Mengenal Batik Gedog Khas Tuban, Cerita Sejarah hingga Penamaan
Batik gedog dari Kabupaten Tuban berbeda dari produk lainnya. Biasanya batik dibuat dari malam yang ditulis dalam kain mori. Sedangkan batik gedog justru dibuat dari kain hasil tenunan tangan yang terbuat dari kapas. Selain itu, pewarnaan batik gedog, juga menggunakan bahan alami dari beberapa jenis daun yang bahan bakunya mudah didapat. Wajar jika harga batik gedog mahal..
Mungkin belum banyak yang tahu keindahan batik gedog khas Tuban. Dan bagaimana proses pembuatannya.
Sejarah Batik Gedog Khas Tuban
Seperti dilansir dari laman Tempo.co, daerah Tuban tidak hanya memiliki keindahan alam tetapi juga memiliki produk khas seperti batik gedog. Berbeda dengan batik-batik asal Yogyakarta atau Jawa Tengah yang sudah lebih familiar di berbagai kalangan masyarakat.
Batik gedog tidak bisa dilepaskan dari sejarah Tuban. Batik ini kali pertama dibawa langsung Laksamana Cheng Ho dari China (kini Tiongkok) pada masa pemerintahan Majapahit. Nuansa China dari batik ini sangat melekat. Itu terlihat dari gambar burung Hong yang menjadi kekhasan batik tersebut.
Setelah masuk Tuban, batik ini diadopsi Ki Jontro, pengikut Ronggolawe. Saat Ronggolawe memberontak Majapahit, dia dan pengikutnya bersembunyi di hutan. Dalam persembunyian itulah, Jontro yang kemudian namanya dipakai nama alat tenun tradisional membuat pakaian untuk pasukannya. Semula, pakaian dari kain tenun tersebut bermotif garis-garis sesuai alur benang.
Namun, setelah terpengaruh batik Lokcan dari Laksamana Cheng Ho, kain tenunnya dibatik sesuai motif. Nama gedog kemudian diambil dari bunyi proses penenunan yang berbunyi gedog. Di zaman Sunan Bonang, batik geog juga dipakai oleh pengikutnya. Kini, sebagian batik peninggalan pengikut Sunan Bonang itu disimpan di museum Kambang Putih.
Proses Pembuatan dalam Batik Gedog
Batik gedog dari Tuban memiliki corak motif, kelir, dan teknik pewarnaan yang sedikit berbeda. Perbedaan yang paling mendasar dari batik gedog jika dibandingkan dengan lainnya terletak pada pemilihan bahan.
Batik gedog menggunakan tenun sebagai materi utamanya. Tenunnya sendiri terbuat dari kapas yang banyak ditanam di ladang sekitar lokasi pembuatan batik. Kapas-kapas yang sudah dipintal kemudian ditenun menjadi kain menggunakan alat tenun tradisional yang mengeluarkan bunyi 'dog'.
Dan bunyi itulah yang akhirnya membuat batik khas Tuban ini disebut Batik Gedog. Pembuatan batik gedog sendiri menggunakan pewarna alami, seperti warna dari pohon nila (biru), pohon mengkudu (merah), dan akar pohon mangga (kuning). Penggunaan bahan-bahan alami inilah yang menjadikan batik gedog terlihat eksotis dan tidak bisa disamai oleh batik-batik lainnya.
Motif dalam Batik Gedog
Dari sisi motif, batik gedog mengandung berbagai guratan khas, seperti likasan kotong, rengganis, gringsing, kijing miring, kasatrian, kembang waluh, kembang kluwih, lok can, gunting, ganggeng, dan owal awil.
Berdasarkan warnanya, batik gedog memiliki empat jenis motif. Pertama, batik putihan yang berwarna dasar putih dan bercorak biru tua atau hitam. Kedua, batik bangrod yang berwarna merah. Ketiga, batik pipitan yang memadukan warna merah dan biru tua. Keempat, batik irengan dengan warna dasar biru tua atau hitam disertai dengan corak putih.
Selain itu, batik gedog dibagi menjadi dua model, yakni tapih dan selendang. Batik gedog juga memiliki fungsi, yakni sebagai hantaran pernikahan dari pihak laki-laki kepada mempelai perempuan. Bagi masyarakat yang berada, calon pengantin laki-laki biasanya membawa 100 lembar kain batik Tuban.