Mengenal 15 Hewan Langka di Indonesia yang Sudah Mulai Punah
Flora dan fauna yang ada di Indonesia termasuk kekayaan alam yang harus dijaga agar tidak punah. Di Indonesia saat ini beberapa hewan sudah mulai susah ditemui atau bahkan terancam punah akibat perburuan liar dan perusakan lahan. Hewan-hewan ini kehilangan tempat tinggalnya yang akhirnya berdampak pada kepunahan.
Banyak hewan-hewan yang bahkan belum sempat dilihat karena sudah terlanjur punah. Misalnya Tarsius, Kura-kura Leher Ular, Kucing Merah Kalimantan dan ada beberapa hewan lainnya yang juga sudah mulai sulit ditemui.
Kira-kira hewan apa saja yang mulai punah tersebut? Penasaran bukan? Yuk, disimak ulasan berikut agar kalian tahu bahwa di Indonesia memiliki hewan-hewan yang indah dan unik.
Fenomena Kepunahan Hewan
Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menyebut lebih dari 38.500 spesies di dunia terancam punah. Spesies tersebut kini telah masuk dalam alam Daftar Merah IUCN. Indeks Daftar Merah menunjukkan tren risiko kepunahan spesies secara keseluruhan yang digunakan oleh pemerintah dari berbagai negara untuk pelacakan hilangnya keanekaragaman hayati. Pengategorian satwa dalam daftar tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati, sejak tahun 1996.
Berdasarkan daftar terbaru, sebanyak 41 persen amfibi, 26 persen mamalia, 34 persen burung, 37 persen hiu dan pari, dan 28 krustasea masuk dalam daftar tersebut. Artinya, satu dari delapan burung, satu dari empat mamalia, dan sepertiga amfibi terancam punah.
Hewan-hewan di Indonesia yang Sudah Punah
Berikut beberapa hewan yang saat ini sudah diambang kepunahan dan sangat sulit untuk ditemui.
1. Singapuar atau Tarsius Bancanus
Mungkin orang akan mengira jika Tarsius hanya bisa ditemui di luar negeri, hal itu salah besar karena hewan ini bisa ditemui di Kepulauan Kalimantan, Kepulauan Riau, dan Kepulauan Sumatera bagian selatan tenggara. Hewan Tarsius ini termasuk ke dalam primata terkecil di dunia dengan berat tubuh sekitar 80 sampai 140 gram dengan panjang 12-15 cm. Namun Tarsius lumayan besar untuk ukuran dan otaknya.
Mata Tarsius lebih tajam bila digunakan untuk melihat di malam hari layaknya burung hantu. Jari-jarinya kecil dan panjang dengan mata bulat berwarna coklat kekuningan, dan wajahnya kecil.
2. Kura-kura Leher Ular
Kura-kura Leher Ular sebagai salah satu spesies yang masuk ke dalam kategori hewan yang dilindungi di IUCN. Kura-kura Leher Ular ini berasal dari Pulau Rote Nusa Tenggara Timur (NTT). Kura-kura Leher Ular masuk dalam kategori satwa endemik, dan masuk juga ke dalam kategori 25 spesies kura-kura paling terancam punah di dunia.
Habitat alami Kura-kura Leher Ular adalah Danau Peto. Sayang, danau ini tak ditemukan saat ini, karena eksploitasi berlebihan dan alih fungsi area pertanian. Ciri khas kura-kura ini sendiri berada pada leher panjangnya yang seperti ular. Saking panjangnya bahkan tidak dapat dimasukkan ke dalam tempurung. Hal yang mengakibatkan Kura-kura Leher Ular kian langka karena ketidakmampuannya melindungi diri dari pada predator.
3. Kucing Merah Kalimantan
Kucing Merah merupakan hewan endemis asli Pulau Kalimantan dan tersebar keberadaannya dari dataran rendah, hutan rawa, hingga perbukitan. Kucing ini termasuk ke dalam salah hewan langka dan terancam keberadaannya sejak tahun 2002 silam. Memiliki nama latin Catopuma badia kucing merah Kalimantan ini juga dikenal sebagai Kucing Borneo.
