Mengenal Kifosis dapat Melemahkan Fungsi Fisik
Penyakit kifosis adalah kelainan tulang belakang yang umum terjadi. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tapi paling sering menyerang remaja yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan perempuan lansia.
Kelainan tulang belakang ini bisa merupakan bawaan lahir. Tetapi masalah ini bisa terjadi jika Anda punya kebiasan membawa tas ransel berat, memindahkan barang-barang tanpa menggunakan troli hingga posisi duduk dan berjalan yang tidak tegak. Kebiasaan ini lama-kelamaan bisa menyebabkan kelengkungan tulang belakang yang berlebihan.
Berikut ini ulasan mengenak kondisi kifosis, mulai dari jenis, penyebab, faktor risiko hingga cara pengobatannya.
Apa Itu Kifosis?
Mungkin istilah kifosis asing ada beberapa orang. Kifosis atau yang dikenal dengan kelainan pada lengkungan tulang belakang yang membuat punggung bagian atas terlihat membulat atau bengkok tidak normal. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh wanita lanjut usia.
Setiap orang memiliki tulang belakang yang melengkung pada kisaran 25-45 derajat. Akan tetapi, pada penderita kifosis, kelengkungan tulang belakang bisa mencapai 50 derajat atau lebih sehingga membuat penderitanya bungkuk. Sudut kurva dada pada kifosis berkisar antara 10 sampai 40 derajat dalam pengukuran sudut antara lempengan ujung atas T5 dan lempengan ujung bawah T12.
Seseorang yang mengidap kifosis dapat terlihat dari kondisi fisiknya, di mana bagian belakang tubuhnya akan terdapat punuk, tepatnya berada di punggung bagian atas. Pada umumnya, kifosis hanya menimbulkan sedikit masalah dan cukup diatasi dengan fisioterapi atau menggunakan penyangga punggung.
Namun, kifosis yang parah dapat menimbulkan nyeri dan gangguan pernapasan. Kondisi tersebut perlu ditangani dengan prosedur operasi.
Jenis-jenis Kifosis
1. Kifosis postural
Jenis kelainan tulang belakang ini umumnya menyerang remaja. Biasanya terjadi pada orang yang memiliki postur atau sikap tubuh yang buruk secara terus-menerus sehingga membuat tulang melengkung berlebihan. Sementara pada orangtua, biasanya penyakit terjadi akibat pengeroposan tulang (osteoporosis).
2. Kifosis kongenital
Jenis kelainan tulang belakang ini merupakan bawaan lahir. Bayi yang lahir dengan kondisi ini kemungkinan besar mengalami perkembangan tulang belakang yang tidak sempurna selama di dalam kandungan.
3. Kifosis metabolik
Jenis kelainan tulang belakang ini terjadi akibat tubuh tidak bisa memproses kalsium, magnesium, fosfor, dan mineral penting untuk menjaga tulang tetap kokoh. Akibatnya, tulang jadi lemah, rapuh, dan mudah melengkung secara berlebihan.
4. Kifosis pascatrauma
Tipe kelainan tulang ini terjadi ketika tulang belakang terluka dan patah. Ini bisa saja terjadi karena terjatuh, kecelakaan kendaraan, atau tertimpa sesuatu yang berat di punggung. Saat tulang retak, tulang bisa runtuh dan menimbulkan kelengkungan yang berlebihan.
5. Kifosis Scheuermann
Jenis kelainan tulang ini menyebabkan ruas tulang belakang menciptakan bentuk segitiga sehingga membuat tulang belakang melengkung ke depan secara berlebihan.
Penyebab Kifosis
Penyebab kelainan tulang kifosis ini sangat beragam, baik itu karena aktivitas, cedera, atau masalah kesehatan tertentu.
1. Osteoporosis
Osteoporosis menyebabkan pengeroposan tulang sehingga membuat tulang jadi melemah dan mudah patah. Selain itu, osteoporosis juga membuat tulang mengalami kelengkungan yang tidak normal.
