SMK Jangan Buka Jurusan Sembarangan
Malang: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta pengelola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar tidak sembarangan membuka program studi baru, kecuali prodi yang sedang digencarkan pemerintah. "Selain pertanian, perikanan dan pariwisata, sekarang pemerintah terus mendorong SMK untuk membuka prodi terkait industri kreatif," kata Mendikbud, ketika melakukan kunjungan kerja di SMK Berbasis Pesantren An Nur, Bululawang, Kabupaten Malang, Jumat (14/4) lalu.
Pemilihan keempat program studi yang menjadi fokus pengembangan SMK tersebut, kata Mendikbud, berdasarkan arah kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia. Menurutnya, empat sektor unggulan nasional tersebut diproyeksikan akan menyerap tenaga kerja cukup besar. Mendikbud juga menyoroti besarnya potensi yang dimiliki negeri ini, namun belum dimanfaatkan dengan optimal.
"Karena itu, saya berharap SMK menjadi motor penggerak produktivitas bangsa untuk memenangkan persaingan di era globalisasi," ujarnya.
Mendikbud mencontohkan sektor pariwisata Indonesia yang didukung keunggulan kompetitif keindahan alam dan keragaman budaya. Sektor pariwisata menurutnya masih memerlukan tenaga-tenaga terampil dalam jasa pelayanan dan pengelolaan potensi wisata yang semakin beragam.
Saat ini, menurut Muhadjir lagi, 60 persen SMK di Indonesia dikelola oleh swasta dan 40 persen sisanya dikelola pemerintah/negeri. Sementara menyinggung SMK berbasis pesantren, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengemukakan, SMK berbasis pesantren juga bisa membuat program studi pariwisata, apalagi sekarang wisata religi sedang "ngetren".
"Saya mengapresiasi SMK berbasis pesantren ini. Pondok pesantren adalah salah satu contoh cara baik membentuk karakter siswa," ujarnya.
Senada dengan Mendikbud, pimpinan Pondok Pesantren An Nur, KH Fahrurrozi mengatakan, SMK An Nur tidak hanya mendidik dan membimbing siswa menjadi terampil, tetapi juga memiliki karakter yang religius dan tangguh.
Selain mengunjungi SMK An Nur, Mendikbud dalam kesempatan ini juga mengunjungi SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang. Dengan delapan belas program studi, SMK ini menjadi salah satu SMK rujukan nasional yang mendidik lebih dari 2.000 siswa.
Menurut Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Pahri, hampir 90 persen siswa kelas akhir sudah bekerja sebelum lulus. Dalam kunjungannya itu, Mendikbud juga meresmikan gedung teaching factory SMK tersebut.
"Praktik dalam pembelajaran SMK harus lebih ditingkatkan. Siswa harus lebih banyak terlibat langsung pada dunia kerja. Dengan teaching factory, siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai kemampuan teknis, tetapi juga sampai pada konsep pengembangan usaha," katanya. (kik)