Jumlah populasi di habitat aslinya diperkirakan hanya tersisa sebanyak 2.500 ekor saja. Populasinya semakin berkurang karena rusaknya habitatnya. Bahkan di beberapa tahun terakhir kucing merah ini mengalami penurunan populasi sebanyak 20 persen.
Untuk ciri fisiknya, kucing merah memiliki warna coklat kemerahan dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dibanding ukuran kucing pada umumnya, namun di area ekor dan tubuhnya lebih panjang, kepalanya pun lebih kecil dengan bentuk telinga yang bulat.
4. Penyu Belimbing
Penyu Belimbing merupakan penyu terbesar di bumi. Penyu ini bisa tumbuh mencapai 2.200 kilogram. Selain terbesar di dunia, penyu jenis ini tidak memiliki cangkang keras seperti penyu lainnya.
Penyu Belimbing mampu berenang sejauh 10.000 mil setiap tahun untuk sampai ke tempat bertelur mereka. Kini, Penyu Belimbing menjadi terancam punah karena berbagai masalah. Misalnya polusi laut, hilangnya habitat bersarang, pemogokan perahu, dan perubahan iklim.
5. Komodo
Komodo, sebagai hewan langka pertama di Indonesia juga menjadi satu-satunya hewan purba yang masih hidup hingga saat ini. Hewan langka ini memiliki nama lain Varatus Komodoensis atau Orah juga merupakan salah satu spesies reptil terbesar di dunia.
Komodo memiliki gigitan yang sangat kuat serta bisa yang sangat mematikan. Racun berbisa ini berasal dari ribuan kelenjar pada area gusinya. Habitat Komodo sendiri saat ini hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo, Flores, Gili Matang, Gili Dasami dan Rinca Nusa Tenggara Timur Indonesia.
Komodo kini telah menjadi hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dengan dibangunnya Taman Nasional Komodo. Taman Nasional Komodo tersebut terbagi menjadi dua, yakni Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Jika dijumlahkan terdapat sekitar 2.700 ekor komodo di dalamnya.
6. Macan Tutul Jawa
Macan Tutul Jawa adalah hewan yang dinyatakan langka dan terancam punah dan termasuk dalam red list di IUCN. Macan Tutul Jawa juga dilindungi berdasarkan UU 134 Tahun 1931 tentang Perlindungan Binatang Liar. Macan Tutul Jawa sebagai spesies macan tutul yang memiliki ukuran paling kecil dengan penglihatan yang sangat tajam.
Macan jenis ini adalah hewan endemis yang hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa sebagai habitat utamanya. Kini Macan Tutul Jawa dilindungi oleh pemerintah Indonesia dan dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Pulau Kangean, dan Pulau Nusakambangan, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, hingga Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur). Kelangkaan macan tutul sendiri diakibatkan oleh perburuan dan habitatnya yang rusak karena penebangan dan pelebaran lahan.
7. Burung Cendrawasih
Burung Cendrawasih memiliki habitat asli di dataran rendah ini merupakan burung yang menjadi maskot Pulau Papua. Terbagi menjadi 41 spesies, dan tersebar di Papua Barat sebanyak 38 spesiesnya, di Pulau Torres hingga ke Australia bagian timur. Jenis Cendrawasih yang paling dikenal di antaranya Cendrawasih Kuning Besar atau Cendrawasih Paradise Apoda.
Burung Cendrawasih sendiri memiliki ukuran yang beragam tergantung jenis spesiesnya yang terbagi menjadi spesies King Bird of Paradise (15 cm ukurannya) hingga spesies Black Sicklebill (110 cm atau 1 meter ukurannya).
