Mengejutkan! Aksi Mahasiswa UINSA di Pantai Bimo Banyuwangi Temukan Popok Bayi
Mereka tidak melakukan aksi demonstrasi. Mereka ternyata mengukir jejak pengabdian di Pantai Bimo, Desa Bimorejo Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Para mahasiswa UINSA terjun di tengah keindahan pantai yang masih perawan
Pantai Bimorejo, wilayah paling utara di penghujung masuk Kota Banyuwangi. Tidak sulit untuk menuju Pantai ini, dari jalan Raya, ada gang tepatnya sebelum Masjid Bajulmati ada jembatani dan belok ke kiri. Jalan lurus akan sampai di Pantai Bimorejo.
Pantai Bimo yang di tumbuhi pohon cemara, terkadang Masyarakat menyebutnya pantai cemara, di kelilingi dengan lahan pertanian yang luas milik mayarakat.
Lahan pertanian tersebut ditanami jagung, padi, cabai dan bawang merah. Beberapa tambak udang ada di sepanjang jalan menuju bibir pantai.
Pantai Bimo sangat ramai bila sore tiba. Kebanyakan masyarakat menikmati waktu sore. Mereka bercengkerama di sepanjang pantai dengan keluarga kecilnya.
Pantai Bimo, terletak diujung muara Sungai dan Pantai, air laut terlihat berwarna coklat karena deburan ombak yang tidak bisa diam, begitu kencang bercampur pasir, dan air laut.
Pantai Bimo merupakan pantai yang masih teramat sederhana. Menjadikan destinasi wisata, pantai ini membutuhkan banyak sentuhan untuk dapat menarik wisatawan.
Itulah hal menarik yang menjadikan bidikan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) 144 Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Sebanyak 24 mahasiswa itu, berasal dari beragam fakultas. Seperti Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM), Fakultas.Ekonomi dan Bisni Islam (FEBI), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) dan Fakultas Sains dan Teknologi (SAINTEK).
Interaksi Mahasiswa dan Masyarakat
Kepala Desa Bimorejo Maksum, menuturkan kehadiran 14 mahasiswa dari UINSA merupakan berkah bagi masyarakat. Karena, dari interaksi dengan para mahasiswa ada hal-hal yang memungkinkan untuk melakukan perbaikan dan pembenahan.
ā€¯Sungai dipenuhi sampah plastik yang hanyut melaui aliran air yang terbawa ombak maupun dari aliran sungai pada muara menuju Pantai Bimorejo," tuturnya, Jumat 12 Juli 2024.
Dengan masalah itu, berdampak dari berkurangnya hasil tangkapan ikan para nelayan di laut.
"Alhamdulillah. Mahasiswa mengajak masyarakat mengubah pola pikir untuk mengelola lingkungan pantai terkait sampah. Hal itu menjadi masalah utama di Pantai Bimo dengan membuat ecobrick. Ecobrick merupakan upaya kreatif memanfaatkan limbah plastik," tutur Endang Wahyuni, dosen pendamping pada KKN yang berlangsung sejak 20 Juni lalu hingga 26 Juli 2024.
Dijelaskan dosen Fakultas Psikologi dan Kesehatan UINSA ini, kesadaran masyarakat ikut terlibat menjaga lingkungan. Inilah yang menjadi program kerja KKN 144 UIN Sunan Ampel Surabaya melaksanakan kebersihan pantai tiap hari Jumat.
"Alhamdulillah. Kegiatan dilaksanakan tepat pukul 07.00 sampai selesai. Kegiatan tersebut telah tersosialisasi dalam pertemuan curah pendapat antara mahasiswa dengan perangkat desa serta kelompok masyarakat. Mereka antara lain Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat," tuturnya.
Dijelaskan, mahasiswa KKN dan masyarakat memungut sampah yang bertebaran sepanjang sungai. Beberapa jenis sampah yang ditemukan, antara lain, terdiri dari bungkus kemasan makanan, bungkus sabun, botol plasik bekas minuman, dan bungkus revil minyak.
Selain itu, ada popok bayi, kain-kain. Bahkan, sepatu bekas, tas bekas, dan sampah tersebar di sepanjang pantai.
"Pekerjaan membersihkan sungai tidak bisa dilakukan hanya satu atau duka kali. Karena sampah datangnya setiap, sehingga terlihat pantai yang selalu kotor," tutur Endang Wahyuni.
Aksi mahasiswa dan masyarakat, merupakan upaya kecil untuk mengurangi sampah di Pantai Bimorejo. Edukasi yang dilakukan selanjutnya adalah memilah sampah untuk diolah menjadi ecobrick.
Advertisement