Mengenal Siklus dan Ciri-ciri Sebaran Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk aedes aegypti masih menjadi momok bagi masyarakat. Nyamuk dengan warna bitnik hitam putih dikenal menyebarkan virus dengue penyebab orang terjangkit demam berdarah.
Data dari Kemenkes RI, pada 2024 sampai minggu ke 17 terdapat 88.593 kasus DBD dan kematian DBD sebanyak 621. Kasus DBD terlaporkan dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, dan kematian akibat dengue terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi.
Menurut Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Ramadhani, kejadian dengue harus melihat vektor, tidak ada kasus dengue tanpa adanya vektor. Bagaimana perilakunya, seperti tempat bertelur, jarak terbang, waktu menggigit, dan tempat istirahat.
“Aedes aegypti memiliki pola berbentuk garis putih yang berjumlah dua buah dipunggungnya dan terdapat pola garis-garis pendek berwarna putih yang cukup banyak. Inilah penyebab nyamuk ini terlihat memiliki motif belang-belang,” ujarnya dikutip di laman brin.go.id, Kamis 16 Mei 2024.
Aedes aegypti memiliki adaptasi yang sangat tinggi, sehingga dia mampu berkembang di wilayah yang memang bukan wilayahnya. Ditandai dengan awal dia berkembang di hutan, menyebar sampai berkembang ke area perkotaan. Menyebar ke hampir seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan sub tropis. Sebaran Aedes aegypti hampir di seluruh wilayah dunia, yang berawal dari hutan di Afrika dan menyebar ke Asia Tenggara.
Aedes aegypti juga dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah ±1.000 m dari permukaan air laut. Sedangkan di atas ketinggian 1.000 m nyamuk ini tidak dapat berkembang biak, karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah.
“Jarak terbang nyamuk ini sekitar 100 meter atau radiun 20 rumah. Menurut WHO, batas ketinggian penyebarannya di kawasan Asia Tenggara berkisar 1000 - 1500 m, sedangkan di Kolombia mencapai 2200 m di atas permukaan laut,” jelasnya pada webinar Nasional Penyakit Tular Vektor dan Zooonosis dengan tema Perkembangan Terkini Pengendalian Vektor Dengue di Indonesia.
Siklus hidup Aedes aegypti antara lain pertama saat dalam bentuk telur, maka telur tersebut diletakan di permukaan air dengan jumlah bervariasi 100-300 butir rata-rata 150, dengan ukuran 0.5 mm berwarna hitam. Frekuensi telur 2-3 hari sekali, setelah 1-2 hari telur akan menetas menjadi larva. Telur menempel pada dinding wadah seperti lem, dan dapat bertahan hidup dalam kekeringan hingga 8 bulan.
Kedua, apabila setelah berbentuk larva, dia akan berganti kulit 4 kali. Kecepatan tumbuh meningkat dengan naiknya suhu dan tersedianya makanan cukup. Pengelupasan kulit pada tingkat (instar) ke IV merupakan awal pembentukan pupa. Waktu jentik menjadi pupa 5-7 bahkan sampai 15 hari, tergantung suhu, dan tersedianya makanan.
Ketiga, bentuk pupa adalah stadium istirahat, dan tidak makan, kemudian terjadi proses pembentukan alat tubuh seperti alat kelamin, sayap, dan kaki. Tahap pupasi akan memerlukan waktu 1-2 hari. Pada umumnya nyamuk jantan menetas lebih dahulu daripada nyamuk betina.
Keempat, nyamuk yang baru muncul dari pupa, beberapa saat tubuhnya akan mengeras dan mencari tempat istirahat. Proses tersebut memakan waktu lebih kurang 10-15 menit kemudian terbang. Nyamuk betina kawin satu kali dalam hidupnya, setelah keluar dari kepompong.
Umur nyamuk jantan pendek + 1 minggu, dan biasanya terbang di sekitar tempat perindukan. Sedangkan umur betina rata-rata 1-2 bulan. Makanan nyamuk betina adalah darah yang dibutuhkan untuk perkembangan telur, sedangkan Jantan memerlukan cairan buah atau tumbuh-tumbuhan.
Menurut Tri, perilaku Aedes aegypti saat menghisap darah, nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2-3 hari sekali. Jadi, lebih banyak menggigit pada siang hari daripada malam hari, yaitu pukul 08.00-12.00 dan pukul 15.00-17.00. Posisi menghisap darah sejajar dengan permukaan kulit manusia, nyamuk betina sangat menyukai darah manusia (antropofilik). Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menggigit lebih dari satu orang.
Resting habit atau kebiasaan beristirahatnya meliputi istirahat sebenarnya yaitu selama waktu menunggu proses perkembangan telur antara 2 sampai 3 hari. Istirahat sementara adalah pada waktu sebelum dan sesudah mencari darah.
Tri Ramadhani menegaskan, Aedes aegypti suka beristirahat di tempat yang gelap, lembab dan tersembunyi di dalam rumah atau bangunan termasuk di kamar tidur, kamar mandi, maupun di dapur. Suhu yang disukai di lingkungan tersebut berkisar antara 150C – 400C dengan kelembaban berkisar 60 - 89%.