Mendikbud Larang Perpeloncoan di Masa Orientasi Siswa
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy melarang berbagai perpeloncoan di sekolah saat pengenalan lingkungan sekolah di tahun ajaran baru.
"Sekolah harus dibuat ramah lingkungan dan ramah terhadap anak didik, sehingga menumbuhkan suasana yang menyenangkan," kata Mendikbud saat meninjau SD Muhammadiyah 5 Jakarta di Jakarta, Senin 15 Juli 2019.
Mendikbud Menegaskan kasus tewasnya seorang siswa SMA Taruna Indonesia di Palembang, Delwyn Berli (14), yang meninggal dunia saat mengikuti rangkaian kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolah sangat ia sesalkan. Maklum, sejak jauh-jauh hari Mendikbud mengingatkan agar tidak ada kekerasan secara fisik ataupun mental saat MOS.
SMA Taruna berada dalam kewenangan provinsi. Dan kasus tewasnya siswa SMA Taruna tersebut saat ini masih dalam penyelidikan Polri.
Belajar dari kasus ini, Mendikbud mendukung program kakak asuh dan adik asuh yang ada di sekolah, karena siswa senior dilatih untuk bertanggung jawab terhadap siswa junior yang baru masuk sekolah.
Hal tersebut merupakan cara yang tepat untuk menghindari perpeloncoan maupun perundungan di sekolah.
"Ingat anak-anak yang baru masuk ini, baru beradaptasi di sekolah itu. Saya minta kakak kelasnya membantu adik-adiknya," ujarnya.
Selain itu, para guru juga diminta memberikan bekal pada siswanya untuk tidak melakukan perpeloncoan di sekolah.
Setiap anak hendaknya memiliki kakak asuh di sekolah yang mengarahkan dan membimbing adik-adiknya. "Tidak boleh ada perpeloncoan di sekolah. Sekolah harus ramah pada anak," pesan Mendikbud.
Mengawali tahun ajaran baru, Mendikbud mengunjungi beberapa sekolah di Jakarta, Tangerang dan Banten, antara lain SDN Sukaharja 3, SMAN 14 Tangerang, Komplek Sekolah Permata Insani, Pasar Kemis Tangerang. (asm)