Mengejutkan! Humor Kiai Abdurrahman Wahid Soal Diplomasi AS-China
KH Abdurrahman Wahid di mata Fachry Ali bukan saja menghasilkan humor tapi sekaligus menghadirkan perilaku yang anekdotis.
Kali ini, Fachry Ali, pengamat sosial politik yang khas memahami NU, berkisah tentang Gus Dur dan humornya:
Mumpung kisah kunjungan Menlu Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo ke Asia Tengah (Asteng) belum lenyap, izinkan saya sampaikan ucapan Kiai Abdurrahman Wahid tentang ‘diplomasi’ AS-China. Saya ingat ini karena Tiongkok menuduh rangkaian kunjungan Menlu AS (yang namanya susah dihapal) itu bertujuan ‘mengepung’ negerinya.
‘Suatu hari,’ Kiai Abdurrahman Wahid memulai ceritanya. ‘Datanglah seorang diplomat AS ke China. Untuk menyenangkan hati sang diplomat, pejabat China mengundangnya ke dalam ‘rapat akbar’ rakyatnya.
Sang diplomat diajak naik ke panggung. Dia segera berhadapan dengan jutaan massa di bawah panggung. Lalu, pejabat China itu meminta diplomat AS memberikan sambutan. Menanggapi ini, sang diplomat AS bingung. Tapi, sebagai orang berpengalaman di kancah dunia, ia cepat memecahkan kebingungannya.
‘Ah,’ cetusnya dalam hati. ‘Supaya tak tampak resmi dan mencairkan suasana, sebaiknya saya hanya menceritakan sebuah lelucon.’
Maka, mungkin selama 5 atau 7 menit, sang diplomat menceritakan sebuah lelucon dalam bahasa Inggris. Massa jutaan jumlahnya itu diam, tanpa reaksi.
Lalu, pejabat China meminta penerjemah menerjemahkan kisah lelucon 5-7 menit itu.
Dengan sigap, penterjemah maju ke depan. Ajaib. Dengan hanya ucapan satu kata, massa jutaan jumlahnya itu tertawa serentak.
Sang diplomat AS kagum bukan main. Ia dekati si penerjemah. ‘Bagaimana caranya Anda menerjemahkan lelucon dalam Bahasa Inggris berdurasi 5-7 menit itu hanya dengan satu kata? Dan mereka langsung tertawa?’
‘Gampang,’ kata penerjemah. ‘Saya cuma bilang: ‘Tolong ketawa.’
Advertisement