Mengenal Tipe-tipe Diabetes yang Bisa Terjadi pada Anak-anak
Aktor cilik Matthew White meninggal dunia pada Minggu, 23 Januari 2022 sekitar pukul 20.00 WIB. Sang manajer, Oki Hartanto mengungkapkan bahwa Matthew White memiliki riwayat diabetes sejak 2018. Kondisi kesehatan pemeran film Danur ini pun menurun sehari sebelum mengembuskan napas terakhir di usia 12 tahun.
Berangkat dari kasus kematian Matthew White tersebut, dokter spesialis anak, dr Nur Rochmah, Sp.A (K) menjelaskan, ada tiga tipe diabetes yang bisa terjadi pada usia anak-anak. Antara lain diabetes melitus tipe satu, diabetes melitus tipe dua, dan diabetes monogenic.
Diabetes pada usia anak-anak patut diwaspadai karena dapat menyebabkan manifestasi klinis dan komplikasi akut. Guna meningkatkan awareness dokter Nur Rochmah menjelaskan masing-masing tipe diabetes yang bisa dialami oleh anak.
1. Diabetes Melitus Tipe Satu
Dokter pediatri RSIA Kendangsari Merr ini mengungkapkan, diabetes melitus tipe satu adalah kondisi di mana pabrik insulin dalam tubuh anak rusak akibat proses autoimun.
"Dalam tubuh anak yang mengidap diabetes melitus tipe satu terjadi perang-perangan autoimun istilahnya. Karena produksi insulin tidak bisa digunakan tubuh untuk melakukan metabolisme," ujar dokter Nur Rochmah, Rabu, 26 Januari 2022.
Dalam istilah medis, pada anak pengidap diabetes melitus tipe seolah terjadi hiperglikemia (kelebihan gula darah) dalam tubuh. Akibat kondisi ini, tubuh anak yang mengalami diabetes melitus memang cenderung slim (kurus).
"Diabetes melitus tipe satu umumnya terjadi pada usai anak-anak 6 bulan ke atas," sambung dokter Nur Rochmah.
2. Diabetes Melitus Tipe Dua
Berbeda dengan diabetes melitus tipe satu, pada tipe dua ini anak cenderung gemuk atau mengalami obesitas.
"Biasanya orangtua seneng kalau anaknya gemuk. Nah, sekarang gemuk atau obesitas ini tidak identik dengan sehat. Anak yang obesitas bisa mengalami diabetes melitus tipe dua," jelas dokter Nur Rochmah.
Pada diabetes melitus tipe dua, ujar dokter Nur Rochmah, reseptor atau wadah dari insulin menjadi tidak sensitif karena obesitas pada anak.
"Kalau tipe satu kan pabrik insulinnya rusak, kalau tipe dua pabrik insulinnya cukup tapi reseptor atau wadahnya jadi tidak sensitif karena obesitas," terangnya.
Umumnya, lanjut dokter Nur Rochmah, anak-anak yang mengalami diabetes melitus tipe dua ini memang memiliki riwayat keluarga yang juga diabetes melitus tipe dua.
Di masa pandemi Covid-19 seperti ini, kondisi anak-anak kurang bergerak karena mengikuti pelajaran online dan banyak menghabiskan waktu di rumah dapat memicu obesitas. Kalau sudah obesitas dikhawatirkan bisa mengalami diabetes melitus tipe dua.
"Ini yang harus diwaspadai orang tua, karena saat ini anak-anak banyaknya olahraga jempol. Jadi orangtua harus mengubah pola hidup mengajak anak-anak untuk olahraga dan bergerak," harap dokter Nur Rochmah.
Untuk diabetes melitus tipe dua ini umumnya terjadi pada anak usia pubertas atau menginjak usia remaja.
3. Diabetes Monogenic
Diabetes tipe ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir atau yang biasa disebut neonatal diabetes. "Diabetes pada kehamilan biasanya bisa memicu anaknya jadi neonatal diabetes. Untuk neonatal diabetes gejala bisa muncul sejak bayi," ungkap dokter Nur Rochmah.
Advertisement