Mengenal Gangguan Autisme Lewat Drakor Extraordinary Attorney Woo
Drama korea alias drakor tak pernah gagal dalam menghadirkan tontonan. Terutama dalam mengangkat kisah-kisah terkait tentang kesehatan mental. Salah satunya drakor Extraordinary Attorney Woo yang saat ini sedang tayang di Netflix. Drama tersebut mengangkat tokoh utama yang mengidap gangguan spektrum autisme (ASD).
Spektrum autisme sendiri merupakan gangguan perkembangan pervasif. Gangguan tersebut bisa diidap siapa saja ketika anak masih dalam kandungan. Pun demikian ada pelbagai faktor yang dipengaruhi.
Pengertian Gangguan Spektrum Autisme
Gangguan spektrum autisme atau dalam bahasa inggrisnya Autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan yang terjadi pada perkembangan saraf. Gangguan tersebut dapat mempengaruhi bahasa dan kemampuan anak dalam berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku. Dan yang perlu diketahui, autisme bukanlah penyakit, melainkan kondisi yang mana kinerja otak seseorang yang berbeda dari pada orang lain.
Selain itu, penyandang autisme juga dapat mengalami kesulitan dalam memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Dan hal itulah yang membuat mereka yang mengidapnya sulit untuk mengekspresikan diri, seperti dalam berkata-kata, ekspresi wajah, gerak tubuh, hingga sentuhan. Di samping itu, pengidap gangguan ini juga akan memiliki kendala dalam belajar. Gangguan spektrum autisme juga dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:
1. Chilhood disintegratiive disorder
Yakni gangguan yang terjadi pada perkembangan anak, bahkan sebelum usian menginjak 3 tahun. Anak penyandang autisme jenis ini seringkali memperlihatkan luapan emosi yang cukup berlebihan seperti tantrum, ketakutan pada hal – hal tertentu dengan tidak wajar, juga tertawa bahkan menangis tanpa ada sebab yang jelas.
2. PDD-NOS ( Pervasive Developmental Disorder, Not Otherwise Specified)
PDD-NOS merupakan diagnosa yang ditujukkan pada anak yang sebenarnya tidak memenuhi seluruh kriteria dalam autisme biasanya. Karena setiap anak yang mengidap autisme ini juga memiliki gangguan intensitas berbeda-beda. Misalnya, ada yang mengalami gangguan dan hambatan di dalam lingkungan rumah atau sekolah saja, yang lainnya memiliki kesulitan di seluruh aspek kehidupanya.
3. Sindrom Rett ( Rett’s Syndrome)
Sindrom rett sendiri merupakan gangguan autistik pada anak yang disebabkan oleh kelainan genetik sehingga akan memengaruhi perkembangan otak anak. Namun secara eksklusif sindrom rett hanya terjadi pada anak perempuan saja.
Beberapa anak pengidap sindrom ini biasanya di awal pertumbuhan akan terlihat normal. Namun ketika menginjak usia 18 bulan baru akan mengalami hambatan dan bahkan perkembangan yang lambat.
4. Sindrom Asperger
Sindrom asperger merupakan sebuah istilah pada gangguan autisme yang lebih sering dianggap sebagai high functioning atau gangguan kemampuan multifungsi, untuk itu anak penyandang gangguan ini tidak dapat terdiagnosis. Namun bisa kemungkinan, bahwa kelainan tersebut dapat timbul sejak anak dalam kandungan. Ada juga kondisi yang dapat dipicu akibat faktor genetik.
Faktor Risiko dalam Gangguan Spektrum Autisme
Memang belum ada penyebab pasti dari gangguan autisme ini. Dilansir dari laman Halodoc, ada beberapa faktor yang bisa saja memicu gangguan spektrum autisme seperti:
- Jenis kelamin, bahwa anak laki-laki memiliki risiko hingga 4 kali lebih tinggi mengalami autisme dibandingkan anak perempuan.
- Faktor keturunan, orang tua pengidap autisme akan lebih berisiko memiliki anak dengan kelainan yang sama.
- Penularan selama dalam kandungan, misalnya, efek samping terhadap minuman beralkohol atau obat-obatan (terutama obat epilepsi untuk ibu hamil) selama dalam kandungan.
- Pengaruh gangguan lainnya, seperti sindrom down, distrofi otot, neurofibromatosis, sindrom tourette, lumpuh otak (cerebral palsy) serta sindrom rett.
- Bayi dengan kelahiran prematur, khususnya yang lahir pada masa kehamilan 26 minggu atau kurang.
Gejala Gangguan Spektrum Autisme
Ada beberapa gejala yang umum pada anak pengidap autisme. Dan masing-masing memiliki kategori, di antaranya:
- Kategori Pertama
Kategori ini merujuk pada penyandang autisme dengan gangguan dalam melakukan interaksi sosial dan berkomunikasi. Gejala ini dapat meliputi masalah kepekaan terhadap lingkungan sosial dan gangguan penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal.
- Kategori Kedua
Penyandang autisme dengan gangguan, meliputi pola pikir, minat, dan perilaku berulang yang kaku. Contoh gerakan berulang, misalnya mengetuk-ngetuk atau meremas tangan, serta merasa kesal saat rutinitas tersebut terganggu.
Komplikasi pada Gangguan Spektrum Autisme
Gangguan autisme yang tidak ditangani dengan segera dan tepat justru akan menimbulkan komplikasi, seperti:
- Masalah di sekolah dan keberhasilan pembelajaran.
- Masalah ketenagakerjaan.
- Ketidakmampuan untuk hidup mandiri.
- Isolasi sosial.
- Stres dalam keluarga.
- Menjadi korban dan diintimidasi.
Advertisement