Mengawal Reformasi Pendidikan Tinggi NU
Oleh: Arli Fauzi dan Sholehuddin
Refleksi Harlah ke-7 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) 4 Juli 2014 - 4 Juli 2021)
Genap tujuh tahun, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) berdiri berdasarkan Surat Keputusan PT 195/E/O/2014 oleh Kemenristek Dikti. Tujuh tahun merupakan usia yang bisa dikatakan tidak dini lagi. Tidak juga masa pertumbuhan, tapi sudah memasuki usia perkembangan. Bahkan Ketua PCNU H. Maskhun beberapa waktu lalu di depan penulis berharap UNUSIDA sudah tidak lagi pada tahap pengembangan, tapi sudah mengarah ke percepatan. Ini sebuah tantangan bagi pengelola dan seluruh civitas akademika.
Secara historis lahirnya UNUSIDA tidak lepas dari harapan para tokoh khususnya para ulama dan kiai di Sidoarjo agar Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo bisa berkontribusi dalam mengembangkan pendidikan tinggi. Meminjam istilah Direktur Diktis Kemenag RI Prof. Suyitno lahirnya Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) sebagai wujud reformasi pendidikan tinggi di tubuh NU.
Mengawal UNU melalui Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP), bukan perkara mudah. Sangat berbeda dengan mengelola sebuah lembaga swasta di bawah naungan yayasan. Namun spiritnya sebagai representasi para ulama dari level PBNU hingga PCNU menjadi kekuatan tersendiri.
Dari segi keuangan misalnya sudah semakin membaik dan bisa dikatakan sehat. Bahkan dari semula kondisi keuangan defisit saat itu, kini UNUSIDA sudah bisa memberikan I'anah Syahriah kepada Nahdlatul Ulama sebagai bentuk komitmen jamiyah.
Kepercayaan Masyarakat
Tingkat kepercayaan masyarakat makin tinggi, dengan semakin besarnya animo lulusan SMA/SMK/MA kuliah di kampus kebanggan warga NU Sidoarjo ini. Persebaran mahasiswa sudah meluas, tidak hanya warga Sidoarjo ansih, tapi juga dari luar Sidoarjo. Begitu pula program-program studi semuanya telah mengalami peningkatan dari sisi kuantitas, dan terus dikembangkan secara kualitas.
Prestasi yang diraih tidak saja dari sisi akademik tapi juga non akademik. Secara kelembagaan, UNUSIDA telah menempati urutan pertama dari Sembilan Kampus NU Terbaik yang berbadan hukum perkumpulan (BHP) NU dari Lembaga Pendidikan Tinggi NU (LPTNU) tahun 2020. Lulusannya juga bisa berkompetisi di dunia kerja, di antaranya ada yang sudah diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi guru. Tahun lalu beberapa lulusan terbaik diterima di pasca sarjana perguruan tinggi negeri favorit.
Kunci kesuksesan dalam mengelola pendidikan tinggi NU adalah rasa percaya dan saling bekerja sama, bersinergi antara pihak BPP dengan seluruh civitas akademika. Jika ada permasalahan, tidak menunggu beberapa hari atau minggu, tetapi langsung secepatnya dicari solusi terbaik.
Selain itu, BPP terus belajar dan terbuka, saling sharing dengan perguruan tinggi baik di bawah naungan LPTNU maupun yang lain. UNUSIDA dengan fasilitasi BPP juga terus menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah dan swasta untuk bersama sama membesarkan kampus.
Dibutuhkan Strategi Konkret
Kini, di tahun ketujuh, UNUSIDA dihadapkan dengan masa percepatan. Layaknya sebuah reformasi pendidikan diperlukan strategi jitu, terukur dan konkret agar tahapan-tahapan (mile stone) menjadi kampus berbasis riset bisa tercapai.
Tugas berat BPP lima tahun ke depan yang perlu menjadi perhatian sebagaimana amanah PCNU (dan Muslimat) sebagai owner adalah upaya mendorong UNUSIDA 'lahirkan' para guru besar. Diakui atau tidak, hebatnya sebuah perguruan tinggi, dilihat dari seberapa banyak para guru besarnya. UNUSIDA dalam hal ini harus mengarah ke sana.
Penguatan sistem dan tata kelola baik ketenagaan maupun akademik menjadi hal urgen untuk terus dilakukan. Prodi keagamaan masih berproses kelahirannya. Demikian pula pasca sarjana tidak kalah penting terus diupayakan setelah sistem kampus mengalami kemapanan, karena hal itu juga menjadi cita-cita bersama dan amanah pemberi mandat.
Komposisi Baru BPP
Dengan terus dikebutnya pembangunan kampus yang menempati lahan tidak kurang dari 6,5 hektar di Lingkar Timur, UNUSIDA diharapkan akan menjadi mercusuar pendidikan tinggi di Sidoarjo. Bahkan, ke depan menjadi ikon baru dalam perjuangan jamiyah NU di Jawa Timur dan Indonesia karena secara terpadu menjadi pusat gerakan Aswaja ala NU Sidoarjo.
BPP sebagai 'mitra' dengan komposisi baru yang banyak diperkuat para akademisi dan praktisi akan terus berkomitmen menjadi penyambung lidah NU secara organisasi dan partner yang baik bagi UNUSIDA. Bersama sama mengawal reformasi pendidikan tinggi NU, khususnya di Sidoarjo. Selamat Harlah UNUSIDA yang ke-Tujuh, 4 Juli 2021.
*) Drs. H. Arli Fauzi, SH, MH dan Dr. H. Sholehuddin, S. Ag., M. Pd.I (Ketua dan Sekretaris BPP UNU Sidoarjo)
Advertisement