Mengejutkan! Obrolan Bamsoet - Hendropriyono Soal Dunia Intelijen
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan, bangsa Indonesia patut bangga memiliki anak bangsa seperti AM Hendropriyono. Beliau ditetapkan oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Profesor dan Guru Besar bidang ilmu Filsafat Intelijen pertama di dunia. Sehingga tidak berlebihan jika publik menjulukinya sebagai the master of intelligence.
"Sepak terjangnya di dunia intelijen tidak perlu diragukan. Sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) 2001-2004 pada Kabinet Gotong Royong dengan Presiden Megawati Soekarnoputri Pak Hendropriyono-lah yang menggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor; Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara; Sumpah Intelijen; Mars Intelijen; serta menetapkan hari lahir badan intelijen; menciptakan Logo dan Pataka BIN.
"Ia juga mempopulerkan bahwa intelijen sebagai 'ilmu' dan menggali 'filsafat intelijen'; hingga menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN," ujar Bamsoet dalam podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) bersama AM Hendropriyono, di Jakarta, Sabtu 15 Januari 2022.
Bamsoet yang juga Warga Kehormatan Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkapkan, ada dua metode umum yang digunakan dalam dunia intelijen. Yakni metode gelap dan metode terang. Dalam metode gelap, seorang intel harus menyamar untuk mendapatkan informasi. Seperti menjadi tukang bakso, hingga siomay.
Bahkan jika perlu menjadi orang dengan gangguan kejiwaan sebagaimana pernah dilakukan seorang tentara Jepang berpangkat Kapten yang sedang melakukan tugas intelijen untuk merebut Lapangan Terbang Kemayoran dari tentara Belanda pada tahun 1942.
"Sedangkan untuk metode terang, seorang intel mencari informasi secara terang-terangan. Misalnya seperti yang dilakukan oleh para Duta Besar di berbagai negara, yang salah satu tugasnya mencari informasi tentang kondisi negara tempat ia bertugas," kata. Bamsoet.
Ia menyebut kalau wawasan itu diperoleh dari Hendro, yang juga mertua Panglima TNI Jendral Andika Perkasa.
Kata Bamsoet tidak hanya di dunia Intelijen, AM Hendropriyono jugapeduli terhadap kemandirian sekaligus kedaulatan Alutsista. Tidak heran jika ia sampai mengoleksi Panser Anoa produksi Pindad, yang dipajang di depan rumahnya.
Sebagai wujud kebanggaan bahwa bangsa Indonesia sebetulnya sangat bisa memproduksi berbagai Alutsista modern dan berteknologi tinggi.
"Panser Anoa mulai dikembangkan Pindad pada tahun 2003. Berbagai purwarupa dan pengembangan terhadap panser terus dilakukan, hingga akhirnya pada 10 Agustus 2008, 10 panser pertama APS-3 Anoa di produksi dan pada tahun 2009 panser pertama diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan. Bahkan juga telah di ekspor ke berbagai negara, seperti Malaysia dan Filipina," ujar Bamsoet.
Advertisement