Menggali Nilai Luhur Ki Hajar Dewantara di Makam Wijaya Brata
Jajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berziarah ke Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, Senin 29 Mei 2023. Acara ritual ini bertujuan untuk mengenang nilai-nilai luhur dan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
"Hari ini kita berziarah ke Taman Makam Wijaya Brata untuk dapat menggali kembali nilai-nilai luhur dan pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pentingnya pendidikan di Indonesia, terutama para murid dan generasi muda," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), Iwan Syahril.
Menurutnya, ziarah ini juga sebuah bentuk penghormatan atas upaya Bapak Pendidikan dalam memberikan kesadaran pada anak-anak bangsa mengenai pentingnya budi pekerti (yang dikenal sebagai pendidikan berkarakter) untuk menjadi manusia merdeka.
"Seperti yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara, dengan adanya Budi pekerti, tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besar," terang Iwan.
Semangat Merdeka Belajar, kata Iwan, berangkat dari cita-cita luhur Ki Hajar Dewantara. Semangat tersebut dalam tiga tahun terakhir terus dimaknai oleh Kemendikbudristek untuk menuntaskan setiap persoalan pendidikan.
Kata Iwan, semangat Merdeka Belajar membuat Kemendikbudristek tidak pernah berhenti melahirkan inovasi dalam bidang pendidikan, melalui rangkaian episode-episode kebijakan Merdeka Belajar yang saat ini sudah 24 episode diluncurkan.
Tanggal 18 April 2023, seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2023, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, melalui imbauannya telah mencanangkan bulan Merdeka Belajar.
"Pada bulan Merdeka Belajar ini, Mendikbudristek mengajak agar instansi pusat, daerah, satuan pendidikan, serta kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat menyelenggarakan aktivitas/kegiatan secara kreatif, menjaga dan membangkitkan semangat belajar, serta mendorong pelibatan dan partisipasi publik dengan semangat Merdeka Belajar," tutur Iwan.
Pada kesempatan ini, Panitera Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Ki Saur Panjaitan menyampaikan, Ki Hajar Dewantara tidak hanya milik Taman Siswa tetapi milik seluruh insan pendidikan Indonesia. Kami terima kasih Kemendikbudristek menggunakan nilai-nilai dan pemikirannya. Dari nisan yang ada disini terdapat relief yang menggambarkan perjuangan Ki Hajar Dewantara.
Berbeda dari biasanya, prosesi ziarah makam kali ini melibatkan guru dan siswa yang diajak napak tilas mendengarkan kisah perjalanan hidup dan perjuangan Ki Hajar Dewantara yang terukir pada setiap relief. Dewi Lestari salah satu guru Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa, yang hadir bersama dengan lima orang siswanya mengaku senang karena baru kali pertama kali mengetahui makna cerita yang terkandung dalam relief pada makam Ki Hadjar Dewantara.
“Saya sering ke sini tapi saya baru tahu cerita perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara. Ini adalah cara yang bagus untuk mengenang dan menghargai jasa pahlawan pendidikan dan menyelami perjuangan beliau di masa lalu sebagai bekal bagi kita sebagai generasi muda untuk terus mengamalkan nilai-nilai luhur ajaran beliau,” cerita Dewi.