Mengenal Kanker Nasofaring dan Gejalanya yang Sering Diabaikan
Masih ingat dengan Kanker Nasofaring (KNF)? Penyakit ini yang merenggut nyawa Ustadz Arifin Ilham. Keluarga baru saja menggelar pengajian selama tiga hari tiga malam, untuk memperingati 100 hari kepergian sang ustadz.
Masyarakat mungkin awan dengan Kanker Nasofaring. Apa gejala penyakit ini sebenarnya? Menurut Dr. Yoke Surpri Marlina, Sp. Onk. Rad spesialis Onkologi Radiasi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya, menjelaskan soal Kanker Nasofaring.
Ini adalah jenis kanker kepala dan leher di mana sel-sel abnormal atau sel kanker berkembang di area Nasofaring, yaitu di bagian atas tenggorokan di belakang hidung.
"Bagian ini merupakan rongga yang terletak di belakang hidung, yang menghubungkan antara telinga, hidung, tenggorokan. Inilah sebabnya KNF menimbulkan gejala yang berhubungan dengan telinga, tenggorok dan hidung (THT)," terang Yoke.
Namun sayangnya, penyebab utama Kanker Nasofaring belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada yang mengaitkan adanya virus epstein bar.
"Faktor resiko yang sering dikaitkan dengan KNF antara lain makanan yang
diawetkan (diasinkan atau diasap), minum alkohol, asap rokok, kayu bakar, candu, dan faktor genetik," jelas Yoke.
Adapun gejala yang sering terlihat ialah benjolan di leher. Lebih lanjut, Yoke menjelaskan adanya benjolan di leher sebenarnya menandakan penyakit sudah dalam keadaan lanjut.
Hal ini disebabkan gejala pada stadium awal. Terlihat menyerupai gejala seperti flu atau pilek, sehingga sering diabaikan oleh pasien.
"Gejala flu yang sulit sembuh, bahkan menahun sering dianggap sebagai reaksi alergi. Ada yang menduga hal itu sebagai sinusitis (peradangan pada dinding sinus). Kanker Nasofaring biasanya menimbulkan keluhan awal, berupa telinga berdengung dan terasa penuh pada satu sisi tanpa disertai rasa sakit. Bahkan sampai menyebabkan pendengaran berkurang," ungkap Yoke.
Gejala lain yang sering diabaikan, yaitu hidung tersumbat terus-menerus, pilek di satu sisi atau dua sisi, ingus bercampur darah, mimisan sedikit dan berulang.
"Gejala lanjut menjadi kelenjar getah bening leher membesar, mata juling, penglihatan ganda, kelopak mata menutup, nyeri dan sakit kepala," pungkasnya.
Advertisement