Orang Tua Mahasiswa Unesa Minta Gubernur Anaknya Dievakuasi
Puluhan orang tua mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terisolir di Wuhan, China mendatangi Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu, 29 Januari 2020 malam.
Para orang tua ini meminta Gubernur Khofifah Indar Parawansa segera memulangkan anak-anaknya yang menempuh pendidikan di Xianning University, sekitar 120 kilometer dari Kota Wuhan, China.
"Anak-anak kami pola pikirnya tidak seperti kami orang dewasa. Anak-anak di sana resah betul, karena semua kota sudah tertutup semua," kata Fahrul Rozi, salah satu orang tua mahasiswa yang berasal dari Pamekasan.
Hal senada juga diungkapkan Husnika, salah satu kakak dari mahasiswa Unesa. Ia mengkhawatirkan logistik adiknya yang mulai menipis. Karena itu, ia berharap, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat segera melakukan evakuasi secepat mungkin.
"Saya meminta tolong pemerintah agar segera memulangkan anak-anak kami. Supaya kami para orang tua tidak khawatir," ujarnya kepada wartawan.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Khofifah berjanji akan segera menghubungi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui WhatsApp.
Khofifah juga ingin sebelum ada mahasiswa yang terjangkit virus, evakuasi harus segera dilakukan.
Selain itu, Khofifah juga menyakinkan kepada orang tua bahwa logistik anak-anaknya di China dipastikan aman.
"Kami berikhtiar dengan Menlu dan pihak KBRI. Memang toko di sana banyak yang tutup, kami mengupayakan logistik tetap terpenuhi sebelum proses evakuasi," kata Khofifah.
Menurut Khofifah, saat ini Menlu telah mematangkan pembahasan proses evakuasi yang sebentar lagi akan selesai.
"Kalau ditanya kapan, kami memang belum bisa memastikan. Tapi Bu Menlu sedang finalisasi proses evakuasi, termasuk menghitung pesawatnya yang dibutuhkan dan lainnya," katanya.
Sementara itu, Humas Unesa Vinda Maya mengatakan, saat ini ada 10 orang mahasiswa Unesa yang tengah berada di Wuhan, China. Ke 10 mahasiswa itu adalah para penerima beasiswa dari Unesa untuk menempuh pendidikan jurusan bahasa Mandarin.
"Saat ini ada 10 mahasiswa Unesa yang ada di sana (Wuhan). Mereka ada di dalam asrama mahasiswa," katanya saat di gedung Negara Garahadi, Rabu, 29 Januari 2020.
Ia menambahkan, saat ini kondisi mereka masih dalam keadaan baik dan sehat. Namun, ia mengakui mereka kekurangan logistik dan dana untuk biaya hidup di tempat tersebut.
Untuk mengatasi hal itu, Rektor Unesa pun memberikan bantuan dengan mengirimkan dana Rp25 juta untuk 10 orang mahasiswanya. Biaya tersebut disebutnya untuk menopang sementara kehidupan para mahasiswa tersebut.
"Para mahasiswa itu sempat mengeluh soal kebutuhan logistik. Jadi untuk sementara pak Rektor mengirimkan bantuan sebesar Rp25 juta untuk 10 mahasiswa," ujarnya.