Mengalahkan Nafsu karena Allah Ta'ala, Jalan Mudah Kaum Beriman
Ini kisah menakjubkan. Seorang laki-laki fakir tinggal bersama istri dan anaknya ada selama tiga hari tanpa makan sesuatu pun.
“Wahai Suamiku, tidakkah engkau melihat keadaan anak-anak kita? Wajah-wajah mereka pucat, dan perut mereka nyeri menahan rasa lapar. Orang-orang tidak mampu sabar seperti kita,” ucap sang istri.
“Demi Allah, aku telah berkeliling mencari pekerjaan dengan upah sepertiga dirham untuk membelikan makanan mereka. Akan tetapi, aku tidak menemukan seorang pun yang mempekerjakanku. Sungguh, perasaanku amat sedih melihat mereka,” jelas sang suami.
“Kalau begitu, ambilah kerudung ini. Jualah sesuai harganya. Kemudian, belikan makanan untuk mereka dari hasil penjualan tersebut.”
Akhirnya, sang suami pergi membawa kerudung istrinya untuk dijual. Ia menjual kerudung itu dengan harga dua dirham. Lalu, ia pergi untuk membeli makanan. Di tengah perjalanan, ia mendengar seorang laki-laki berkata, “Muliakan aku, dengan wajah Allah Swt. dan cinta Rasulullah Saw.! Wahai seseorang, yang mana Allah Swt. mengutangi orang kaya. Demi Allah, aku tidak mempunyai apa-apa.”
Si miskin yang membawa hasil penjualan kerudung itu berkata, “Ambilah dua dirham ini, karena Allah Swt. dan cinta kepada Rasulullah Saw.”
Sesaat setelah memberikan uang itu, si miskin merasa malu kepada istrinya apabila ia pulang ke rumah tanpa membawa makanan. Ia takut bila si istri akan marah kepadanya.
Menuju Masjid
Akhirnya, ia pergi ke masjid, dan berpikir sejenak tentang yang di lakukan kepada orang asing itu,
Ketika malam tiba, dia pulang menemui istri dan anak-anaknya, Sementara, waktu yang telah dijanjikan suami telah habis
“Apa yang engkau lakukan dengan kerudung itu? Engkau telah meninggalkan anak-anak kita, padahal mereka kelaparan," kata sang istri,
Selanjutnya, si suami menceritakan yang ia lakukan, sekaligus menceritakan pertemuannya dengan peminta-minta.
“Ya sudah, ambillah ini! Jualah dan belikan makanan dari hasil penjualannya,” kata si istri agak kecewa,
Si suami berkeliling menjual barang lain dari istri. Namun, tidak ada seorang pun yang membelinya. Hingga, ia merasa sangat susah. Bahkan, ia hendak kembali pulang. Tiba tiba, ia bertemu dengan nelayan yang membawa ikan besar, dan menawarkannya kepada si miskin.
“Saudaraku, ambillah barang yang tidak laku ini untukmu, Dan, berikan aku ikan yang tidak laku dan membebanimu itu kepadaku," kata si miskin.
Si nelayan menerima akad yang diucapkan si miskin. Ia memberikan ikan tangkapannya kepada si miskin seketika itu. Kemudian, si miskin datang kepada istrinya membawa ikan tersebut. Mengetahui suaminya membawa ikan, wajah si istri begitu ceria. Segera, si istri membelah mulut ikan. Tiba-tiba, ia melihat sebuah batu indah yang tidak dikenalnya.
Si suami mengambilnya dan membawanya kepada pedagang. Setelah mengamati batu yang dibawanya, para pedagang berkata bahwa itu bukan jenis batu, akan tetapi adalah permata mulia yang tidak bisa dihargai dengan harta dan tidak terjual dengan dirham.
Para pedagang saling berebut menawarkan harga tinggi kepada si miskin hingga mencapai empat belas ribu dirham. Akhirnya, si miskin menjual dengan harga tersebut. Ia pergi kepada istri dan keluarganya, sekaligus membeli rumah. Mereka sangat senang dan kesusahan-kesusahan pun hilang.
Harta dan Keluarga
Suatu hari, pengemis datang meminta, “Wahai keluarga Allah Swt., berilah aku harta yang diberikan Allah Swt. kepada kalian.”
Pemilik rumah mewah itu keluar dengan segera menemui pengemis, dan berkata, “Semua harta ini, separuh menjadi milik kami, dan engkau sendirian memperoleh separuh yang lain. Apabila itu membuat engkau rela, maka kami juga rela. Akan tetapi, apabila engkau tidak rela, kami akan menambah dan memberikan kepada engkau.”
“Aku rela,” jawab pengemis.
Selanjutnya, pengemis itu pergi mengambil unta untuk membawa harta yang diberikan kepadanya. Sementara, pemilik rumah menunggu kedatangannya hingga tertidur. Di dalam tidur, pemilik rumah bertemu dengan pengemis. Ia bertanya kepada pengemis dan dijawab, “Wahai saudaraku, aku bukanlah pengemis. Aku adalah malaikat yang diutus Allah Swt. untuk mengetahui kesabaranmu atas pemberian-Nya. Aku memberi kabar gembira bahwa Allah Swt. menerima dua dirham darimu. Dan, Allah Swt. mengganti dua dirham tersebut dengan ber-dirham-dirham. Dia juga menyediakan surga bagimu di akhirat, yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia. Sebab, engkau telah bekerja dengan ikhlas karena Allah Swt. semata.”
Di dalam sebagian kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi, Dia berkata, “Seumpama Aku tidak memberikan kuasa tiga hal kepada tiga orang, niscaya urusan dunia tidak akan tersusun. Aku memberikan kuasa sabar di hati orang-orang sabar. Jika saja tidak sabar, ia akan mati penuh penyesalan. Aku memberikan kuasa bau kepada mayat. Seumpama tidak ada bau, niscaya mayat itu tidak akan pernah dimakamkan. Aku memberikan kuasa tipu daya di bumi. Seumpama tidak ada tipu daya, niscaya para raja akan menguasai bumi layaknya emas dan perak. Maka, Aku dapat melakukan apa saja yang Aku kehendaki. Aku adalah Raja Pengasih dan Amma”. Wallahu a'lam
Demikian kisah menarik tentang keimanan dalam Kitab An-Nawadir. Semoga bermanfaat.
Advertisement