Mengenal Trauma Healing yang Dijalani Istri Irjen Pol Ferdy Sambo
Kasus baku tembak polisi versus polisi ternyata berbuntut panjang. Akibat kejadian tersebut, istri Kadiv Propam Ferdy, Putri Candrawathi harus menjalani terapi trauma healing untuk memulihkan psikisnya.
Trauma healing ini merupakan proses memulihkan emosi korban dari ketakutan di masa lalu. Masa lalu yang dimaksud ialah kejadian seperti penganiayaan, kecelakaan, dan masih banyak lagi. Berikut ulasan mengenai apa itu trauma healing.
Apa itu Trauma Healing?
Mengutip dari American Psychological Association dalam laman Gramedia, trauma sendiri merupakan respons emosional korban terhadap peristiwa yang mengerikan. Biasanya korban akan merasakan shock dan penuh akan penolakan tentang apa yang sedang ia alami. Selain itu korban akan mengalami dampak jangka panjang, seperti emosi yang tidak terduga, perasaan tegang, gejala fisik, atau gejala aneh lainnya. Tidak jarang, bahkan gejala tersebut sangat mengganggu aktivitas keseharian para korban.
Trauma yang dialami seorang korban bisa menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD), yakni bentuk gangguan kesehatan mental yang dialami seseorang setelah mengalami suatu kejadian yang menyebabkan trauma, seperti yang kecelakaan, bencana, kekerasan seksual, dan sebagainya. Salah satu caranya menanganinya adalah melalui trauma healing.
Trauma healing adalah suatu proses memulihkan emosi korban dari ketakutan di masa lalu. Dengan cara ini, mereka bisa bertahan hidup kembali tanpa bayang-bayang masa lalu. Pada umumnya, para korban sering merasa mengenang kembali peristiwa itu, mengingatnya dengan mimpi buruk, dan menghindari dikaitkan dengan peristiwa traumatis.
Fase dalam Trauma Healing
Dilansir Gramedia, seseorang yang menjalani taruma healing akan melakukan beberapa fase, di antaranya:
1. Keamanan dan stabilitas
Pada fase ini, jika otak berhasil mengenali bahaya yang akan datang, itu adalah langkah awal dan penyembuhan trauma psikologis dimulai. Pertama, mereka belajar mengkoordinasikan semua emosi dan menjauhkan ketakutan dan kecemasan. Korban kemudian belajar kembali bagaimana menyesuaikan emosinya ketika berhadapan dengan pemicu traumatis.
2. Ingat dan terima
Fase selanjutnya, para ahli meminta korban untuk mengingat dan memproses konsekuensi dari peristiwa traumatis. Lebih khusus lagi, jelajahi dan gabungkan dengan lingkungan yang aman. Tahap ini lebih terkait dengan pemulihan dalam tubuh.
Cedera fisik akibat trauma juga dapat menyebabkan penundaan proses pemulihan kesehatan mental. Karena itu, psikolog akan membantu korban menangani masalah traumatis dalam proses ini.
3. Rekontruksi hubungan
Kemudian pada fase terakhir, pasien akan melakukan rekonstruksi hubungan melalui pemberdayaan. Pada awalnya mungkin pasien bisa jadi masih merasa ragu dengan perubahan dalam diri mereka setelah mengalami kejadian traumatis tersebut. Akhirnya mereka bisa merasa takut dan malu saat menghadapi orang lain atas apa yang terjadi pada diri mereka.
Para ahli profesional kemudian akan bantu korban memahami dan mencari resolusi atas trauma yang dialami korban dan hal tersebut telah direncanakan. Kemudian mereka juga akan mengikuti berbagai pelatihan diri secara mental untuk siap kembali dalam masyarakat dan melakukan aktivitas seperti biasa.
Metode Trauma Healing
Berikut beberapa metode dalam menjalani trauma healing.