Karakteristik utama burung Cendrawasih terletak pada warna bulunya yang menarik perhatian seperti merah, hijau dan biru. Penamaan burung ini pun berdasarkan warnanya misalnya pada Cendrawasih kuning yang lebih dominan pada warna kuningnya, Cendrawasih merah yang dominan warna merahnya, Cendrawasih hijau dan biru pun demikian.
Burung Cendrawasih juga dijuluki bird of paradise di Eropa atau burung dari surga. Sayang karena keindahannya ini burung Cendrawasih menjadi burung yang banyak diburu dan kian langka keberadaannya. Cendrawasih kini menjadi satu satwa yang dilindungi pemerintah melalui UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999.
8. Ikan Arwana Merah
Ikan arwana terbagi menjadi beberapa jenis bergantung pada warnanya, seperti Arwana silver yang berasal dari negara Brazil, Arwana hijau (Kalimantan Barat), dan Arwana Emas (Sumatera dan Malaysia). Arwana Merah sendiri berasal dari Kapuas Hulu, di Indonesia yang tersebar di daerah Kalimantan Barat seperti di Sungai Kapuas dan Danau Sentarum.
Kini, hewan tersebut telah dinyatakan sebagai hewan langka dan dilindungi oleh Surat Keputusan Bupati Kapuas Hulu Nomor 6 Tahun 2001, yang menyatakan Danau Lindung Empangau Kalimantan Barat ditetapkan sebagai danau lindung. Sebab kelangkaannya juga disebabkan oleh penangkapan liar masyarakat.
Selain itu perairan yang tercemar juga membuat arwana ini sulit untuk bertahan hidup. Hukum adat yang diberlakukan menyebut Arwana Merah tak dapat diambil jika ukurannya kurang dari 5cm.
9. Harimau Sumatera
Harimau Sumatra atau dalam Bahasa Latin Panthera Tigris Sondaica merupakan spesies hewan langka yang terancam punah. Hidup di endemis asli Pulau Sumatera, saat ini diperkirakan hanya tersisa sekitar 500 ekor harimau Sumatra saja.
Berkurangnya populasi harimay Sumatra diakibatkan oleh kerusakan habitat hingga tingginya angka kematian. Tercatat ada 66 ekor harimau Sumatra terbunuh selama tahun 1998 sampai 2000.
Tak sampai di situ, harimau Sumatra juga diperdagangan ilegal. Bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap, yakni untuk dijadikan perhiasan, tas kulit, ikat pinggang dan masih banyak lagi.
Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inch dan berat 140 kg atau 300 pound dengan tinggi mencapai 60 cm. Sementara pada betinanya memiliki tinggi sekitar 78 inch atau sekitar 198 cm dan berat 91 kg atau sekitar 200 pound.
Harimau Sumatra mampu bereproduksi dengan masa kehamilan 103 hari. Sekali hamil bisa mengandung dua sampai tiga ekor sekaligus.
10. Elang Flores
Elang Flores sebagai salah satu elang yang hanya ada di Indonesia. Bernama nama latin Nisaetus flores ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga 71-82cm.
Elang yang hanya bisa ditemukan di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur, mulai dari Pulau Lombok, Sumbawa, Pulau Satonda, Rinca dan Flores. Hewan ini masuk ke dalam daftar hewan yang terancam punah di Indonesia.
Habitatnya elang flores berada di kawasan hutan dengan dataran rendah atau ketinggian sekitar 1.000 mdpl yaitu kawasan Hutan Mbeliling dan Taman Nasional Kelimutu.
Sayang, keberadaan elang Flores kian langka karena tingginya tingkat perburuan. Data Badan Konservasi Dunia IUCN sendiri menetapkannya jumlah populasinya masuk dalam kategori kritis sebab hanya tersisa 100 sampai 240 individu dewasa saja.
Sementara itu, dari data 2019 oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ende yang disampaikan Bupati Marsel Petu menyatakan populasi Elang Flores di kawasan Taman Nasional Kelimutu kian terancam, hingga saat ini hanya tersisa 10 ekor elang Flores saja.
