Mengenal Tradisi Pernikahan Korea Selatan, Tarian hingga Pyebaek
Saat ini, masih banyak warga Korea Selatan yang menggunakan adat tradisional untuk melakukan pernikahan. Banyak dari mereka yang menganggap menikah menggunakan adat tradisi nenek moyang mereka adalah kebanggaan tersendiri.
Maudy Ayunda pun memasukkan unsur Negeri Ginseng itu dalam acara pernikahannya. Ia melabuhkan hatinya pada Jesse Choi, seorang pria berdarah Korea yang tinggal di Amerika Serikat, di tanggal cantik 22 Mei 2022 atau 22.5.22.
Pada momen prewedding, Maudy Ayunda memakai beberapa model hanbok, pakaian tradisional Korea Selatan. Selain itu, mertua Maudy Ayunda juga mengantarkan putra mereka ke pelaminan dengan memakai baju tradisional.
Penasaran dengan tradisi pernikahan di Korea Selatan? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasannya.
Tradisi Pernikahan di Korea
Berikut beberapa rangkaian dalam tradisi pernikahan budaya korea.
Tarian Buchaehum untuk Pembukaan
Tradisi pertama yakni menampilkan tarian. Sebelum upacara pernikahan dimulai, biasanya para tamu undangan yang hadir akan disuguhi tarian tradisional asal Korea Selatan. Biasanya, tarian yang ditampilkan adalah buchaechum. Tarian kipas ini dibawakan oleh sekelompok perempuan. Ada juga samulnori, yaitu permainan alat musik perkusi asal Korea Selatan.
Upacara Chin-Young-Rye
Upacara Chin-young-rye merupakan prosesi antara keluarga pengantin wanita yang menyambut kedatangan keluarga mempelai pria. Pesta pernikahan biasanya diselenggarakan di rumah pengantin wanita. Setelahnya pengantin pria akan memasuki halaman rumah pengantin wanita dengan mengikuti girukabi atau orang yang membawa bebek pernikahan.
Burung pernikahan ini berupa bebek yang tubuhnya dibungkus dengan kain warna-warni. Setelah memasuki halaman rumah, girukabi memberikan burung tersebut ke pengantin wanita.
Upacara Jeon-An-Rye
Upacara Jeon-an-rye adalah tradisi menerima pemberian dari mempelai pria. Prosesi ini berlangsung ketika pengantin pria meletakkan bebek di sebuah meja. Ia kemudian bersujud kepada ibu mertua sebanyak dua kali.
Lalu ibu mertua akan memasukkan burung tersebut ke dalam rumah. Namun pengaruh budaya modern, saat ini para pengantin lebih sering menggunakan bebek hiasan yang terbuat dari kayu karena lebih praktis.
Upacara Gyo Bae-Rye
Dilanjutkan dengan upacara Gyo bae-rye, yakni upacara pengikat janji dan komitmen dari kedua mempelai yang akan menikah. Mempelai pria biasanya akan berdiri di sebelah timur dan mempelai perempuan akan datang dari arah barat.
Masing-masing mempelai akan didampingi oleh beberapa orang untuk kemudian membantu kedua calon pengantin untuk mencuci tangan. Setelah itu, mempelai pria maupun perempuan akan mulai bersujud sebanyak dua kali.
Prosesi Han-Geun-Rye
Han-Geun-Rye merupakan tanda bahwa kedua mempelai telah bersatu dalam ikatan pernikahan. Kedua mempelai akan disuguhkan minuman anggur yang tersaji dalam gelas labu. Hal tersebut memiliki makna, bahwa prosesi ini sendiri diharapkan kedua mempelai yang lahir terpisah kemudian bersatu kembali dalam sebuah ikatan suci pernikahan.
Prosesi Seong-Hon-Rye
Prosesi Seong-hon-rye adalah bentuk penghormatan kepada pihak keluarga dan tamu undangan. Setelah kedua mempelai telah resmi menjadi sepasang suami dan istri, maka mereka akan memberikan penghormatan kepada para saudara dan tamu undangan yang telah hadir. Dalam prosesi ini, kedua mempelai dianjurkan untuk membungkuk dengan posisi 90 derajat.
Upacara Pyebaek
Prosesi terakhir ialah Pyebaek. Bentuk penghormatan kepada orangtua pengantin pria. Upacara ini dilakukan setelah prosesi pernikahan selesai. Dalam prosesi ini ibu mertua akan melemparkan buah jujube kepada kedua mempelai sebagai simbol agar pengantin yang baru menikah ini dapat dikaruniai banyak keturunan.