Pencegahan Murah Kanker Serviks Melalui IVA, Ayo Segera!
Kanker serviks atau kanker mulut rahim merupakan kanker yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV). HPV bisa masuk ke mulut rahim karena terjadinya luka kecil akibat hubungan seks.
Dr Pungky Mulawardhana,Sp.OG spesialis kandungan mengatakan, kanker serviks dapat mengintai wanita yang sudah menikah dan aktif dalam hubungan seksual.
"Virus HPV itu masuk karena ada lesi atau luka kecil pada vagina yang tak kasat mata, dan luka kecil ini terjadi saat seseorang wanita melakukan aktivitas seksual," kata Pungky.
Pungky menambahkan semua wanita yang sudah menikah dan sudah berhubungan seks 80 persen pasti terinfeksi HPV. Akan tetapi 80 persen ini tidak semua akan menjadi kanker.
"Ada proses panjang HPV untuk menjadi kanker yaitu sekitar 5-10 tahun, jika infeksi virus HPV terjadi berulang kali. Virus HPV sendiri ada yang low risk dan high risk. Low risk ini tidak beresiko menjadi kanker," ujar Pungky.
Ada beberapa faktor resiko HPV menjadi kanker serviks, antara lain daya tahan tubuh yang lemah, bergonta gati pasangan seks, dan wanita perokok.
"Daya tahan tubuh lemah, virus HPV tidak bisa terkalahkan oleh sistem kekebalan tubuh kita. Kemudian seks bergati-ganti pasangan akan menyebabkan daya tahan tubuh melemah sehingga virus HPV yang masuk tubuh," katanya.
Satu lagi, lanjut Pungki, wanita merokok juga akan sangat retan terkena HPV, karena dalam rokok ada zat karsikogenol salah satu zat yang bisa memicu sel kanker dalam tubuh.
"Kemudian, wanita yang banyak anak. Tetapi bukan berarti semua wanita yang punya banyak anak akan terkena kanker serviks, tapi ini merupakan salah satu faktor resiko. Sebab saat melahirkan akan ada luka yang terjadi di leher rahim," katanya.
Di samping itu, lanjut Pungky, wanita yang beresiko tinggi terkena HPV adalah wanita yang menikah di bawah umur. Menurut Pungky, wanita yang menikah di bawah usia 20 organ tubuhnya belum siap untuk berhubungan seksual, sehingga lebih beresiko terkena kanker serviks.
Tetapi menurut dokter yang berpraktek di RS Onkologi Surabaya ini, meski berbahaya kanker serviks ini dapat dicegah dengan cara deteksi dini dan pencegahan.
"Kanker serviks bisa dicegah dengan cara pemberian vaksin HPV yang idealnya dilakukan sebelum menikah. Kemudian melakukan pemeriksaan dini dengan pap smear setelah menikah," kata Pungky.
Vaksin HPV bisa diberikan sejak berusia 9 tahun dengan 2 kali suntik vaksin. Tapi bisa juga diberikan di atas usia 20 tahun dengan catatan belum menikah 3 kali suntik vaksin secara berkala.
"Kalau pap smear idealnya dilakukan 3 tahun pertama setelah berhubungan seksual. Selanjutnya bisa satu atau dua tahun sekali," kata Pungky.
Beaya untuk cek dini kanker serviks sebenarnya tidak terlalu mahal. Tapi apabila masih belum mampu dengan alasan faktr keuangan, kata Pungki, sekarang ada pemeriksaan yang bernama Inspeksi Visual Asam Aserat (IVA) yang bisa dilakukan di puskemas dengan biaya yang lebih terjangkau.
"Vaksin dan pap smear mungkin masih mahal, tapi sekarang ada IVA yang bisa dilakukan di puskesmas. IVA dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat di leher rahim dan bisa langsung di baca oleh ahli patologi," imbuhnya.
Mencegah kanker serviks harus dilakukan dan disadari oleh semua perempuan, mengingat angka kanker serviks masih tinggi di Indonesia.
"Perempuan Indonesia cenderung malu dan takut untuk pemeriksaan ini. Nanti kalau sudah muncul gejala keputihan, pendarahan, nyeri baru datang dan biasanya itu sudah masuk kanker serviks stadium lanjut," katanya.
Pungky berharap di bulan Januari yang juga merupakan bulan kanker serviks ini, wanita Indonesia semakin sadar untuk melakukan pemeriksaan dan pencegahan sedini mungkin. "Orang kena kanker serviks itu rugi, karena bisa dicegah," katanya. (pts)