Mengenal Kalajengking Cambuk, Namun Tidak Berbahaya
Kalajengking Cambuk atau Ketonggeng merupakan salah satu hewan atau serangga yang terlihat menakutkan. Kalajengking Cambuk terlihat mirip dengan kalajengking lainnya, tapi bagian ekornya tidak menyerupai kalajengking sama sekali.
Ketonggeng termasuk dalam bangsa arakhnida, seperti laba-laba, akan tetapi juga milik tatanan taksonomi mereka sendiri yaitu Uropygi. Ketonggeng memiliki bentuk fisik yang memanjang dan rata seperti kalajengking, dan memiliki penjepit besar untuk menangkap mangsa mereka.
Tapi Ketonggeng ini tidak menyengat juga tidak menghasilkan racun. Ekornya yang panjang dan ramping sepertinya hanya berupa struktur sensorik, yang memungkinkannya mendeteksi getaran atau bau.
Kalajengking Cambuk biasa muncul saat hujan di musim panas. Selain itu, hewan ini akan menembakkan cairan asam yang baunya seperti cuka. Bentuk kalajengking cambuk juga menyeramkan karena memiliki dua capit dengan bulu-bulu halus di sekitarnya.
Berikut ini ulasan dari Ngopibareng.id tentang Kalajengking Cambuk agar waspada bila bertemu hewan ini di rumah:
Siklus Hidup Kalajengking Cambuk
Meski tidak memiliki racun, ketungging atau kalajengking cambuk akan membela diri saat terancam. Kelenjar khusus di dasar ekor kalajengking cambuk memungkinkan hewan ini untuk menyemprotkan cairan defensif. Biasanya kombinasi asam asetat dan asam okta, semprotan defensif Kalajengking Cambuk yang mengeluarkan bau cuka yang khas.
Bau unik inilah mengapa ketungging (Ketonggeng) juga masuk dengan julukan vinegaroon. Ketonggeng dewasa biasanya berukuran 1.5 sampai 3 inci, dengan warna hitam. Kedua kaki depannya digunakan sebagai antena untuk menuntun Ketungging, sisanya untuk berjalan. Lalu, cambuk yang pada buntutnya dinamakan Uropygi untuk sensor dan pembelaan.
Makanan Kalajengking Cambuk
Kalajengking Cambuk merupakan pemburu malam yang memakan serangga dan hewan kecil lainnya. Kaki bagian terdepannya dimodifikasi menjadi peraba panjang, untuk menemukan mangsa. Begitu makanan potensial teridentifikasi, Ketungging akan menangkap mangsa dengan penjepitnya, dan meremukkan korban dengan chelicerae atau mulut penjepit yang kuat.
Cara makan Ketonggeng yaitu dengan mengunyah dan mereka tergolong serangga jenis karnivora. Mereka memakan sesama serangga, cacing, kecoak, jangkrik, dan siput. Uniknya juga, mereka biasanya juga akan memakan anak-anaknya.
Tempat Hidup Kalajengking Cambuk
Kalajengking cambuk akan sangat mudah ditemui di daerah tropis, dan subtropis. Ketungging lebih suka untuk tinggal di tempat yang gelap, lembap jadi mereka menggali lubang bawah tanah.
Selain itu, ketungging juga dapat ditemukan di bawah batu, dalam kayu busuk, dan puing-puing. Serangga bau cuka ini sangat menghindari cahaya. Mereka dapat hidup selama 6 tahun, sedangkan di alam, mereka akan dengan mudah dimangsa.
Jenis kalajengking cambuk
1. Ketonggeng atau Kalajengking Cambuk Kecil (pesanan palpigradi)
Arakhnida kecil ini hidup di gua dan di bawah batu, dan kita belum tahu banyak tentang sejarah alam mereka. Ketungging atau Kalajengking Cambuk Kecil berwarna pucat, dan ekornya ditutupi dengan setae yang berfungsi sebagai organ sensorik. Sekitar 80 spesies dideskripsikan di seluruh dunia, meski banyak kemungkinan yang masih belum ditemukan.
2. Kalus kalajengking (Order Schizomida)
Ketungging adalah arakhnida kecil, berukuran kurang dari 1 cm. Ekor mereka (bisa diduga) pendek. Pada jantan, ekornya dikunci sehingga pada saat kawin betina ekor tersebut akan saling dipegang. Ketungging yang telah dikeringkan sering kali memiliki kaki belakang yang telah dimodifikasi untuk dilompati, dan terlihat serupa dengan belalang dalam hal itu. Mereka memangsa arthropoda kecil lainnya, berburu di malam hari, meski penglihatannya buruk.
3. Taquess Whipscorpions atau Kalajengking cambuk ekor pendek (Order Amblypygi)
Kalajengking cambuk ekor pendek memiliki ukuran mencapai 5,5 cm, dan terlihat agak mirip dengan vinegaroons atau ketonggeng yang lebih besar. kalajengking cambuk ekor pendek memiliki kaki yang sangat tajam dan pedipalpus berduri. Mereka dapat berjalan menyamping dengan sangat cepat. Fitur tersebut membuat mereka menjadi hewan yang menyeramkan bagi beberapa orang. Seperti kelompok kalajengking cambuk lainnya, kalajengking cambuk ekor pendek tidak jinak bagi manusia.
Advertisement