Mengenal 10 Jenis Ibadah, Tentukan Bekal bagi Kaum Mukminin
Tentukan Jenis Bekal Ibadahmu
Tiap orang diberi potensi dan kelebihan yang berbeda-beda agar memilih jenis bekal ibadah yang berbeda untuk kepentingan akhiratnya. Dengan perbedaan itu, agama dan dunia bisa terus lestari.
Setelah ibadah fardhu 'ain semisal shalat, puasa Ramadhan dan zakat dilaksanakan, maka tiap orang harus menempuh jenis ibadah yang sesuai dengan potensinya masing-masing:
1- Jenis ibadah orang alim adalah mengajar.
2- Jenis ibadah orang kaya adalah bersedekah.
3- Jenis ibadah orang miskin adalah membantu dengan tenaga
4- Jenis ibadah dokter adalah mengobati
5- Jenis ibadah insinyur adalah membuat fasilitas yang berguna
6- Jenis ibadah saintis adalah membuat penemuan baru yang berguna.
7- Jenis ibadah orator adalah berdakwah - dengan perkataan
8- Jenis ibadah penulis adalah berdakwah dengan pena
9- Jenis ibadah politikus adalah memastikan kesejahteraan rakyat
10- Jenis ibadah ahli tirakat adalah merutinkan shalat sunah, wirid, puasa sunah dan doa dalam jumlah banyak.
Semua orang punya jalan ibadahnya masing-masing. Ada yang hanya bisa melewati satu jalan, dan ada yang bisa melewati dua atau tiga jalan sekaligus. Tetapi tak mungkin ada yang bisa melewati semua jalan sehingga seseorang yang punya kelebihan ibadah di satu bidang pasti lemah dalam banyak bidang yang lain. Di titik ini, setan selalu berbisik pada para pengikutnya agar mereka meremehkan kelebihan orang lain dan selalu menyoroti sisi kelemahan orang lain serta melupakan sisi kelebihannya.
Setiap jalan tidak bisa dibanding-bandingkan sehingga dilarang mencela jalan orang lain yang tidak sama dengan dirinya. Semua jalan itu berpahala besar apabila ikhlas. Berlomba dalam kebaikan bukan berarti harus berlomba di jalan yang sama, tapi berlomba di jalur yang berbeda.
Penjelasan Itu Rezeki
Beberapa orang diberi rezeki berupa ilmu tapi belum diberi rezeki untuk menjelaskan sehingga penjelasannya tidak dapat dipahami. Beberapa orang lainnya diberi rezeki penjelasan sehingga mudah membuat orang lain paham meskipun ilmunya sendiri tidak berasal dari dirinya.
Sebagai rezeki, maka penjelasan diberikan oleh Allah pada siapa pun yang dikehendaki. Bila seseorang merasa sulit membuat orang lain paham, maka seharusnya ia berdoa semoga mendapat rezeki untuk memberi penjelasan yang baik sebagaimana ia berdoa meminta jenis rezeki lainnya.
Dan guru pun tidak dapat memonopoli penjelasan sebab pengatur rezeki penjelasan adalah Allah, bukan guru, sehingga kadang seorang murid diberikan ilmu dari gurunya tetapi tidak paham dan baru paham ketika mendengar penjelasan dari kawannya yang sesama murid. Seringkali Allah hanya memberi seseorang peran sebagai penyampai ilmu, tapi memberikan peran sebagai penjelas kepada orang lain.
Dan sebagai rezeki, penjelasan bukan hal yang bisa ditiru apalagi dijadikan bahan iri atau hasud. Orang yang tidak memahami ini cenderung mau memonopoli penjelasan dengan cara mengkritik semua penjelasan dari orang lain dan seolah masyarakat hanya layak mendengar penjelasan dari dirinya. Tindakan semacam ini seperti para penjual di pasar yang berebut pelanggan, tapi apa pun yang dilakukan, rezeki tetap Allah yang menentukan dan mengatur.
Sebab penjelasan adalah rezeki, maka saya mengoleksi dan menyimpan penjelasan-penjelasan yang baik dari semua orang, termasuk dari kolom komentar netizen. Dan setiap berjumpa dengan masalah yang tidak dapat saya jelaskan dengan baik dan sederhana, maka saya tidak berusaha menjelaskannya meskipun banyak yang meminta.
Saya juga tidak terdorong untuk menjadi yang membahasnya pertama kali, tapi saya menunggu Allah memberikan rezeki penjelasan itu, baik kepada saya atau kepada orang lain. Ketika rizki itu diberikan kepada saya, maka saya sampaikan. Ketika rezeki itu diberikan kepada orang lain, maka saya simpan dan saya doakan orangnya dengan kebaikan.
Demikian penjelasan Ust Abdul Wahab Ahmad, dari UIN KH Achmad Siddiq Jember. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.