibuka Bupati Halmahera Barat, Danny Missy, Senin (30/4). Festival ke-10 kali ini diisi berbagai kesenian tradisional. Tepatnya dari 7 suku yang ada di Halmahera Barat.
Tema festival ke-10 ini adalah Pesona Budaya Kepulauan Rempah. Festival yang dihelat di Arena FTJ, Desa Guwae Maadu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, menyajikan berbagai atraksi.
Seperti: Tari Soya-Soya Sisi dari Sanggar Gamlamo. Musik Bambu Manuru dari Desa Gamsungi Idam Dehe, dan Tari Legu Salai dari Suku Sahu.
Musik tradisional Yanger dari Desa Loloi yang beranggotakan perempuan, juga ditampilkan pada pembukaan satu dekade FTJ
Saat pembukaan, Bupati Danny Misi melakukan Gelar Pasukan Pengamanan Festival Teluk Jailolo 2018.
Apel gelar pasukan diikuti seluruh jajaran TNI, Polri, Satpol PP, Basarnas dan Perhubungan Halmahera Barat.
Hadir dalam Apel, Sultan Jailolo Kolano Achmad Sjah, Sekda Halmahera Barat M Syahril Abdul Rajak, Mantan Wakil Bupati Halmahera Barat Husen Fatah, dan Kapolres Halmahera Barat AKBP Bambang Wiriawan.
Bupati Danny Missy mengatakan, daya tarik pariwisata adalah keunikan dari suatu objek. Kabupaten Halmahera Barat adalah daerah agraris yang terletak di pesisir barat Pulau Halmahera. Ini merupakan potensi wisata alam dan perpaduan budaya agraris serta bahari yang cukup unik.
“Keterbatasan infrastruktur bukanlah halangan dalam pengembangan pariwisata. Untuk itu saya terus berupaya mengasah kreativitas aparatur Pemkab dan masyarakat. Khususnya untuk menampilkan potensi keindahan alam dan budaya yang ada. Sehingga, mampu menarik orang untuk datang ke Halmahera Barat,” ujar Bupati Danny.
Danny menambahkan, Festival Teluk Jailolo 2018 dilaksanakan dengan beberapa alasan. Selain untuk promosi pariwisata daerah, FTJ juga salah satu strategi pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Festival ini telah manjadi agenda pariwisata nasional, dan telah diakui sebagai satu-satunya kegiatan promosi potensi pariwisata yang terbaik di Maluku Utara.
“Saya percaya, kegiatan Festival Teluk Jailolo akan memberikan dampak yang sangat positif terhadap masyarakat Halmahera Barat, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kalau kita mau Halbar cepat maju dan berkembang, maka yang harus diubah adalah pola pikir kita yang selalu positif dan berpikir maju serta produktif,” kata Bupati Danny.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Halmahera Barat, Fenny Kiat, mengatakan, setiap Festival Teluk Jailolo digelar, pihaknya selalu melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. Harapannya, kedepan masyarakat bisa mandiri. Sebab pemerintah daerah sifatnya hanya mensupport saja.
“Kita butuh komitmen seluruh komponen masyarakat agar selalu menjaga dan melestarikan berbagai budaya yang ada. Termasuk menjaga kebersihan pantai dan segala ekosistem yang ada. Sehingga bisa menarik lebih banyak lagi kunjungan wisatawan ke daerah ini,” harap Fenny.
Pada pembukaan Festival Teluk Jailolo 2018, juga dilakukan peresmian Tourism Information Center.
Fasilitas ini dibangun dengan konsep Sasadu berdasarkan kearifan lokal. Fungsinya memberikan pelayanan dan kemudahan informasi bagi wisatawan yang berkunjung ke Halmahera Barat.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyambut baik penyelenggaraan Festival Teluk Jailolo 2018 sebagai upaya mengangkat kembali popularitas Moloku Kie Raha. Apalagi sekarang ada Tourism Information Center yang bisa membawa wisatawan ke banyak destinasi wisata yang sangat indah.
"Prospek pariwisata Maluku Utara ke depan sangat cerah dengan semakin meningkatnya fasilitas aksesibilitas, amenitas, dan aktraksi wisata di sana. Apalagi didukung Tourism Information Center, keindahan destinasi wisata yang dimiliki akan mudah menarik minat wisatawan," ujar Menpar Arief Yahya. (*)