11. Orang Utan Kalimantan
Orang Utan baik Orang Utan Sumatera maupun Kalimantan masuk ke dalam spesies terancam punah. Berdasarkan dari laporan IUCN melalui penelitian yang telah dilakukan selama 75 tahun belakangan, hewan ini kian mengalami penurunan populasi yang sangat signifikan. Penurunan populasinya bahkan mencapai 80 persen. Tak hanya itu faktanya pada tahun 1998-1999 angka kepunahan Orang Utan Kalimantan mencapai 1000 ekor per tahun.
Sekitar 2004 yang lalu, diprediksi jumlah Orang Utan yang tersisa kurang lebih 54.000 ekor saja. Pembeda Orang Utan Sumatra dan Orang Utan Kalimantan adalah pada kantung pipi yang panjang pada Orang Utan jantan.
12. Gajah Sumatera
Gajah Sumatera memiliki nama ilmiah Elephas maximus yang kini masuk ke dalam satwa yang kian terancam punah. Hal tersebut berdasarkan laporan IUCN. Mulai punahnya Gajah Sumatera disebabkan kian menyempitnya habitat tempat tinggalnya, serta tingginya tingkat perburuan liar.
Perkiraan populasi Gajah Sumatera pada 2007 hanya tersisa 2400-2800 ekor dan terus menerus menurun hingga saat ini.
Gajah Sumatera sebagai mamalia terbesar dengan beratnya mencapai 6 ton serta dapat tumbuh hingga setinggi 3,5 meter. Periode kehamilan gajah ini adalah 22 bulan, sementara umur Gajah Sumatera adalah 70 tahun.
Gajah Sumatera adalah hewan cerdas dengan otak yang lebih besar dibandingkan mamalia lainnya. Telinga yang besar padanya digunakan untuk mengurangi panas tubuh sementara area belalainya digunakan untuk mendapatkan air dan makanan dengan cara menggenggam bagian ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup.
13. Anoa
Anoa juga memiliki nama julukan yang diberikan masyarakat sekitar, yakni sapiutan. Artinya sapi yang hidup di hutan karena masih satu family dengan banteng. Kecepatan berlarinya mencapai 10 km/jam.
Anoa memiliki sepasang tanduk yang menyerupai banteng. Hanya saja, ukuran Anoa jauh lebih kecil dibandingkan banteng pada umumnya. Sayangnya, banyak pihak yang tak bertanggung jawab memburu hewan ini untuk dikonsumsi.
KIni, populasi Anoa di Sulawesi hanya tersisa sekitar 2.469 ekor saja. Hal ini membuat Anoa menjadi salah satu satwa yang dilindungi pemerintah Indonesia. Ada pun habitat hidupnya di hutan yang masih perawan, yakni di daerah Gunung Ambang.
14. Burung Maleo Senkawor
Maleo Senkawor masih sering dijumpai di daerah Gorontalo. Namun, jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 10.000 ekor saja. Menurunnya populasi maleo dikarenakan ukuran telurnya yang sangat besar, yakni lima kalinya dibanding telur ayam. Hal itulah yang membuat banyak orang tertarik untuk mengambilnya.
Untungnya, setelah dinobatkan menjadi satwa yang dilindungi, populasi burung ini mulai meningkat secara perlahan.
15. Owa Jawa
Owa Jawa mempunyai nama latin Hylobates molochI. Hewan ini adalah satwa endemik Pulau Jawa dan satu-satunya primata sejenis kera yang tidak mempunyai ekor dari keluarga owa. Selain tidak mempunyai ekor, Owa Jawa mempunyai lengan yang cukup panjang dibanding tubuhnya.
Tubuh dari hewan langka ini memiliki warna abu-abu dengan sisi kepala yang lebih gelap dan bagian wajahnya yang berwarna hitam. Kerabat terdekat dari hewan ini hidup di Sumatera terdapat dua jenis, Mentawai satu jenis, dan Kalimantan dua jenis.