2. Cacat bawaan lahir
Bila dalam kandungan perkembangan tulang belakang tidak mencapai sempurna, anak bisa lahir dengan kelengkungan tulang belakang yang tidak normal.
3. Memiliki sindrom tertentu
Sindrom seperti Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan dapat menyebabkan anak memiliki punggung atas yang melengkung tidak normal.
4. Penyakit Scheuermann
Penyakit ini menyebabkan kifosis Scheuermann, yang rata-rata menyebabkan kelengkungan tulang belakang tidak normal di usia remaja.
5. Patah tulang
Patah tulang atau fraktur, terutama pada tulang belakang, bisa menyebabkan kelengkungan pada tulang tersebut jadi abnormal.
6. Penyakit kanker
Kanker tulang, terutama yang timbul di tulang belakang, dapat melemahkan tulang. Hal ini dapat membuat tulang jadi mudah patah. Risikonya juga bertambah besar akibat perawatan kemoterapi dan radioterapi.
Faktor Risiko pada Kifosis
Kifosis dapat dialami siapa saja. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kifosis, yaitu:
• Penyakit osteogenesis imperfecta
Osteogenesis imperfecta atau penyakit tulang rapuh adalah kondisi tulang yang mudah patah, meski hanya menerima sedikit tekanan.
• Skoliosis
Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang melengkung seperti huruf S.
• Spina bifida
Spina bifida adalah penyakit kelainan bawaan lahir akibat tidak sempurnanya pembentukan tulang belakang dan saraf tulang belakang.
• Penyakit Paget
Penyakit Paget adalah gangguan yang memengaruhi proses regenerasi tulang, sehingga memicu kerapuhan tulang.
• Neurofibromatosis
Neurofibromatosis merupakan kelainan genetik yang memicu terbentuknya tumor di sistem saraf.
• Tuberkulosis (TB)
Penyakit ini seringkali menyerang paru-paru. Namun, pada beberapa kasus, tuberkulosis dari paru-paru dapat menyebar dan menyebabkan tuberkulosis di tulang belakang. Kondisi ini dapat merusak tulang belakang dan menyebabkan kifosis.
• Distrofi otot
Distrofi otot adalah kelainan akibat faktor genetik yang menyebabkan otot melemah secara bertahap.
• Fraktur kompresi
Fraktur kompresi atau patah tulang belakang akibat tekanan dapat memengaruhi kelengkungan tulang belakang.
Gejala Kifosis
Seseorang yang mengalami kondisi kifosis tentu akan merasakan gejala, seperti:
• Perbedaan pada tinggi bahu kanan dan kiri
• Perbedaan pada tinggi atau posisi tulang belikat
• Kepala terlihat lebih condong ke depan dibandingkan bagian tubuh lain
• Punggung terlihat miring ketika membungkuk
• Otot hamstring (otot belakang paha) terasa kencang
• Nyeri atau kaku di punggung
• Kelelahan
Seiring kondisinya memburuk, kifosis dapat menimbulkan gejala lain, seperti:
• Perubahan pada kebiasaan buang air kecil dan buang air besar
• Napas tersengal-sengal atau sulit menarik napas
• Kaku, kesemutan, atau kelemahan di kaki
Cara Mencegah Terjadinya Kifosis
Agar terhindar dari kondisi kifosis yang dapat mengganggu, Anda dapat melakukan hal berikut:
• Rutin olahraga
Lakukan olahraga karena ini dapat menjaga tulang belakang tetap kuat dan fleksibel. Contoh olahraga yang dapat dipilih adalah lari, berenang, dan yoga.
• Hindari membawa barang berat di punggung
Memindahkan barang dengan punggung atau membawa tas berat bisa juga melemahkan tulang belakang. Oleh karena itu, kurangi barang bawaan dalam tas punggung dan gunakan troli untuk memindahkan barang sehingga Anda tidak perlu mengangkatnya.
• Terapkan postur tubuh yang baik
Saat duduk dan berjalan, pastikan posisi tubuh selalu tegak karena kebiasaan ini dapat menghindari kelengkungan tulang belakang yang berlebihan.
Advertisement