Mengenal Dekat Anak Krakatau, Seru dan Seram Jadi Satu
Lampung sangat beruntung. Beruntung karena apa? Beruntung karena memiliki Gunung Anak Krakatau.
_________________
Gunung ini adalah ikon dan kebanggaan Indonesia secara luas. Lebih-lebih masyarakat lokal. Masyarakat di sekitar Krakatau.
Krakatau pernah mencuri perhatian dunia karena ledakan super besarnya. Ledakan yang dirasakan disejumlah negara. Abu ledakannya bahkan sampai di India.
Dusss... bisa dibayangkan serunya menjelajahi gunung yang berada di Selat Sunda itu.
Sesekali, seumur hidup, cobalah datangi ke sana. Pasti seru. Pasti menegangkan. Pasti akan tercipta filosofi hidup baru setelah manapaki Krakatau tak hanya dari wacana.
Banyak acara seru digagas dengan background Krakatau. Oleh komunitas, oleh siapa saja. Nah, keseruan semacam itulah yang ditawarkan di Lampung Krakatau Festival 2018, Sabtu 25 Agustus.
Trip Krakatau diawali dari Elephant Park, Bandar Lampung. Lalu menuju Dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan, pukul 6.30 WIB.
Kerennya lagi, trip untuk even ini dilepas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Budiharto.
Trip Krakatau di Lampung Krakatau Festival 2018, diikuti 200 peserta. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Seperti perwakilan GenPI, media, komunitas, travel bloger, travel agen, Youtuber, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Trans Lampung Utara, JPP Lampung, Bappeda Lampung, Adiatama Tour, dan lainnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Budiharto mengatakan, Trip Krakatau diadakan setiap tahun.
“Trip ini untuk memperingati letusan Gunung Krakatau tahun 1883 lalu. Setiap ada Festival Krakatau pasti ada kunjungan ke sana,” tutur Budiharto.
Dasyatnya letusan Gunung Krakatau saat itu, mampu mengubah iklim. Bahkan, mengelapkan dunia selama berhari hari. Debunya terasa hingga Benua Afrika.
“Saat itu ledakannya sangat dahsyat sekali. Dengan kunjungan kesana, kita bisa merasakan dasyatnya letusan itu. Ini juga pelajaran buat anak cucu kita agar mengetahui sejarah,” katanya.
Letusan dahsyat itu, turut menghancurkan Gunung Krakatau. Namun, bertahun-tahun setelah itu, muncul gunung baru dibekas Gunung Krakatau. Gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Anak Krakatau. Dan tercatat sebagai salah satu gunung api yang sangat aktif di Indonesia.
Di dalam rombongan trip juga ada profesor Tukirin. Ada juga beberapa ahli pemerhati vulkanologi. Dengan ikutnya para pakar ini bolehlah berharap, peserta dapat ilmu yang berkaitan dengan Gunung Anak Krakatau.
Menurut Budiharto kunjungan ini bisa membuat masyarakat mendapatkan informasi yang benar terkait Gunung Anak Krakatau. Informasi ini sangat penting manakala anak Krakatau bisa menjadi tujuan wisata yang eksklusif.
Tahun ini, Festival Krakatau memasuki tahun pelaksanaan ke-28. Kemasan event kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Sebab, penyelenggara memasukkan seminar internasional, ada juga musik jazz rock, kemudian kegiatan bekerja sama denga ICA, dan ASITA. (*/idi)
Advertisement