Mengenal 5 Fase Emosi dalam Menghadapi Kanker
Kanker telah menjadi momok dalam dunia kedokteran. Bedanya, saat ini kanker merupakan penyakit yang tergolong dapat disembuhkan. Adalah para "cancer survivor" sebutan untuk para pasien yang bisa sembuh dari kanker dan kemudian menjalani kehidupan biasa kembali.
Mereka yang terselamatkan ini memang adalah orang-orang yang menderita berbagai macam jenis kanker dan melewati pengobatan yang sering kali tidak nyaman.
Ini membuktikan bahwa pengetahuan dan teknologi kedokteran mampu meningkatkan harapan hidup pasien kanker.
Selain itu, dukungan keluarga sangat berpegaruh untuk kesembuhan penderita kanker. Dokter spesialis kejiwaan dari RS Adi Husada Undan Wetan, dr. Ignatius Darmawan B. Sp. KJ (K) mengungkapkan, keluarga sebaiknya tahu fase-fase apa saja yang akan dialami oleh penderita kenker dalam menghadapi kondisinya.
"Seharusnya keluarga tahu, supaya keluarga tidak merasa bahwa pasien ini menjengkelkan sekali. Kalau keluarga tahu fase itu harus dilewati, maka keluarga akan menerima dan lebih bersabar," ujar Ignatius Darmawan dalam acara 'Happy Wednesday', yang digelar Adi Husada Cancer Center (AHCC).
Menurut, Ignatius Darmawan ada lima fase yang harus dilewati penderita kanker. Meski demikian, tak setiap penderita kanker melewati fase yang sama.
"Fase-fase ini akan dilewati tegantung kepribadian penderita itu sendiri," imbuh Ignatius Darmawan.
Berikut ini 5 fase yang biasa dilewati para pengidap kanker:
1. Denial (Penyangkalan)
Fase ini terjadi ketika seseorang divonis menderita kanker akan menyangkalnya. "Kenapa kok saya, kenapa bukan orang lain kenapa harus saya. Pasti hal-hal seperti ini dipertanyakan oleh mereka. Dengan kata lain dalam fase ini mereka menyangkal dengan kenapa harus saya?," terang Ignatius Darmawan.
2. Anger (Kemarahan)
Dalam fase ini, Ignatius Darmawan menyebut, penderita kanker cenderung sering meluapkan kemarahannya atas kondisinya. Tapi mereka sendiri juga bingung mau marah pada siapa.
"Tuhan tidak adil, kenapa saya begini, apa sebabnya. Nah, sikap ini sebagai bentuk luapan emosi mereka atas keadaanya," ucapnya.
3. Barganing (Tawar Menawar)
Fase ini, seseorang akan melakukan penawaran pada dirinya sendiri. Bagaimana ya kalau kondisinya seperti ini, bagaimana ya kalau berobatnya yang ini atau itu. "Tawar-menawar untuk kondisinya ini yang dimaksud dalam fase barganing," imbuhnya.
4. Depression (Depresi)
Depresi merupakan unsur kekecewaan yang dirasakan pasien terhadap apa yang sudah ia hadapi. Depresi, menurut Ignatius Darmawan bisa diluapkan pada siapa saja. Misalnya dokternya atau siapapun yang dianggapnya memiliki andil atas kondisinya.
5. Acceptance (Penerimaan)
"Menerima atau pasrah atas semua kondisinya. Biasanya fase ini akan datang ketika empat fase sebelumnya sudah terlewati. Atau pada orang-orang yang pribadinya kuat saat mengalami kondisi ini langsung pada fase acceptance ini," kata Ignatius Darmawan.
Ia menambahkan, peran psiakter dalam pengobatan kanker adalah memberikan dukungan. "Apalagi saat mereka mengalami fase depresi atau fase anger, mereka pasti membutuhkan dukungan psikiater. Tidak bisa dipungkiri pengobatan seseorang tentunya dipengaruhi oleh kesehatan mentalnya," tutupnya.