Mengatur Tekanan Ban Saat Bersepeda? Bisa!
Scope, produsen pemonitor tekanan ban sepeda, mengatakan bahwa tahun ini mereka akan berpartisipasi di balapan kelas WorldTour, Paris-Roubaix.
Mereka mensponsori Team DSM untuk berlaga di balapan cobbles paling berat itu. Scope Atmoz yang dibuat di Belanda ini bisa dipasang di semua roda ukuran 700c untuk road bike dan 29 inchi untuk MTB.
Dengan Scope Atmoz ini, pembalap bisa menurunkan dan menaikkan tekanan ban dari kontrol yang ada di handlebar. Kemampuannya adalah bisa menurunkan atau menaikkan tekanan hingga 0,5 bar setiap detiknya. Sehingga perubahan tekanan ban dapat dilakukan dalam hitungan detik.
Apa gunanya mengubah tekanan ban selama balapan ini? Bila menggunakan tekanan ban untuk jalan aspal yang bisa memaksimalkan kecepatan itu di jalanan kasar atau cobbles, jelas membuat pembalap tidak nyaman.
Tetapi bila tekanan ban diturunkan demi kenyamanan di cobbles, tentu harus mengorbankan kecepatan di jalanan aspal. Karena ban yang lebih kempes membuat rolling resistance kian tinggi.
Jadi ketika harus balapan di medan yang tidak menentu seperti Paris-Roubaix, perangkat pengatur tekanan ban otomatis ini sangat diperlukan.
Ban yang empuk bisa meredam getaran saat menghajar bebatuan cobbles. Pembalap jadi nyaman maka bisa meraih kecepatan lebih tinggi. Comfort is speed!
Bila Team DSM menggunakan produk Scope Atmoz, tim Jumbo-Visma tak mau kalah. Mereka menggunakan produk kompetitor Scope yakni HubTech Kinetic Air Pressure System (KAPS). Juga di balapan yang sama, Paris-Roubaix.
Scope Atmoz mengklaim bobotnya hanya 300 gram. Masih belum jelas apakah 300 gram itu untuk dua atau satu perangkat. Tetapi andaikata 600 gram-pun bobotnya masih seimbang dengan kenyamanan yang diberikan.
Uniknya, baik Scope Atmoz atau HubTech keduanya tidak menggunakan motor untuk sistem penambah atau pengurang tekanan ban itu.
Atmoz menggunakan sistem manual mekanikal biasa. Tidak ada motor atau kompresor di dalamnya. Sedangkan HubTech menggunakan pompa ringan yang digerakkan oleh rotasi roda.
Sehingga keduanya tidak melanggar aturan dari Union Cycliste Internationale (UCI), badan sepeda dunia yang membidani aturan – aturan balapan dunia.