Fisikawan Medis, Penting tapi Jarang Orang yang Tahu
Profesi fisikawan medis mungkin jarang terdengar di telinga Anda. Atau bahkan baru pertama kali ini Anda mengetahuinya. Profesi ini memang tak banyak diketahui tapi sangat dibutuhkan di bidang kesehatan. Khususnya, layanan kesehatan yang memiliki fasilitas radiologi.
Fisikawan medis sebenarnya salah satu profesi tenaga kesehatan yang sejajar dengan profesi lain, seperti dokter atau radiografer medik. Namun sayang belum diketahui secara luas oleh masyarakat.
Ketidaktenaran profesi ini bisa dipahami lantaran, tugas pokok dan fungsi fisikawan medis tidak sama dengan kedua tenaga kesehatan tersebut. Dokter adalah tenaga profesi yang langsung berada di garda depan. Menangani diagnosa dan pengobatan pasien. Demikian halnya radiografer berada di garis depan yang berhubungan langsung dengan pasien ketika prosedur radiologi dilakukan.
Sedangkan fisikawan medis hanya berada di balik layar dari proses radiologi karena peran yang dilakukan fisikawan medis, di antaranya melakukan pengujian kinerja peralatan (pesawat sinar-X diagnostik, radioterapi dan kedokteran nuklir) dan keakurasian melalui perhitungan dosis.
Meskipun seorang fisikawan medis tak langsung bersentuhan dengan pasien tetapi mempunyai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang sangat strategis, tanpa kehadiran personil yang berkualifikasi ini dalam “Team Work for Radiology”, maka layanan radiologi tidak sesuai standar WHO dan IAEA.
Fisikawan medis adalah profesi yang baru berkembang di Indonesia sekitar 10 tahun belakangan ini. Karena, berdasarkan standar internasional, layanan radiologi yang lengkap harus menyediakan fisikawan medis sebagai mitra kerja para praktisi medik atau profesi lain, seperti dokter spesialis radiologi, dokter spesialis onkologi radiasi, dokter spesialis kedokteran nuklir radiografer, maupun dokter spesialis radiologi kedokteran gigi.
Berdasarkan standar yang ditentukan tentang tenaga kerja fisikawan medis dalam sebuah layanan radiologi. Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya yang merupakan pusat layanan cancer terpadu dan terintegritas juga memiliki tenaga fisikawan medis.
Tak hanya sebagai pemenuhan standar, tenaga fisikawan medis AHCC juga mengerti benar apa tugas dan fungsinya dalam radioterapi khususnya di AHCC.
Saat reporter ngopibareng.id berkesempatan mengunjungi ruangan fisikawan medis AHCC, ada dua tenaga kerja fisikawan medis yang berada di balik layar komputernya masing-masing.
Tak banyak benda terlihat di sana. Hanya ada dua komputer untuk para fisikawan medis AHCC dan satu komputer lagi untuk dokter. Dua tenaga fisikawan medis AHCC yakni, Lellen Novia Hariono dan Achmad Haries Firmansyah berbagi cerita mengenai profesi yang krusial dalam dunia radiologi tapi masih sedikit diketahui orang.
"Sebenarnya prinsip ilmunya fisika medis, Ilmu fisika yang diterapkan pada bidang medis. Kami disini berada di balik layar berjalannya radioterapi pada setiap pasien," ungkap Lellen Novia Hariono kepada ngopibareng.id.
Untuk terjun dalam profesi ini pendidikan yang ditempuh ialah bidang ilmu fisika murni dengan sub jurusan fisika medis. Setelah lulus dari fisika medis akan dilanjutkan dengan pendidikan profesi selama satu tahun untuk dapat bekerja pada rumah sakit atau perusahaan alat kesehatan.