Beda Disinfektan dan Antiseptik serta Langkah Pengunaannya
Di tengah wabah corona atau Covid-19 seperti saat ini, disinfektan merupakan salah satu barang yang paling dicari, selain hand sanitizer dan masker. Lantas apa sebenarnya disinfektan dan apa manfaatnya?
Dr. Retno Sari, MSc., Apt. menjelaskan, disinfektan merupakan suatu bahan kimia yang mampu menghancurkan mikroorganisme, tetapi tidak dapat menghancurkan spora bakteri.
"Disinfektan tidak membinasakan semua mikroorganisme, tapi mengurangi jumlah mikroorganisme sampai batas jumlah yang tidak membahayakan kesehatan," jelas dosen di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga ini.
Disinfektan berbeda dengan antiseptik. Menurut Retno, antiseptik lebih ditujukan untuk bahan yang digunakan pada kulit atau manusia. Salah satu contoh antiseptik ialah hand sanitizer.
Syarat Bahan Disinfektan dan Antiseptik
Menurut Retno, terdapat beberapa syarat bahan disinfektan atau antiseptik yang baik bagi kulit. Di antaranya adalah bekerja dengan baik dalam waktu singkat, berspektrum luas atau dapat digunakan untuk semua jenis mikroorganisme, ditoleransi dengan baik oleh kulit, mukosa, dan luka.
"Bekerja dalam waktu lama, toksisitas rendah, dan bau tidak mengganggu," sambung Retno.
Kerja dari bahan disinfektan atau antiseptik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsentrasi, waktu kontak, pH, jenis mikroorganisme, luas area terkontaminasi, bahan organik, dan formulasi.
Contoh dari bahan tersebut adalah etanol, isopropil alkohol, klorheksidin, benzalkonium klorida, Iodine, klorin, eugenol, hidrogen peroksida (H2O2), formaldehid, kelompok fenol, dan lain sebagainya.
"Bahan yang biasanya digunakan untuk antiseptik adalah etanol, isopropyl alkohol, iodine (povidone-iodine), klorheksidin, triklosan, dan timol. Sedangkan bahan yang biasanya digunakan untuk disinfektan adalah formaldehid, H2O2, Natrium hipoklorida, hidroksi toluen atau kresol," terang Retno.
Hal yang perlu menjadi perhatian, lanjut Retno, bahan antiseptik atau disinfektan pada pemakaian yang tidak sesuai dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mukosa, hingga gangguan saluran pernafasan.
Langkah Disinfeksi
Retno menerangkan, tindakan disinfeksi merupakan tindakan membunuh mikroorganisme pathogen yang dapat menginfeksi manusia atau hewan dengan mengunakan bahan atau metode tertentu.
Langkah yang baik untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme, guna mencegah penularan penyakit infeksi adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh.
“Pembersihan lingkungan yang dimaksud adalah menghilangkan sampah, kotoran, debu. Hal ini dapat dilakukan dengan menyapu, membersihkan dengan kain, apabila perlu dengan sabun untuk menghilangkan lemak,” terang Retno.
Secara umum, disinfeksi bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu sparing, wiping, mopping, submersion, fogging, dan fumigation.
Sementara disinfeksi dapat dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan yang aman. Yaitu membersihkan lantai dengan kain pel, membersihkan permukaan dengan kain atau menyemprot ruangan dengan yang mengandung bahan disinfektan yang aman.
“Untuk ruangan yang lebih luas atau udara bisa dilakukan dengan penyemprotan dengan uap atau asap,” pungkas Retno.