Mengenal Radioterapi sebagai Pengobatan Kanker di AHCC
Di Surabaya hanya beberapa layanan kesehatan yang memiliki layanan radioterapi. Salah satunya ialah Adi Husada Cancer Center (AHCC) yang berada di bawah naungan RS Adi Husada Undaan Wetan. Layanan ini tetap buka di tengan pandemi corona. Tentu pihak rumah sakit tetap menerapkan aturan cek suhu tubuh pasien dan pengantar, serta social distancing dan physical distancing.
Dikutip dari channer YouTube AHCC, Radioterapi merupakan terapi menggunakan radiasi yang dibangkitkan oleh Linear Accelerator. 50-60 persen pasien kanker akan membutuhkan Radioterapi sebagai modalitas tunggal maupun kombinasi dengan terapi lainnya, seperti pembedahan dan kemoterapi.
Radioterapi dijadwalkan selama lima hari dalam seminggu sesuai jumlah fraksi yang telah diberikan. Perawat akan menghubungi pasien sesuai jadwal Radioterapi.
Konfirmasi kehadiran biasanya butuh waktu lima menit dengan menunjukkan kartu berobat pasien dan memakai gelang pasien.
Proses Radioterapi per pasien berkisar 5-30 menit. Anda disarankan datang lebih awal untuk persiapan, seperti ganti pakaian dan melakukan pemeriksaan tensi darah.
Sambil menunggu antrean, pasien bisa menikmati fasilitas seperti WiFi, minibar, maupun membaca media cetak dan brosur seputar kanker.
"Kami sarankan untuk pasien datang lebih awal. Sebab sebelum kita melakukan tindakan Radioterapi, kita akan melakukan pengecekan tensi untuk mengetahui kondisi pasien. Setelah itu, pasien bisa berganti pakaian dan menunggu antrean agar merasa nyaman," kata perawat Linda Oktavyanti.
Sebelum melakukan Radioterapi, radioterapis akan menanyakan identitas anda untuk melakukan verifikasi data pasien. Setelah itu, radioterapis akan membaringkan tubuh anda di meja treatment dengan posisi citysimulator.
Selanjutnya, petugas akan meninggalkan ruangan sesuai prosedur dan memantau anda dari ruang kontrol di mana mereka dapat melihat dan mendengar anda. Anda akan mendapatkan radiasi secara aman meski tak kasat mata, berbau maupun berasa.
"Pada saat pertama kali menjalani Radioterapi saya gugup. Sekarang saya sudah terbiasa, posisi saya terbaring dengan alat yang berputar-putar di dekat saya. Di ruang radiasi kita tidak diperkenankan untuk bergerak. Tetapi radiasinya tidak terasa apa pun di badan kita. Tidak berbau dan tidak tampak oleh mata," demikian keterangan seorang pasien, Denny Novario.
"Selama menjalani radiasi saya masih bisa mengendarai mobil, olahraga. Semua pantangan dan arahan bisa saya pelajari di buklet yang saya terima sebelum radiasi dilakukan," sambung pasien.
Setelah melakukan Radioterapi, pasien bisa meninggalkan ruangan dan kembali beraktivitas.
"Badan atau tubuh saya seperti mengalami sesuatu yang berbeda. Setelah saya konfirmasi ke perawat ternyata itu adalah efek samping dari Radioterapi tersebut. Di buklet tentang kanker ada cara mengatasi keluhan atau sesuatu yang terjadi pada tubuh saya," ungkap Lily Kogin.
Sebelum melakukan Radioterapi, tim medis sudah menentukan besaran dosis yang tepat untuk kanker anda.
"Radioterapi ini merupakan spesifik dalam pengobatan kanker di mana dosis tiap pasien berbeda-beda. Tujuan kami memberikan maksimal dosis untuk tumor, tapi minimal pada jaringan sekitarnya," ujar Dr. Lulus Handayani, Sp.Rad(K)Onk.Rad.
Tim multidisiplin akan melakukan evaluasi pada setiap kasus kanker. Hal ini untuk menentukan besaran dosis dan teknik yang dilakukan hingga faktor keamanan dan kenyamanan pasien.
Pertemuan ini dilakukan secara periodik untuk memantau perkembangan si pasien.
Pelajari lebih lanjut tentang Radioterapi dari sudut pandang pasien dari video ini. Cari tahu berapa lama Radioterapi dilakukan, apa saja tahapan dalam radioterapi, hingga bagaimana penanganan efek samping Radioterapi di Adi Husada Cancer Center (AHCC) - Cancer Treatment with a Difference.