Mengapa Sejumlah Virus Berbahaya Muncul dari China?
Virus corona baru dari China menjadi ancaman bagi kesehatan global di awal tahun 2020. Hingga saat ini virus Corona sudah menewaskan 26 orang di Cina dan menjangkit 830 orang.
Sebanyak 177 orang di antaranya berada dalam keadaan serius sementara 34 orang lainnya sudah dipulangkan karena diklaim bebas dari virus tersebut.
Merujuk pada sejarah, ini bukanlah kali pertama China menjadi ground zero alias titik permulaan penyakit infeksi yang akhirnya menjadi ancaman kesehatan global. Pada tahun 2002, Severe acute respiratory syndrome (SARS) menginfeksi hingga menyebabkan kematian massal.
Muncul pertanyaan, apa penyebab China sering mengalami wabah penyakit infeksi?
Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), SARS membunuh hampir 800 orang di dunia.
Tidak hanya itu saja, virus H5N1, flu burung juga muncul di China pada 1997. Pertama kali terdeteksi pada angsa di Cina dan bermutasi ke manusia dari unggas yang terinfeksi. Menurut catatan CDC, flu burung menewaskan sekitar 455 orang dari seluruh dunia.
Sementara itu, Profesor Mark Woolhouse, pakar epidemiologi penyakit menular dari University of Edinburgh, Skotlandia, menyebut setidaknya ada dua jawaban untuk pertanyaan mengapa China sering mengalami wabah penyakit infeksi.
Pertama, menurut Mark Woolhouse, China merupakan negara besar dengan populasi hampir 1,4 miliar jiwa. Sebagian besar di antaranya tinggal di kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Alasan kedua, lanjut Mark Woolhouse, hampir seluruh masyarakat China, terutama yang tinggal di daerah perkotaan padat penduduk, belum mengaplikasikan standar higienitas yang baik.
"Tingginya kontak dengan hewan, tanpa pengamanan yang cukup, membuat risiko penularan infeksi penyakit dari hewan ke manusia meningkat," terang dia.
Pakar virologi dari University of Nottingham, Profesor Jonathan Ball, menyebut dugaan awal virus corona baru ini bermula di pasar ikan kota Wuhan. Di mana, mamalia laut seperti paus Beluga yang lazim dijual-belikan di China, memiliki kemampuan membawa virus corona.
Namun tak menutup kemungkinan, virus corona baru ini juga bisa berasal dari ayam, kelelawar, kelinci, hingga ular yang juga diperjualbelikan di tempat yang sama.
Jonathan Ball mencontohkan penularan SARS yang awalnya bermula dari kelelawar lalu menular ke kucing sebelum akhirnya menginfeksi manusia. Ada pula penyakit MERS yang sebelum menginfeksi manusia, lebih dahulu mewabah di unta.
"Sampai saat ini belum ada yang berhasil menemukan hewan apa yang bertanggung jawab terhadap virus corona baru. Jika penyebab sudah ditemukan, maka penanganannya akan lebih mudah," tutur Jonathan Ball.
Advertisement