Menggores Makna Al-Isra’ 14, Persembahan Guru MAN 3 Tambakberas Jombang
Seni dan spiritualitas berpadu dalam mahakarya kaligrafi kontemporer yang dihasilkan Mohamad Akhiyak, S.Pd., ASN dari MAN 3 Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, yang tampil dalam cabang Kaligrafi Lukis Kontemporer Putra pada Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Korpri Nasional VII Tahun 2024.
Karya yang dipersembahkannya, berdasarkan QS. Al-Isra’ ayat 14, bukan hanya menonjolkan keindahan visual, tetapi juga sarat dengan pesan mendalam yang merangkul setiap pengunjung yang hadir di Auditorium Masjid Darussalam, Palangkaraya, Rabu (6 November 2024).
QS. Al-Isra’ ayat 14 menyampaikan pesan abadi tentang tanggung jawab manusia terhadap amal perbuatannya: "Bacalah kitabmu; cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu."
Ayat ini mengingatkan setiap individu akan pentingnya introspeksi dan kesadaran akan perbuatan yang telah dilakukan di dunia. Dengan mengangkat ayat ini, Akhiyak ingin menyampaikan pesan refleksi kepada para pengunjung bahwa setiap manusia akan menghadapi catatan hidupnya sendiri kelak di hari perhitungan.
Gunakan Cat Akrilik
Menggunakan kanvas besar berukuran 60 x 80 cm, Akhiyak bekerja dengan cat akrilik yang memberikan warna tegas dan penuh kontras. Dalam 8 jam penuh dedikasi, ia menciptakan karya yang penuh makna, menggabungkan elemen klasik kaligrafi dengan sentuhan kontemporer yang kaya warna dan detail.
Tak hanya berfokus pada tulisan ayat suci, ia menyelipkan elemen unik yang menggambarkan dirinya sebagai “pelukis pasir” asal Jombang, yakni ornamen hiasan khas yang menghiasi bagian bawah lukisan.
Sentuhan ini memberikan ciri khas tersendiri, seolah membawa nuansa Jombang ke tengah arena MTQ Korpri Nasional yang diikuti oleh ASN dari berbagai penjuru Indonesia.
Sebagai satu-satunya peserta ASN dari Kabupaten Jombang, Akhiyak mengaku bangga bisa mewakili daerahnya dan Jawa Timur dalam ajang bergengsi ini. Ia berharap karya yang dihasilkan mampu mengharumkan nama Jombang dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai seni kaligrafi.
"Saya ingin menunjukkan bahwa kaligrafi bukan hanya seni menulis, tetapi juga sarana mendalam untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain akan nilai-nilai Al-Qur'an yang abadi," ujar Akhiyak dengan nada bangga dan haru.
Proses kreatif dalam menciptakan kaligrafi ini bukanlah hal yang mudah. Diperlukan ketelitian dan penghayatan yang mendalam agar makna ayat yang disampaikan tersampaikan dengan baik melalui elemen visual.
Dalam karyanya ini, Akhiyak menambahkan ornamen floral abstrak di sekitar teks ayat, yang memancarkan kesan penuh harmoni antara alam dan pesan spiritual.
Warna-warna emas dan biru laut mendominasi, memberikan kesan keteduhan namun kuat yang seolah-olah mengajak penonton untuk masuk ke dalam renungan pribadi mengenai apa yang akan dibaca dari "kitab" amal mereka sendiri kelak.
Pembina Dakwah Kaligrafi Lukis Kontemporer dari LPTQ Jatim, Anwar Syamsudin yang mendampingi Akhiyak dalam proses lomba, menyampaikan apresiasi tinggi atas karya yang dihasilkan.
Menurutnya, Akhiyak bukan hanya melukis ayat, tetapi juga berhasil menghidupkan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
“Saya sangat bangga dengan karya yang dibuat oleh Pak Akhiyak. Beliau tidak hanya menguasai teknik kaligrafi, tetapi juga mampu menyisipkan pesan mendalam yang akan menggetarkan hati siapa saja yang melihatnya. Ini adalah wujud cinta Al-Qur’an yang sesungguhnya,” ujarnya dengan penuh kebanggaan.
Karya Akhiyak juga berhasil menarik perhatian juri dan para penonton yang hadir. Banyak yang menyebutnya sebagai karya yang mampu memberikan perspektif baru tentang makna introspeksi dan tanggung jawab atas amal perbuatan.
Seorang juri menyampaikan kekagumannya atas kreativitas Akhiyak yang mampu memadukan seni kaligrafi dengan ciri khas daerahnya, sehingga memberi warna unik dan nilai tambah pada hasil akhir karya tersebut.
Sebagai seorang guru, Akhiyak berharap karya ini dapat menginspirasi murid-muridnya di MAN 3 Jombang untuk tidak hanya belajar Al-Qur’an, tetapi juga menjadikannya sebagai pedoman hidup.
"Saya ingin anak-anak muda menyadari bahwa Al-Qur’an bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga untuk direnungkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kaligrafi ini, saya mencoba menghadirkan ayat dengan cara yang dekat dan dapat dirasakan oleh hati," tambahnya.
Ajang MTQ Korpri Nasional VII Tahun 2024 di Kalimantan Tengah ini menjadi panggung bagi banyak ASN dari seluruh Indonesia untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap Al-Qur’an dalam berbagai bentuk seni.
Karya-karya seperti yang dihasilkan Akhiyak menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya bisa dinikmati melalui tilawah, tetapi juga melalui media seni yang penuh penghayatan, seperti kaligrafi.
Mohamad Akhiyak dengan bangga mempersembahkan karyanya ini sebagai bukti bahwa seni kaligrafi dapat menjadi media dakwah yang efektif, yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyentuh hati dan mengingatkan setiap orang akan kebesaran dan pesan luhur dari Al-Qur’an.
Dengan sentuhan khas seorang pelukis pasir asal Jombang, ia berhasil menghadirkan nuansa berbeda di MTQ Korpri Nasional ini, menjadikan karya kaligrafinya sebagai pesan abadi tentang pentingnya membaca dan memahami “kitab amal” yang akan menjadi cermin bagi setiap diri di akhirat kelak.