Mengenal Metode Pembekuan Sel Telur yang Dilakukan Luna Maya
Agar bisa hamil di usia berapa pun, artis Luna Maya melakukan pembekuan sel telur atau freeze egg. Ia percaya dengan kecanggihan teknologi di bidang medis, dirinya bisa hamil di usia berapa pun jika kelak menikah. Perempuan 38 tahun ini mengungkap fakta ini di kanal YouTube Venna Melinda Channel.
Lantas seperti apa sebenarnya metode pembekuan sel telur atau freeze egg ini? dr Benediktus Arifin, MPH, SpOG (K) menjelaskan, pembekuan sel telur metodenya hampir sama dengan pembekuan embrio atau embryo banking.
"Hanya perbedaannya, jika pembekuan embrio merupakan pembekuan dari hasil pembuahan sel telur dengan sel sperma. Sedangkan, egg banking adalah pembekuan atau penyimpanan sel telurnya saja," ungkap dokter spesialis Obgyn ini.
Dokter dari Morula IVF Surabaya ini mengatakan, dalam proses freeze egg umumnya ada tiga tahapan yang dilakukan. Pertama, stimulasi untuk menumbuhkan folikel pada wanita yang akan menyimpan sel telur.
Selanjutnya, kata dokter Benediktus, tahapan kedua ovum pick up, yaitu mengambil sel telur yang akan disimpan. Tahap ketiga, pembekuan sel telur dengan metode vitrifikasi cryopreservation.
"Tahap satu dan dua mirip dengan tahapan Fertilisasi In Vitro (IVF) atau bayi tabung," imbuh dokter Benediktus.
Metode freeze egg di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 2019. Tapi, sebenarnya teknologi ini sudah ada sejak lama. Di Jerman misalnya, lebih rutin dilakukan dilakukan penyimpanan sel telur daripada embrio, karena aturan yang berlaku di sana.
"Di Morula juga sudah mulai sering melakukan pembekuan sel telur sejak tahun 2018-2019-an. Sudah sering saya lakukan, umumnya kami sebagai dokter menganjurkan untuk dilakukan pada usia 38 tahun ke bawah, tapi juga bisa bila dilakukan di usia 38 ke atas," terangnya.
Nantinya bila ingin hamil dengan mengunakan sel telur yang dibekukan akan dilakukan proses Fertilisasi In Vitro (IVF) atau bayi tabung. Sel telur akan di thawing (dicairkan) dan dipertemukan dengan sel sperma suami.
"Kelebihannya adalah kualitas sel telur tersebut akan sesuai dengan usia wanita ketika dia membekukannya," imbuhnya.
Selain mempersiapkan kehamilan di usia berapa pun, dokter Benediktus juga menjelaskan beberapa indikasi dalam melakukan pembekuan telur.
Indikasi tersebut antara lain, kondisi emergency proses IVF, suami kesulitan untuk mengeluarkan sperma, pada pasien kanker yang akan mendapatkan kemoterapi bisa melakukan pembekuan sel telur untuk menjaga kualitasnya, dan juga wanita yang ingin menunda kehamilan.
Dokter Benediktus pun memberi catatan, beberapa kondisi yang tak bisa dilakukan pembekuan sel telur. "Yang tidak memiliki sel telur atau yang bertujuan untuk didonorkan ini tidak boleh. Nantinya, harus dipertemukan dengam sperma suami yang sah," tutupnya.
Advertisement