1. Farmakoterapi
Metode syok healing ini nantinya akan melibatkan penggunaan obat-obatan dalam mengelola reaksi syok atau trauma yang mengganggu seseorang. Obat-obatan sudah terbukti membantu menggunakan kelas reaksi atau tanda-tanda seperti berikut ini:
- Gejala intrusi
- Hyperarousal
- Reaksi emosional
- Gairah yg meningkat
- Sifat lekas marah
- Depresi
2. Terapi perilaku
Terapi ini merupakan bentuk metode terapi yang paling generik, yakni terapi pemaparan (eksposur). Dalam terapi ini, seorang akan diarahkan dengan menghadapi ketakutannya secara bertahap. Terapi Eksposur atau Terapi Eksposur adalah penyembuhan trauma yang sangat direkomendasikan untuk penderita PTSD. Proses trauma healing ini berfokus pada perubahan struktur ketakutan dalam pikiran. Ada banyak sekali bentuk terapi eksposur, seperti berikut:
- Eksposur imajiner adalah Seorang individu membayangkan insiden yang ditakuti sejelas mungkin
- Paparan in vivo adalah Paparan yang terjadi pada terapi
- Desensitisasi sistematis adalah Individu dihadapkan dalam situasi yg lebih mengakibatkan rasa takut secara berturut-turut. Eksposur ini dipasangkan menggunakan relaksasi.
3. Terapi perilaku kognitif (CBT)
Metode pemulihan trauma yang didasarkan pada seorang individu harus memperbaiki dan mengubah pikiran yang salah. Metode ini memberi tanggapan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada mereka yang mengalami trauma, seperti berikut:
- Mengajarkan bagaimana bernapas dalam mengelola kecemasan dan stres
- Mengajarkan reaksi normal terhadap trauma
- Memberi terapi paparan
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi bentuk pikiran negatif, salah, dan irasional, serta menggantinya dengan pikiran yang lebih akurat
4. Terapi EMDR
Terapi EMDR atau eye movement desensitisation and reprocessing ini akan melibatkan seseorang yang secara mental berfokus pada pengalaman traumatis atau pikiran negatif. Selain itu metode terapi ini juga melacak adanya cahaya yang bergerak atau jari terapis yang bergerak secara visual. Nada pendengaran atas trauma yang dialami juga bisa digunakan dalam beberapa kasus trauma. Terapis yang melakukan metode ini , biasanya telah teruji dengan pelatihan khusus dari asosiasi, seperti Institut EMDR atau Asosiasi Internasional EMDR.
5. Hypnosis
Pada proses ini, seorang hipnoterapis menempatkan seseorang dalam keadaan hipnosis sebelum berbicara dengan orang tersebut atau membicarakan masalah tertentu. Kebanyakan hipnoterapis percaya bahwa emosi dan pikiran seseorang selama hipnosis sangat penting untuk proses penyembuhan.
6. Terapi psikodinamik
Terapi psikodinamik bertujuan untuk mengetahui tahapan mana yang mempengaruhi trauma yang terjadi pada seseorang. Mengetahui hal ini, terapis dapat mengelola aspek peristiwa traumatis yang menimpa pasien dengan elemen umum seperti berikut:
- Sejarah perkembangan individu dan pertimbangan masa kanak-kanak
- Tekankan pemahaman tentang pentingnya trauma
- Lihat bagaimana trauma mempengaruhi kesadaran diri dan hubungan seseorang
- Menemukan apa yang telah hilang dari seseorang sebagai akibat dari peristiwa traumatis
7. Terapi kelompok
Terapi kelompok biasanya menjadi pilihan yang melengkapi terapi individu. Terapi kelompok dapat dipimpin oleh terapis atau anggota kelompok yang berbagi trauma dengan mu. Beberapa terapi kelompok mungkin bersifat mendidik, yang lain mungkin berfokus pada pemberian dukungan, dan yang lainnya bersifat terapeutik. Terapi kelompok dapat dilakukan berdasarkan tahapannya seperti:
- Tahap Keselamatan atau Pengorbanan: Pilih kelompok yang berfokus pada perawatan diri dan keterampilan mengatasi.
- Memori dan Kesedihan atau Tahap Kelangsungan Hidup: Pilih kelompok yang berfokus pada penceritaan trauma.
- Tahap Reconnection atau Thriver: Pilih Kelompok yang bertujuan untuk membuat koneksi dengan orang orang.
- Kelompok pendidikan: Bisa untuk seluruh peserta terapi dalam semua tahapan.