Mengenal Tindakan Pembedahan Pada Kanker Payudara
Dalam penyuluhan kanker payudara, deteksi sedini seperti Sadari (Periksa Payudara Sendiri) ataupun pemeriksaan skrining mengunakan mamografi menjadi hal yang selalu ditonjolkan.
Tentunya dengan tujuan mencegah lebih baik daripada mengobati. Tapi di sisi lain seseorang yang sudah didiagnosis mengalami kanker payudara juga membutuhkan informasi mengenai pengobatan kanker payudara sendiri.
Salah satu pengobatan kanker payudara adalah tindakan pembedahan, namun karena kurangnya informasi tindakan ini masih dianggap menakutkan oleh sebagian orang. Orang awam berpikiran tindakan itu dilakukan untuk mengangkat semua payudara.
Menanggapi hal tersebut dokter spesialis bedah, dr Sahar Bawazeer mengungkapkan, tindakan bedah saat ini tidak menggunakan metode lama, yakni mengangkat semua payudara (masektomi).
"Dengan kecangihan alat dan tahapan pemeriksaan yang lengkap, tindakan pembedahan payudara bisa dilakukan untuk mengangkat benjolannya saja," ujar dokter MediCelle Clinic ini.
Sahar biasa dia disapa mengatakan, sebelum dokter memutuskan tindakan pembedahan pada suatu kasus, terlebih dulu dilakukan pemeriksaan radiologi, momografi, dan patologi (tindakan biopsi) pada pasien tersebut.
"Setelah diketahui patologis jenis kankernya apa baru diputuskan planing terapinya. Bila ukurannya kecil dan tidak menganggu kosmetik payudara, baru dokter akan menyarankan tindakan pembedahan untuk mengambil benjolan (lumpektomi) dan jaringan sekitar," terang Sahar.
Ketika benjolan yang ada di payudara besar, lanjut dia, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan kemoterapi terlebih dahulu guna mengecilkan benjolan.
"Pembedahan payudara dilakukan dengan melihat ukuran benjolan, dan tidak ada benjolan pada dua sisi payudara yang berbeda," tuturnya.
Satu payudara akan dibagi dalam empat sisi kuadrat, bila benjolan ada dua tapi di sisi kuadrat yang sama itu bisa diambil.
"Tapi kalau benjolannya berada di sisi kuadrat yang berbeda tidak bisa dilakukan pembedahan," jelas Sahar.
Setelah dilakukan tindakan pembedahan pun, ungkap Sahar, pasien harus melakukan radioterapi untuk mengetahui apakah masih ada penyebaran di payudaranya atau tidak.
"Maksimal setelah pembedahan, pasien harus melakukan radioterapi untuk lokal kontrol payudara, bila dilakukan lebih dari 6 bulan itu tidak akan ada artinya," imbuhnya.
"Asalkan setelah tindakan pembedahan rutin cekup, bila ada kekambuhan bisa dioperasi ulang," tutupnya.
Advertisement