Mendikbudristek Resmikan Museum Song Terus di Pacitan Jawa Timur
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meresmikan Museum Song Terus di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Kamis 16 Mei 2024. Acara merupakan bagian dari rangkaian peluncuran Indonesian Heritage Agency pada malam harinya.
Mendikbudristek menyampaikan, ”Kita memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang berlimpah, tetapi selama ini masih belum dikelola secara optimal. Melalui peresmian Museum Song Terus serta revitalisasi 17 museum, satu galeri, dan 34 cagar budaya lainnya di Indonesia, kita tidak sekadar merawat benda-benda peninggalan masa lalu, tetapi menjadikannya sebagai sumber pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman.”
Museum Song Terus menyimpan jejak-jejak budaya dan perubahan lingkungan prasejarah Indonesia, khususnya yang berada di Kawasan Gunung Sewu. Adapun lebih dari 4.627 koleksi yang mencakup artefak dari zaman prasejarah hingga kehidupan tradisional masa kini dipamerkan dalam museum.
Museum ini dikelola Kemendikbudristek melalui Badan Layanan Umum (BLU) Museum dan Cagar Budaya yang juga disebut dengan Indonesian Heritage Agency (IHA).
Dalam satu tahun sejak berdirinya, Museum Song Terus telah mengembangkan koleksinya menjadi sumber pengetahuan yang luas untuk pelajar, peneliti, dan komunitas penggiat budaya. Hal ini sejalan dengan misi Indonesian Heritage Agency untuk menjadikan museum yang berkelas dunia.
Dengan lokasinya yang strategis dan berdekatan dengan situs asal koleksi, Museum Song Terus menawarkan kesempatan unik kepada masyarakat untuk mempelajari dan mengapresiasi sejarah dan budaya lokal dalam konteks yang otentik. Diimbangi dengan gaya bangunan modern yang selaras dengan topografi alam sekitar, museum ini menciptakan sinergi antara keindahan alam dan inovasi arsitektural.
Untuk itu, Kemendikbudristek mendorong Museum Song Terus agar terus melakukan pelayanan publik yang berkelanjutan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui upaya untuk membuat museum lebih aksesibel dan menarik bagi publik, salah satunya dengan memperkenalkan tata pamer yang menggunakan teknologi terkini dan arsitektur yang selaras dengan lingkungan. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengalaman pengunjung dan memperkuat peran Museum Song Terus sebagai pusat edukasi dan budaya di Pacitan.
“Selain transformasi fisik pada museum-museum kita, transformasi pelayanan publik juga kami upayakan agar pengalaman berkunjung ke museum dan cagar budaya menjadi lebih bermakna. Karena, kebudayaan memiliki peran dan fungsi yang sentral sebagai landasan utama dalam tatanan kehidupan, suatu bangsa akan menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokalnya mengakar dalam sendi kehidupan masyarakat,” jelas Nadiem.
”Kehadiran Museum Song Terus sebagai bagian dari reimajinasi museum dan cagar budaya di Indonesia menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Melalui kerja sama erat dari berbagai pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, kita bisa menjadikan museum dan cagar budaya sebagai wadah Merdeka Belajar, ruang yang terbuka, inklusif, dan mampu melahirkan generasi muda yang cerdas dan senantiasa berbangga dengan identitasnya sebagai bangsa Indonesia,” lanjut Mendikbudristek.
Dalam kunjungan dan peresmian tersebut, Mendikbudristek bersama rombongan disambut sajian budaya Eko Dance Company yang ditarikan lebih dari 150 pelaku budaya lokal dari LKP Seni Pradana Loka Bhakti, bertajuk Ronthek Garudheya; sajian Wayang Beber; dan gamelan kaca.
Nadiem turut menyaksikan tayangan perdana tiga dimensi kisah Song Terus di auditorium museum bersama lebih dari 50 murid SLB, SD, dan SMP, serta seniman cilik.
Turut hadir dalam peresmian Museum Song Terus adalah Bupati Kabupaten Pacitan, Indrata Nur Bayuaji; Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti; Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid; Ketua Dewan Pengawas BLU Museum dan Cagar Budaya, Muhamad Heikal, serta masyarakat Pacitan.