Mengenal Tarekat, Jagat Kaum Sufi dan Keteguhan Syariat Islam
Tarekat sufi merupakan wadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa-ta'ala (SWT). Ada sejumlah aliran yang diakui (mu'tabarah) tersambung sanadnya dengan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW), yang berkembang di Indonesia. Mereka di antaranya, terganng dalam Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) dengan Rais Aam Habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan.
Di luar itu, ada juga tarekat lokal yang ghoaru mu'tabarah (tak diakui keabsahannya, karena terputus sanadnya dengan Rasulullah SAW).
Tarekat dalam tasawuf berarti jalan menuju Allah SWT untuk meraih ridha-Nya dengan menaati segala ajaran-Nya. Sebagai sebuah organisasi tempat berkumpulnya orang-orang yang berupaya untuk mengikuti kehidupan tasawuf, tarekat tak cuma menjalankan ritual-ritual kegiatan keagamaan semata. Kehadiran tarekat tak serta merta menjadikan salik (pengikutnya) meninggalkan kehidupan duniawi.
Asal Usul Tarekat
Tarekat mulai berkembang sekitar abad ke-6 H. Adalah Tarekat Qadiriyah yag pertama kali berdiri. Tarekat ini diajarkan Abdul Qadir bin Abdullah Al-Jilani, seorang sufi tersohor di Baghdad. Menurut legenda, sufi kelahiran Jilan, Persia 471 H itu adalah orang saleh yang memiliki keajaiban.
"Tarekat Qadiriah terkenal, karena keteguhannya dalam berpegang kepada syariat,'' papar Dr Yunasril dalam Eksiklopedi Tematis Dunia Islam.
Orientalis Inggris, AJ Arberry pun mengakuinya. Menurut dia, faktor penentu keberhasilan tarekat itu dan tarekat sejenisnya adalah ketaatan dan keteguhannya kepada syariat Islam.
Kata tarekat berasal dari bahasa Arab, yakni tariqah yang berarti jalan atau metode yang ditempuh para sufi dalam menjalankan ibadah, zikir dan doa. Ritual ibadah itu diajarkan seorang guru sufi kepada muridnya dengan penuh kedisiplinan. Hubungan murid dan guru itu, kemudian melahirkan kekerabatan sufi.
Menurut Al Jurjani Ali bin Muhammad Ali (740-816 M), tarekat ialah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah SWT melalui tahapan-tahapan atau maqamat. Tujuan utama sebuah tareta tasawuf adalah menekan hawa nafsu. Sebab, hawa nafsu, kerap menjadikan manusia jauh dari Tuhan.
Guna mendekatkan diri dengan Sang Khalik, para pengikut tarekat secara rutin melakukan wirid berupa salat sunak, zikir dan doa sepanjang waktu, pagi, siang, sore dan malam hari. Komponen utama sebuah oraganisasi tarekat terdiri dari guru, murid, amalan, zawiyyah dan adab.
Di antara sederet tarekat, ada yang dipandang sah dan ada pula yang tidak sah. Sebuah tarekat dikatakan sah (mu'tabarah), apabila amalan tarekat itu dapat dipertanggungjawabkan secara syariah alias sesuai dengan Al-Quran dan Hadits.
Sedangkan, tarekat tak sah (ghairu mu'tabarah) adalah tarket yang tak berpedoman pada dua hal yang ditinggalkan Rasulullah SAW bagi umatnya, yakni Alquran dan Hadits.Tasawuf mulai berkembang di bumi Nusantara sejak masa kolonialisme. Sehingga sejarah tarekat di Indonesia mencatat bahwa gerakan ini juga melakukan perlawanan terhadap penjajah.
Saat ini, di dunia Islam dikenal berberapa tarket besar, seperti Tarekat Kadiriyah, Naqsyabandiyah, Syattariyah, Samaniyah, Khalwatiyah, Tijaniyah, Idrisiyah, dan Rifaiyah.
Advertisement