Mengenal Tomahawk, Rudal yang Membombardir Suriah
Serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat, dengan bantuan dari Inggris dan Prancis, terhadap Suriah memunculkan nama Tomahawk sebagai salah satu rudal yang mencuri perhatian.
Berdasarkan keterangan dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, misil tersebut merupakan yang paling banyak digunakan dalam penyerangan tersebut.
Seperti ngopibareng.id kutip dari CNN, Minggu 15 April 2018, lembaga yang berkantor pusat di Pentagon itu menyebutkan bahwa sekitar 69 dari total 105 misil yang dilepaskan ke negara berpenduduk lebih dari 18 juta tersebut merupakan Tomahawk. Hal ini tidak mengherankan jika melihat teknologi yang dimiliki oleh misil tersebut.
Tomahawk merupakan ciptaan Raytheon, perusahaan yang fokus pada pertahanan nasional dan keamanan siber. Misil yang ditanamkan GPS akurasi tinggi ini bisa ditembakkan dari kapal laut maupun kapal selam dengan kecepatan mencapai 890 kilometer per jam.
Misil yang sudah mulai beroperasi sejak 1983 ini memiliki bobot 1.300 kilogram, panjang 5,56 meter, serta hulu ledak seberat 450 kilogram. Sebelumnya, Tomahawk sempat diamunisikan dengan tenaga nuklir, namun kini diganti menjadi peledak konvensional.
Versi terbaru dari misil tersebut, Tomahawk Block IV, bahkan memiliki sistem hubungan data dari satelit dua arah bernama Tactical Tomahawk Weapons Control System (TTWCS) yang memungkinkannya untuk mengubah sasaran walaupun sudah ditembakkan.
Dalam situs resminya, Raytheon menyebutkan bahwa Tomahawk sudah ditembakkan lebih dari 2.000 kali oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Ke depannya, pihak Raytheon dan Angkatan Laut Amerika Serikat tengah mengembangkan misil tersebut dengan jaringan komunikasi yang lebih baik, hingga kemampuan untuk mengincar target bergerak di laut maupun di darat dalam kondisi gelap dan cuaca buruk sekalipun.
Jenderal Joseph Dunford, salah satu perwira tinggi ternama AS mengatakan, serangan tersebut menghantam tiga target.
Ketiga target itu adalah pusat riset di dekat Damaskus, fasilitas gudang dan pos komando juga di dekat ibu kota, serta fasilitas penampungan senjata kimia di dekat Homs.
Shaun King, kolumnis situs berita The Intercept dalam kicauannya di Twitter mengatakan, setidaknya terdapat 112 Tomahawk yang diluncurkan ke Suriah. Rudal tersebut dihargai 1,87 juta dolar AS, sekitar Rp 25,7 miliar, per buah.
“Total, AS menggelontorkan 224 juta dolar AS, atau sekitar Rp 3,08 triliun,” kata King dalam kicauannya tersebut. (*)