Mendikbud: Jaga Etos Muhammadiyah untuk Bangsa
Jasa Muhammadiyah dalam mengintegrasikan wilayah laut dengan daratan Indonesia diwakili oleh para kadernya. Salah satunya adalah Ir Juanda, Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Menteng. Fakta sejarah tersebut menjadi tongkat estafet yang terus bersambung bagi kader Muhammadiyah, kini dan yang akan datang.
Muhadjir Efendi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbuk) Republik Indonesia (RI) mengungkapkan hal itu, dalam kegiatan silaturahmi warga Persyarikatan Muhammadiyah Sumatera Selatan di Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang, belum lama ini.
“Saya contohkan Insinyur Juanda adalah penggagas perastuan wialayah NKRI. Pada tahun 1957, Waktu itu ada namanya Deklarasi Djuanda yang bertujuan unutuk mengintegralkan seluruh wilayah lautan maupun daratan Indonesia,” kata Muhadjir, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Sabtu 9 Maret 2019.
"Belajar dari seajarah, Muhammadiyah melalui Perguruan Tingginya harus tetap menjaga momentum dan menjaga etos Muhammadiyah untuk bangsa. Maka dengan adanya PTM harus bisa memberi dampak postif terhadap lingkungan sekitarnya, melalui pemanfaatan kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya lain. Untuk mewujudkan kemajuan."
Mantan rektor UM Malang periode 2000-2016 ini menguraikan, jalur lintas laut yang dahulu semua kapal dari negera luar bisa bebas berlayar diatasnya tanpa izin ke Indonesia. Kemudian pada tahun 1984, gagasan Juanda tentang daratan dan lautan merupakan bentuk integral bagi wilayah suatau negara, diratifikasi menjadi konvensi hukum internasional. Karena gagasan tersebut, kini menjadi pedoman aturan bagi lalu lintas laut.
“Kini, yang melintasi laut Jawa harus izin dulu ke Indonesia,” tambah Muhadjir.
Belajar dari seajarah, Muhammadiyah melalui Perguruan Tingginya harus tetap menjaga momentum dan menjaga etos Muhammadiyah untuk bangsa. Maka dengan adanya PTM harus bisa memberi dampak postif terhadap lingkungan sekitarnya, melalui pemanfaatan kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya lain. Untuk mewujudkan kemajuan.
“Jaga terus momentum ini dan selalu jaga silaturahmi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kemajuan, Universitas Muhammadiyah Palembang mulai menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu sekolah-sekolah dan amal usaha Muhammadiyah, karena akan membuat semakin maju dan sukses” ujarnya.
Ia juga berpesan agar menjadi kader yang memiliki loyalitas dan karakter dalam berMuhammadiyah. Yang tidak mudah goyah karena jabatan atau iming-iming yang sifatnya hanya keduniaan semata. Ia mengutip kisah Ir Juanda yang menolak tawaran menjadi dosen di Kampus Intitute Teknologi Bandung (ITB) dan memilih menjadi guru di SMA Muhammadiyah.
“Ir. Djuanda yang merupakan tokoh Muhammadiyah maka Indonesia menjadi negara yang utuh seperti sekarang menjadi NKRI, dan Ir. Juanda pernah ditawari menjadi dosen di ITB, tetapi lebh memilih menjadi guru di SMA Muhammadiyah Menteng,” pungkas Muhadjir. (adi)
Advertisement