Mengenal Kelainan Mata Low Vision dan Faktor Risiko Penyebabnya
Kelainan refraksi yang umum diketahui adalah myopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat) dan silindris. Padahal, ada kelainan refraksi lainnya yang disebut dengan low vision.
Dokter Kitriastuti, Sp.M dari Rumah Sakit Mata Undaan (RSMU) Surabaya menjelaskan, low vision adalah kondisi menurunnya kualitas penglihatan, di mana penglihatan hanya tersisa 20 persen dari keseluruhan penglihatan normal. Kondisi ini juga termasuk gangguan penglihatan kronis yang tidak dapat diperbaiki melalui prosedur medis.
"Jadi low vision itu kondisi penglihatannya hanya tinggal 20 persen dari 100 persen (penglihatan normal. Istilahnya begini setelah dilakukan terapi secara maksimal dan dikoreksi, penglihatannya tetap 20 persen. Itu low vision," kata dokter Kitriastuti ditemui di ruangannya beberapa hari lalu.
Low vision bisa dialami anak-anak hingga usai tua. Untuk itu, dokter dari divisi kelainan Refraksi dan Optimologi Visual ini menjelaskan, dari jenisnya low vision dibagi menjadi dua. Pertama adalah kongenital (bawaan sejak lahir) dan kedua ialah low vision yang didapatkan, karena komplikasi suatu penyakit.
Lanjutnya, low vision kongenital biasanya disebabkan oleh beberapa faktor risiko, seperti bayi lahir prematur, saat kehamilan ibu mengalami sakit, setelah lahir bayi mengalami kejang dan sebagainya.
"Bayi yang memiliki faktor risiko di atas disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata sedini mungkin. Bila sudah dilakukan terapi dan dikoreksi secara maksimal kondisi penglihatannya hanya 20 persen, maka dia mengalami Low Vision," terangnya.
Sementara, lanjut dokter Kitriastuti kondisi low vision yang didapatkan biasanya dikarenakan gaya hidup atau suatu penyakit seperti penyakit Glaukoma atau Retinopati Diabetik.
"Bila penyakit-penyakit tersebut sudah mengalami komplikasi yang parah bisa menyebabkan low vision, di mana penurunan berkurang hingga 20 persen. Low Vision yang didapatkan ini, biasanya dialami oleh mereka yang berusia dewasa hingga lanjut," paparnya.
Pengobatan low vision, ujar Dokter Kitri bisa dilakukan dengan melatih atau memaksimalkan sisa penglihatannya. Sehingga meskipun terbatas, penderita Low Vision bisa tetap hidup mandiri dan memaksimalkan potensinya.
RSMU Surabaya memiliki tenaga dokter dan alat yang canggih untuk terapi pada pasien low vision.