Menggunakan Agama untuk Menipu, Habib Ali: Waspadalah!
Ketika menipu Adam dan Hawa, iblis membawa-bawa nama Tuhan. Dengan strategi ini, iblis berhasil memperdaya keduanya.
“Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga),” demikian rayuan iblis kepada Adam dan Hawa sebagaimana yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Al A’raf Ayat 20.
Menurut Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid, rayuan iblis sejatinya tidak logis. Jika dasarnya logis, seharusnya iblis memakan buah terlarang itu lebih dahulu agar dapat menjadi makhluk kekal.
Namun untuk menutupi rapuhnya landasan tipu daya ini, iblis menggunakan nama Tuhan. Walhasil, Adam dan Hawa terperangkap dan terusir dari surga.
Ternyata banyak orang yang mengikuti jejak iblis sejauh ini. Mereka berupaya menutupi lemahnya dasar tipuan dengan mengatasnamakan Tuhan maupun ajaran-Nya.
“Betapa banyak orang yang menipu orang lain dengan menggunakan agama,” kata Habib Ali seperti disiarkan di kanal Youtube Cocombee, 19 Februari 2019. Ia bilang, tipu daya jenis ini juga dapat berupa penggunaan pakaian ulama sebagai simbol agama.
"Ternyata banyak orang yang mengikuti jejak iblis sejauh ini. Mereka berupaya menutupi lemahnya dasar tipuan dengan mengatasnamakan Tuhan maupun ajaran-Nya."
Pada masa Sayidina Abdullah bin Umar, seorang budak tiba-tiba rajin salat padahal sebelumnya tak pernah salat. Ia melakukannya setelah mengetahui majikannya, Sayidina Abdullah, suka memerdekakan budak yang rajin salat.
Akhirnya budak ‘nakal’ ini pun rajin salat ketika berada di hadapan majikannya. Seiring berjalannya waktu, ia pun menjadi sosok yang senantiasa berpenampilan khusyu dan saleh.
Singkat cerita, Sang Majikan kagum dengan ketekunan ibadah budaknya itu dan memerdekakannya. “(Padahal) ia tertipu dengan penampilan kesalehan,” kata Habib Ali, Ulama kelahiran Bondowoso, 12 April 1974. (adi/Islamidonesia)
Advertisement