Mengenal Kebiasaan Minum Soju di Negara Korea
Soju adalah minuman beralkohol dari Korea. Soju dibuat dari hasil penyulingan beras, namun ada juga yang mengganti atau menggunakan bahan tambahan dari kentang, gandum, ubi jalar, atau tapioka.
Minuman ini tidak berwarna alias bening, dengan kadar alkohol yang berbeda-beda. Kandungan alkohol yang paling umum untuk soju adalah 20% ABV (Alcohol by Volume). Kebiasaan mengonsumsi soju juga menjadi tradisi di negara Korea yang dikenal dengan nama Hoesik.
Sejarah Minuman Soju
Soju pertama kali dibuat sekitar tahun 1.300 Masehi, saat orang dari bangsa Mongol berperang melawan orang Korea. Teknik distilasi arak dipelajari orang Mongol dari orang Persia saat bangsa Mongol menginvasi Asia Tengah dan Timur Tengah sekitar tahun 1.256. Setelah cara membuat arak diajarkan kepada orang Korea, tempat penyulingan arak dibuat orang Korea sekitar Kota Kaesong. Di kawasan sekeliling Kaesong, soju juga disebut arak-ju (hangul: 아락주).
Dulunya, soju menjadi minuman mahal jadi hanya bisa dikonsumsi kalangan tertentu. Setelah teknik pembuatannya diketahui secara luas, soju sedikit demi sedikit mulai dikenal oleh rakyat biasa. Pabrik penyulingan soju mulai didirikan pada awal abad ke-20. dan hingga saat ini soju menjadi minuman rakyat yang populer setelah dicampur sirup gula hasil impor yang berharga murah dalam proses pembuatannya.
Tidak adanya peraturan menyangkut teknik pembuatan dan distilasi menyebabkan produsen dapat membuat soju dengan cara mengencerkan alkohol. Harga soju pun menjadi semakin murah seiring dengan meningkatnya kadar alkohol.
Kadar Alkohol dalam Soju
Minuman khas Korea memiliki tingkat klasifikasi alkohol yang berbeda-beda. Soju tradisional memiliki kadar alkohol cukup tinggi, yakni mencapai 40 persen ABV.
Namun, soju tradisional hanya bisa didapatkan di produsen-produsen tertentu. Penjualannya juga hanya terbatas pada toko-toko khusus atau tempat hiburan yang ditunjuk khusus bisa menjual soju tradisional ini.
Sedangkan soju modern yang biasanya dikemas dalam botol hijau, kadar alkoholnya sekitar 19-25 persen ABV. Pada 2015 silam, diproduksi soju rasa buah dengan kadar alkohol lebih rendah, yakni 16 persen ABV. Jadi bila disimpulkan seperti ini:
- Soju botol hijau rasa buah berkadar 16 persen ABV
- Soju botol hijau biasa berkadar sekitar 22 persen ABV
- Soju tradisional (Bukan botol hijau) berkadar 40 persen ABV
Tradisi Hoesik dari Korea
Ternyata meminum soju termasuk dalam kebiasaan sekaligus tradisi bernama hoesik yang dimaksudkan untuk memperkuat hubungan serta mengenal rekan kerja secara lebih dalam. Kegiatan ini juga sering kali digunakan sebagai kesempatan untuk menunjukkan diri dan menjalin hubungan dengan eksekutif perusahaan.
Dan biasanya kebiasaan hoesik ini menjadi kegiatan makan dan minum bersama dengan atasan dan rekan kerja yang biasanya dilakukan setelah pulang kantor.
Dalam hoesik, baik menerima, menuangkan, atau meminum alkohol juga perlu memperhatikan etika. Ketika seseorang menuangkan minuman, dia harus memakai tangan kanannya untuk menuang, dan tangan kirinya untuk memegang lengan atau pergelangan tangan yang sedang menuang minuman.
Soju Halal
Mengingat soju asli Korea tidak halal untuk dikonsumsi masyarakat muslim. Namun tenang, karena sekarang ada soju halal yang bisa dicoba bagi yang penasaran ingin mencoba. Soju halal tersebut bermerek Mojiso.
Dibandingkan dengan soju asli Korea, Mojiso dibuat dari semacam virgin mojito yang diracik sedemikian rupa, supaya ada sensasi segar dan hangat saat diminum. Minuman ini pun dikemas dengan botol kaca berwarna hijau, serupa dengan soju. Kemudian diberi stiker putih dengan aksara Korea. Hasilnya, tampilannya mirip soju asal Korea. Mojiso juga memiliki beberapa rasa seperti yoghurt, leci, teh hijau, dan stroberi.
Advertisement