Mengenal 6 Jenis Sapi Potong yang Unggul di Indonesia
Daging sapi ini merupakan salah satu produk makanan hewani yang mempunyai kandungan protein tinggi. Selain itu, daging sapi juga mengandung berbagai macam nutrisi lainnya yang baik untuk tubuh. Seperti kandungan vitamin B3, vitamin B6, vitamin B12, zinc, selenium, hingga fosfor.
Tidak heran jika daging sapi merupakan salah satu jenis makanan yang dapat membantu pemenuhan asupan baik dan seimbang pada tubuh. Daging sapi yang diolah menjadi makanan biasanya didapatkan dari jenis sapi potong. Berbeda dengan jenis sapi perah yang khusus menghasilkan susu, sapi potong umumnya diternakkan untuk diambil dagingnya.
Di Indonesia tak hanya punya jenis sapi limosin saja, tetapi juga memiliki beberapa jenis sapi potong yang tak kalah unggul dari sapi limosin. Berikut ini ulasannya.
Sejarah Sapi di Indonesia
Pemerintah Hindia Belanda mengimpor jenis sapi Ongole secara besar-besaran dari negara Hindia apda 1917. Untuk menghasilkan sapi dengan kualitas yang unggul, tahun 1936 pemerintah Hindia Belanda mengharuskan semua sapi jantan Jawa untuk dikebiri, sedangkan untuk sapi betinanya harus dikawinsilangkan dengan sapi Ongole yang telah di impor.
Dari kebijakan itulah, akhirnya dapat menghasilkan sapi-sapi unggul hasil dari kawin silang di berbagai daerah. Usaha mengembangbiakan sapi juga sudah dilakukan sejak 1950-an, ketika Presiden pertama Soekarno tengah mengerjakan tahapan pembangunan bernama Rencana Kesejahteraan Istimewa.
Salah seorang ahli ternak asal Denmark, bernama Prof B Seit sedang memperkenalkan metode inseminasi buatan kepada para dokter hewan di negara Indonesia, lantas pemerintah juga mendirikan stasiun inseminasi buatan di beberapa wilayah sentra peternakan sapi susu.Kemudian para dokter dilatih lalu disebar ke berbagai daerah di pulau Jawa dan Bali unuk mendirikan stasiun inseminasi buatan.
Secara singkat, pada masa pemerintahan orde baru di bawah pimpinan presiden Soeharto kemudian menganggap, bahwa program inseminasi buatan sebagai langkah strategis untuk membantu mendongkrak perkembangbiakan sapi peternakan rakyat. Keberhasilan ekspor kemudian memicu pemerintah untuk menyediakan lebih banyak sapi yang siap pasok ke luar negeri, sehingga pemerintah kembali menggalakan inseminasi buatan di berbagai daerah.
Jenis-jenis Sapi Potong di Indonesia
Dari hasil proses kawin silang dan impor ekspor sapi untuk mendukung perkembangan peternakan sapi di Indonesia, yang akhirnya banyak menghasilakn jenis-jenis sapi yang di budidayakan di Indonesia hingga saat ini. Berikut jenis-jenis sapi potong yang ada di Indonesia:
1. Sapi Brahman
Sapi Brahman merupakan keturunan sapi zebu atau boss indiscuss, yang berasal dari India, kemudian masuk ke Amerika Serikat (AS) pada 1849 dan berkembang pesat di Amerika. Sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi guna meningkatkan mutu genetiknya, setelah berhasil maka akan di ekspor ke berbagai negara, seperti salah satunya negara AS.
Sapi brahman masuk ke Indonesia sejak zaman penjajahan belanda. Ciri dari sapi brahman ialah memiliki punuk besar dengan jenis kulit longgar gelambir dibawah leher sampai perut yang lebar dengan banyak lipatan-lipatan telinga panjang menggantung dan ujungnya meruncing, sapi ini merupakan jenis sapi otong terbaik untuk dikembangkan, karena memiliki presentase karkasnya sebanyak 45 persen.
Keistimewaan sapi brahman yakni tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakannya pun seperti rumput juga disertai pakan tambahan, apaun yang dimakannya termasuk pakan kategori jelek sekalipun, dan termasuk jenis sapi yang kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.
Jenis sapi brahman juga berkembang biak di australia untuk dikawinsilangkan dengan bangsa sapi lainnya seperti simmental, herefod, dan limousin, dan hasilnya dikenal dengan nama sapi brahman cross, yang sejak tahun 1985 sudah masuk ke negara Indonesia melalui progrma bantuan Asian Development Bank, sapi brahman juga cocok dikembangkan di Indonesia karena memiliki iklim tropis.
2. Sapi Simmental
Merupakan jenis sapi potong yang masuk dalam bangsa bos taurus yang berasal dari daerah Simme di negara Switzerland. Namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, masuk dalam tipe sapi perah dan pedaging. Ciri khas dari sapi Simmental ialah memiliki warna coklat kemerahan (merah bata), pada bagian muka dan lutut ke bawah serta pada ujung ekornya berwarna putih.
Untuk sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg, sedang pada betina dewasanya berukuran 800 kg. Memiliki bentuk tubuh kekar dan berotot, sapi jenis simmental juga cocok dipelihara pada tempat yang beriklim sedang, dengan presentasi karkasnya yang tinggi, mengandung sedikit lemak, juga bisa difungsikan sebagai sapi perah dan potong.
Secara genetik, sapi simmental merupakan sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, juga masuk tipe sapi besar dengan volume rumen yang besar, dan memiliki kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya yang tinggi juga cepat sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
3. Sapi Limousin (Limosin)
Jenis sapi yang masuk 1 bangsa dengan sapi simmental, dikembangkan pertama kali di Pernacis bertipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dari simmental, yang memiliki volume rumen yang besar. Di Indonesia, jenis sapi limousin bisa disilangkan dengan berbagai jenis sapi lainnya, seperti sapi peranakan ongole, brahman, atau sapi herefod.
