Mengeluh Kehabisan Biaya, Sejumlah Caleg Mulai Limbung
Calon legislatif (caleg) sudah ada yang mulai limbung, mereka mengeluh kehabisan dana kampanye. Sedang alat peraga kampanye (APK) berupa poster dan baliho yang telah disebar, belum berdampak signifikan.
Beberapa caleg DPR RI yang diwawancarai Ngopibareng.id menyadari, untuk menjadi anggota DPR RI, tidak mudah, harus melalui doa alias dorongan anggaran yang cukup besar. "Untuk belanja alat peraga kampanye berupa baliho, poster, stiker, termasuk biaya pemasangan saya sudah mengeluarkan biaya lebih dari Rp 450 juta," ujar seorang Caleg DPR RI daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta satu.
Caleg yang tidak mau disebut identitasnya itu menyadari, untuk mendapatkan satu kursi DPR RI di Senayan, tidak gampang dan biayanya cukup besar. Semua berbayar tidak ada yang gratis.
Pengakuan serupa juga diungkapkan oleh seorang caleg dari Dapil Jateng dua. Selain untuk belanja APK, seorang caleg juga harus menyiapkan dana silaturahmi dengan calon pemilih. "Untuk menyapa calon pemilih, harus membawa sesuatu, tidak bisa datang dengan tangan kosong," ujarnya.
Ia pun minta namanya tidak disebut. "Yang diminta calon pemilih macam-macam, ada yang tidak rasional, ada yang minta dibangunkan akses jalan, bahkan ada yang minta ambulans untuk kepentingan warga," katanya.
Caleg yang baru babat alas, atau baru masuk dalam kontestasi pemilu 2024 tersebut mengakui tantangannya cukup berat. Terutama menghadapi caleg yang sudah duduk manis gedung di DPRI Senayan sebagai anggota legislatif. Mereka sudah punya lumbung pemilih di dapilnya masing-masing.
Tidak Cukup Bondo Nekat
Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto menjelaskan bahwa biaya untuk menjadi seorang caleg memang cukup besar. Tetapi berdampak positif pada perekonomian masyarakat.
Pada Pemilu 2009 dan Pemilu 2014, ia bersama teman-temannya mendapati, biaya yang harus dikeluarkan seorang caleg yang lolos ke Senayan, rata-rata mencapai lebih dari Rp 3 miliar. "Itu biaya yang dilaporkan ke KPU, yang tidak dilaporkan ada kemungkinan jumlahnya cukup signifikan," kata Teguh dalam videonya dikutip Sabtu 16 Desember 2023.
Ketua bidang perekonomian dan bisnis PBNU itu memprediksi biaya yang dikeluarkan seorang caleg pada Pemilu 2024 tentu lebih besar, bisa dua sampai tiga kalinya karena persaingan antar caleg cukup ketat.
Tapi dari segi ekonomi, dampaknya cukup baik. Ia mengambil contoh, jumlah Caleg DPR RI 9.917 orang. Mereka akan memperebutkan 550 kursi DPR. "Kalau secara ekonomi setiap caleg membelanjakan uangnya untuk APK minimal Rp 2 miliar, maka uang yang berputar lebih dari Rp 18 triliun. Itu baru Caleg DPR RI, belum DPRD provinsi dan DPRD kabupaten kota yang jumlah calegnya lebih banyak," kata Teguh.
Pengamat Pemilu Ray Rangkuti dihubungi terpisah mengatakan, syarat untuk menjadi anggota DPR RI memang berat. Meski memperoleh suara cukup tinggi, tidak serta merta langsung jadi. Harus dilihat dulu hasil perolehan suara partainya memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen pada Pemilu Legislatif 2024, atau tidak. "Bila tidak perolehan partainya di bawah PT 4 persen, berarti caleg bersangkutan gagal menjadi anggota DPR RI," ujar Ray Rangkuti Sabtu, 16 Desember 2023.
Perlu diketahui, tahapan Pemilu Serentak Tahun 2024 telah di mulai pada tanggal 14 Juni 2022, sedang pelaksanaan pemungutan suara akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024.
Pemilu serentak 14 Februari 2024 akan memilih Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) bersamaan dengan Pemilu Legislatif (Pileg) untuk memilih anggota DPR RI, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota, dan anggota DPD RI.
Advertisement