Mengenal Tradisi Melukat di Bali, Membersihkan Diri dan Pikiran
Tradisi di Bali selalu memiliki nilai rohani yang tinggi. Salah satunya adalah melukat. Prosesi melukat ini bertujuan untuk membersihkan diri dan pikiran bagi siapa saja yang menginginkannya. Seperti diketahui, masyarakat Bali sebagian besar menganut agama Hindu. Namun, melukat ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Tanpa memandang agama seseorang.
Tujuannya ialah melakukan pembersihan diri dan mendamaikan pikiran. Sejumlah artis perempuan pun diketahui melalui unggahan video dan foto di Instagram turut melakukan prosesi melukat ini. Sebut saja Cinta Laura, Jessica Iskandar, Pevita Pearce, dan Ariel Tatum.
Melukat memiliki makna penting bagi pengikutnya, seperti dalam ulasan berikut ini.
Apa itu Tradisi Melukat?
Dalam kepercayaan agama Hindu, melukat merupakan sebuah ritual untuk membersihkan atau menyucikan diri manusia secara lahir batin. Ritual ini hampir sama dengan ritual ruwatan yang dikenal dalam tradisi Jawa.
Ritual melukat dilakukan dengan cara mandi atau mengguyur tubuh seseorang dengan mata air. Karena hal tersebut, melukat juga disebut dengan ritual mandi suci.
Terdapat tujuh jenis upacara melukat, yaitu melukat astapungku untuk membersihkan dan menyucikan malapetaka akibat pengaruh hari kelahiran dan Tri Guna (Satwam, Rajas, Tamas) yang tidak seimbang.
Kemudian ada melukat surya yomana untuk melepas noda dan kotoran pada bayi, melukat gini ngelayang untuk pengobatan penyakit, melukat prabu untuk memohon agar para pemimpin mendapatkan kemakmuran, serta ada melukat gomana, melukat semarebada, dan melukat nawa ratna.
Makna Tradisi Melukat
Melukat merupakan upacara yang dilakukan untuk membersihkan jiwa dan pikiran dalam diri manusia. Tradisi ini dilakukan untuk membersihkan kekacauan simpul-simpul energi negatif manusia dengan bantuan dari alam semesta. Dengan penyucian, lapisan-lapisan di tubuh manusia dibersihkan agar lebih seimbang, pikiran pun akan lebih terang, penuh ketabahan, damai, jauh dari rasa marah, dan welas asih.
Ritual ini juga dipercaya dapat memberikan manfaat positif jika dilakukan dengan benar dan secara rutin juga tekun, misalnya setiap purnama, tilem, atau kajeng kliwon. Namun, perlu diingat bahwa melukat bukanlah cara untuk menebus dosa. Bagi umat Hindu, hukum karma hanya akan berhenti bila seseorang sudah mengalami moksha atau pembebasan sempurna.
Sarana dalam Upacara Melukat
1. Air suci, biasanya dibuat secara spiritual atau berasal dari mata air suci
2. Bunga harum berbagai jenis dan warna
3. Kelapa muda yang berukuran kecil atau disebut bungkak. Biasanya menggunakan bungkak hijau (Bungkak gadang) dan bungkak kuning (Bungkak gading)
4. Sarana upacara persembahan yang dinamakan pejati dan canang
Tempat Upacara Melukat
Bali memiliki banyak tempat untuk melakukan ritual melukat dengan beragam fungsi. Beberapa pura tersebut antara lain:
1. Pura Tirta Empul di Desa Tampaksiring, Gianyar adalah salah satu tempat melukat yang cukup populer. Di pura ini, warga yang datang melukat tidak hanya dari umat Hindu saja, namun banyak dari umat lain, bahkan hingga warga asing
2. Pura Tirta Ulun Danu, Songan, Kintamani, Bangli tempat melukat yang berada dipinggir Danau Batur.
3. Pura Taman Beji Griya Gede Manuaba, tempat melukat yang saat ini populer karena memiliki pemandangan yang alami dan sangat indah
4. Pura Taman Pecampuhan Sala, terletak di daerah Bangli dengan lingkungan yang masih sangat alami, dan berbagai tempat lainnya.
Tata cara tradisi melukat
Prosesi melukat sendiri memiliki beberapa variasi sehingga mungkin ada perbedaan antara satu tempat dan lainnya.
1. Urutan melukat di pancuran air biasanya berbeda sesuai tempat, ada yang berurutan dari kanan ke kiri, kiri ke kanan, bahkan dari tengah. Bahwa urutan tersebut bergantung dari kebiasaan yang ada di tempat tersebut dan wisatawan tinggal mengikuti alurnya.
2. Proses melukat akan dipimpin oleh sulinggih atau pendeta hindu. Selain itu, ada sesajen berupa pejati, dupa, dan canang sari yang akan diberikan mantra-mantra oleh sulinggih. Ada pula air kelapa gading yang dianggap sebagai air suci.
3. Orang yang akan melukat akan dimantrai oleh sulinggih, kemudian disiram dengan air suci.
4. Ritual dilanjutkan dengan membasuh diri di mata air untuk membersihkan diri lahir dan batin.
5. Setelah menyucikan diri dengan air, wisatawan akan diperkenankan untuk membilas tubuh dan berganti pakaian seperti semula.
6. Selanjutnya orang yang selesai melukat bisa melakukan sembahyang dan dipercikkan air suci oleh pendeta atau petugas setempat.
Aturan Tradisi Melukat
Adapun beberapa aturan yang wajib diikuti antara lain:
1. Mengganti pakaian dengan kain Bali.
2. Bagi wanita tidak sedang haid.
3. Tidak mandi menggunakan sabun dan sampo.
4. Mengikuti prosesi dengan membawa sesajen.
5. Tidak boleh mengumpat dan berkata kasar.
6. Dilarang meludah dan kencing di tempat penyucian.