Memiliki ciri khas bulu berwarna coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut kebawah dan sekitar mata berwarna lebih muda, mempunyai bentuk tubuh yang panjang, padat, dan kompak. Keunggulan dari jenis sapi limousin ialah pertumbuhan badannya yang sangat cepat secara genetik, masuk jenis sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin dan bertipe sapi besar.
Keistimewaan lain yang dimiliki sapi limousin paling utama ialah proses pertumbuhannya lebih cepat, kemudian badan serta ukuran beratnya yang juga lebih tinggi sehingga jumlah dagingnya cenderung lebih banyak. Selain itu, kualitas sapi limousin dinilai lebih bagus dan lezat untuk dijadikan makanan, maka tak heran bila harga jual dari sapi limousin termasuk mahal, sehingga keuntungan yang di dapat oleh peternak atau pedagang akan lebih banyak, keistimewaan lain dari jenis sapi ini yaitu waktu yang dibutuhkan untuk proses penggemukan atau pertumbuhannya lebih pendek dan singkat, sapi ini juga tahan terhadap serangan berbagai penyakit terutama penyakit antraks yang biasanya membuat perternak mengalami kerugian.
4. Sapi Ongole
Merupakan sapi keturunan sapi liar bos indicus yang berhasil dijinakkan di negara India, dan dibedakan menjadi dua kelompok yakni Sumba Ongole (SO) dan Sapi Peranakan Ongole (PO). Bahwa Sumba Ongole merupakan murni sapi nellore dari India yang didatangkan tahun 1914 lalu dikembangkan di Sumba dan merupakan sumber indukan sebagaian besar Ongole di dalam negeri.Sedangkan sapi ongole yang dikawinsilangkan dnegan sapi Jawa diberi nama pernakan Ongole karena memiliki kemiripan dengan sumba ongole.
Memiliki ciri khas dengan badan besar, berpunuk besar, begelambir longgor dan berleher pendek, dengan warna hitam di area kepala, leher, gelambir dan lutut terutama pada sapi jantannya. Memiliki warna di sekeliling mata, bulu mata, moncong, kuku berwarna kuning berbulu putih kehitaman, dan ujung ekor berwarna hitam, memiliki profil kepala melengkung, mata besar dengan sorot yang tenang, bertanduk pendek sedang pada betinanya bertanduk lebih panjang dibandingkan yang jantan dan bertelinga menggantung.
5. Sapi Madura
Sapi Madura jenis sapi yang terbentuk dari hasil persilangan antara banteng dengan bos indiscus atau sapi zebu, yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak. Sapi madura adalah salah satu sapi potong lokal yang asli dari Indonesia, pada awalnya banyak didapatkan dari pulau Madura tetapi sekarang sudah menyebar ke seluruh Jawa Timur.
Sapi madura memiliki karakteristik sangat seragam, yakni bentuk tubuh yang ekcil, kaki pendek dan kuat, memiliki bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan pahanya sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas, bertanduk khawa dan pada jantannya bergumba.
Ciri umum fisik sapi madura adalah jatan maupun betina sama-sama berwarna merah bata, paha belakang berwarna putih, kaki depan berwarna merah pudar dengan tanduk beragam, sedangkan pada betinanya kecil pendek berujutan 10 cm, sednagkan jantannya berukuran 15-20 cm. Keunggulan dari sapi maduri adalah mudah dipelihara, mudah dikembangbiakan dimana saja, juga tahan terhadap berbagai penyakit, tahan terhadap kualitas pakan yang rendah.
Sapi dalam kehidupan masyarakat madura tak hanya menjadi peliharaan tetapi juga memiliki tempat khusus pad akehidupan petani karena adanya pengaruh terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positif terhadap kelestarian sapi madura. Sapi madura kelamin jantan akan dimanfaatkan menjadi salah satu aset pariwisata penting di madura yaitu Karapan Sapi.
6. Sapi Bali
Sapi Bali atau yang dikenal dnegan benteng telah banyak dibudidayakan oleh peternak di sebagian besar wilayah asia tenggara dana australia, yang telah dipelihara dan dibudidayakan oleh masyarakat sejak 3.500 SM disekitar wilayah Jawa, Lombok, dan Bali, terkadang masyarakat bali menyebutnya dengan bibos javanicus.
Sapi bali yang berasal dari banteng mengalami beberapa perubahan tersebut karena cara hidupnya, salah satu perubahan tersebut ialah ukurannya yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan banteng terutama pada bobot dan tinggi badannya. Ciri khas sapi bali ialah, ketika baru dilahirkan akan berwarna sawo matang kemerahan, sedangkan sapi jantan berwarna hitam, jika dikebiri sapi jantan akan memiliki bulu berwarna sawo matang kemerahan seperti sapi betina.
Sapi jantan atau betina, sama-sama memiliki bulu berwarna putih di belakang paha atau pantat dan kaki bagian bawah berwarna putih. Sedangkan apda sapi jantan yang sudah tua akan muncul warna putih pada dahinya dan diantara dasar-dasar tanduknya tumbuh melebar ke aarh luar kepala, sedangkan betinanya cenderung bertanduk mengarah ke dalam, sapi bali juga memiliki dada dalam dan tubuh yang padat, kakinya cenderung lebih pendek seperti kerbau. Keunggulan sapi bali ialah tahan terhadap panas yan tinggi, pertumbuhan tetap baik meskipun pakan kualitas jelek, dan memiliki kualitas daging yang baik.