Mendikbud: Pesantren Muhammadiyah Harus Lahirkan Kader Ulama
Jumlah yang terus meninggkat, pesantren Muhammadiyah diharapkan menjadi wadah pengkaderan yang menciptakan ulama sebagai pelangsung perjuangan dan menjaga eksistensi Muhammadiyah dalam mengabdi untuk bangsa.
Hal tersebut disampaikan Muhadjir Effendi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia (RI) saat mengunjungi Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom Gombara, Makassar Sulawesi Selatan.
Menurutnya, Muhammadiyah sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada Indonesia. Didirikannya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) diberbagai wilayah di Indonesia selain sebagai proses pencerahan Muhammadiyah untuk bangsa dan negara.
“Bahkan di Sulawesi Selatan, boleh dikatakan amal usaha Muhammadiyah begitu mengalir. Tidak pernah berhenti. Bahkan semakin bertambah dari masa ke masa. Sehingga boleh dikatakan Muhammadiyah di Sulawesi Selatan sangat dinamis dan berkembang,” ungkap Muhadjir.
“Bahkan di Sulawesi Selatan, boleh dikatakan amal usaha Muhammadiyah begitu mengalir. Tidak pernah berhenti. Bahkan semakin bertambah dari masa ke masa. Sehingga boleh dikatakan Muhammadiyah di Sulawesi Selatan sangat dinamis dan berkembang,” ungkap Muhadjir melalui keterangan pers yang diterima ngopibareng.id, pada Selasa 2 April 2019.
Menyoroti keberadaan pesantren, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi bidang pendidikan ini menganggap peran pesantren dalam mencetak kader ulama masih sangat minim. Hal ini terindikasi dari banyak Masjid yang didirikan oleh Muhammadiyah tapi banyak yang diambil dan dikelola oleh ormas atau orang yang berlainan dengan paham Muhammadiyah.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini berpesan kepada pihak yang mengurusi alumni Pondok Pesantren Muhammadiyah diberikan kewajiban mengabdi kepada masyarakat. Membina masyarakat dari aspek keagamaan dan keorganisasian.
Dalam kunjungan ini, Mendikbud juga berdialog dengan santri dan memantau pelaksanaan ujian nasional. Beliau juga berkenan membantu satu unit laboratorium komputer dan akan mengusahakan bantuan untuk asrama santri.
Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Muhammad Syaiful mengatakan, saat ini di Sulsel terdapat 11 pondok pesantren. Dalam pondok tersebut membina siswa selain sekolah umum seperti Madrasah Aliyah, SMP, MTs, dan SMK, juga membina santra tahfidz yakni Penghafal Al-Qur'an. (md/adi)