Penyebab Anemia, Gejala dan Pengobatannya, Perlu Diketahui
Dokter Een Hendarsih SpPD-KHOM, dokter spesialis hematologi-onkologi medik MedicElle Clinic menuturkan, Anemia atau lebih dikenal dengan kekurangan darah merupakan kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.
Menurut World Health Organization (WHO), Een menuturkan, kriteria anemia yaitu ketika hemoglobin pada pria dewasa kurang dari 13 g/dl, pada wanita dewasa tidak hamil kurang dari 12 g/dl, dan pada wanita hamil kurang dari 11 g/dl.
"Untuk tanda dan gejala yang timbul tergantung beberapa hal. Di antaranya, kadar hemoglobin, usia, kecepatan penurunan Hb, dan ada tidaknya penyakit jantung serta paru," ujar dr. Een Hendarsih SpPD-KHOM, Sabtu, 13 Juli 2019.
Namun, yang paling umum ialah gejala 5L yakni lemah, lesu lelah, letih, dan lalai yang sering terlihat di kalangan masyarakat, Een memaparkan.
Selain itu, gejala lain yang muncul antara lain mata berkunang-kunang ketika duduk lalu berdiri, telinga sering merasa berdenging serta ada keluhan sesak napas dan mual.
"Anemia dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada pula gejala-gejala khusus pada anemia seperti anemia kekurangan zat gizi, anemia kekurangan B12 atau asam folat, anemia hemolitik, dan anemia aplastik," ungkap dokter spesialis penangganan masalah darah ini.
"Sementara anemia hemolitik terjadi akibat penyakit autoimun dan gangguan pada dinding sel darah merah atau yang biasa disebut thallasemia, dimana thallasemia merupakan penyakit keturunan," tambah dokter yang akrab disapa Een ini.
Untuk anemia yang terjadi karena kekurangan gizi, kata Een biasanya memiliki gejala sakit saat nenelan dan lidah terasa licin.
Sementara anemia karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat biasanya mengalami radang lidah dan gangguan sarap.\
Dan untuk anemia hemolitik memiliki tanda kulit menjadi kuning, terjadi pembesaran limpa dan hati serta untuk anemia aplastik biasanya terjadi demam serta mudah berdarah saat terbentur atau terluka.
Een menambahkan, untuk penyebabnya sangat beragam seperti pada anemia kekurangan zat besi, bisa terjadi karena kurang asupan gizi, meningkatnya kebutuhan zat besi seperti ibu hamil, serta meningkatnya pengeluaran zat besi seperti menstruasi yang lama, tukak lambung, dan cacingan.
"Sementara anemia hemolitik terjadi akibat penyakit autoimun dan gangguan pada dinding sel darah merah atau yang biasa disebut thallasemia, dimana thallasemia merupakan penyakit keturunan," tambah dokter yang akrab disapa Een ini.
Sedangkan, untuk anemia yang diakibatkan karena, kekurangan vitamin B12 atau asam folat terjadi karena, kurangnya asupan gizi yang masuk dalam tubuh. Seperti jarang mengkonsumsi sayuran.