Mengapa Ventilator Dibutuhkan saat Pandemi Covid-19
Ventilator adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang mengalami gangguan dengan fungsi organ pernapasannya. Dalam pandemi covid-19, alat bantu pernapasan ini menjadi peralatan yang sangat penting untuk menyelamatkan pasien. Lantas bagaimana cara kerja ventilator pada tubuh pasien?
Dialihbahaskan dari Youtube Washington Post, ventilator penting saat pandemi sebab virus covid-19 menyerang sistem pernapasan. Gejalanya menjadi sangat berat pada pasien yang telah memiliki riwayat penyakit tertentu, dan yang berusia lanjut. Pasien berisiko ini jumlahnya disebut sekitar 7 persen, dari keseluruhan yang terserang.
Bagi pasien denggan gejala berat ini, ventilator bisa jadi penyelamat nyawa mereka saat berjibaku mengalahkan covid-19 di dalam tubuh.
Sebab pada gejala yang parah, pasien mengalami kegagalan pernapasan dan paru-paru tak berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke dalam bagian tubuh lain. Dalam kondisi ini pasien butuh segera menggunakan ventilator.
Ventilator adalah alat bantu pernapasan. Pasien yang akan menggunakan ventilator harus berada dalam kondisi intubasi. Tabung atau selang ventilator akan dimasukkan ke dalam paru-paru pasien melalui mulut. Terkadang, tabung atau selang dimasukkan langsung melalui saluran pernapasan di leher. Pada kondisi ini pasien sering kali harus dibius lebih dahulu.
Selang atau tabung yang masuk ke dalam tubuh pasien itu, tersambung pada alat ventilator yang berfungsi meniupkan udara atau oksigen langsung ke dalam paru-paru pasien.
Udara yang dipaksakan masuk membantu paru-paru mengembang, terisi oksigen, dan mencegah sel kecil di dalam paru-paru mati. Proses ini juga membantu membersihkan saluran pernapasan jika pasien terlalu lemah untuk batuk.
Dr Howard Greller dari Rumah Sakit St Barnabus, New York mengatakan jika ventilator bukanlah alat yang bisa dibuat dengan cepat dan mudah. sementara kebutuhan akan alat ini melonjak cepat seiring naiknya pasien covid-19, namun dengan srok yang sangat terbatas.
Pada kasus yang parah, pasien akan berada pada posisi intubasi selama berminggu-minggu. "Sehingga jika kita tidak memiliki cukup ventilator, maka kita akan kesulitan mengatur perawatan pasien," katanya.
Dalam kondisi terbatas, tenaga medis bahkan dipaksa untuk membuat keputusan dengan memprioritaskan pasien mana yang akan mendapatkan bantuan ventilator lebih dahulu.
Advertisement