Mendikbud: Kepala Sekolah Wajib Ikut Guru Penggerak
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, para guru yang tergabung dalam Program Guru Penggerak memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah
Guru Penggerak merupakan program yang dirancang untuk memberikan pembekalan kompetensi kepada para guru mulai dari jenjang TK/PAUD hingga SMA, guna menyiapkan pemimpin pembelajaran masa depan.
"Ke depan, kalau mau punya karir sebagai kepala sekolah, tentu harus melewati program Guru Penggerak, karena ini bukan cuma program penguatan, tapi juga kepemimpinan," kata Nadiem, Jumat 12 Februri 2921.
Untuk angkatan pertama, program Guru Penggerak dibatasi hanya untuk 2.800 orang. Mendikbud memastikan selanjutnya kuota program Guru Penggerak akan ditambah, seiring dengan tingginya minat para guru.
Mendikbud berharap dengan mengikuti program Guru Penggerak, para guru dapat mengubah pola pikir untuk selalu mengutamakan siswa dalam proses pembelajaran.
"Sebenarnya, melalui Program Guru Penggerak Kemendikbud bukannya mau mengajari menjadi guru. Semua guru yang baik tahu bahwa ada yang tidak beres dengan cara kita mengajar. Prosesnya ada yang salah. Padahal insting guru itu sudah benar. Jadi tugas Kemdikbud adalah memerdekakan insting itu," ujar Nadiem.
Mendikbud mengingatkan agar segera mendaftar Program Sekolah Penggerak. Ini merupakan salah satu program prioritas Kemendikbud yang akan berakhir pada 6 Maret 2021.
Ia menyampaikan pesannya saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Papua Barat, yang dipublikasikan pada Jumat 12 Februari 2021.
Mendikbud menjelaskan program Sekolah Penggerak merupakan kesempatan bagi sekolah untuk melakukan transformasi intensif dalam jangka waktu tiga tahun. Namun, Nadiem mengingatkan proses menjadi Sekolah Penggerak bukan hal yang mudah.
"Karena ada intervensi dari kepala sekolah, guru, dan orang tua. Proses kurikulum juga ada perubahan, proses pembelajaran berubah, dan pendampingan guru juga berubah," ujarnya.
Menurut Nadiem, hanya sekolah yang benar-benar siap dan memiliki kemauan kuat untuk melakukan lompatan yang diharapkan mendaftar dalam program ini. "Kalau mau kerja keras untuk menjadi inspirasi perubahan di dalam daerah masing-masing, mari ikut bergabung," ajaknya. “Ini tugas yang berat, tapi kalau berhasil, dampak terhadap murid dan sekolah akan luar biasa,".
Untuk angkatan pertama, Sekolah Penggerak hanya akan dibuka untuk 2.500 sekolah. Kendati demikian, Nadiem menargetkan 10 tahun ke depan seluruh sekolah di Indonesia akan menjadi Sekolah Penggerak.
Oleh karena itu, Ia mempersilakan bagi sekolah-sekolah yang sudah siap agar mendaftar melalui laman Kemendikbud, sebelum ditutup pada 6 Maret 2021 mendatang.
Sementara, calon Guru Penggerak dari SMPN 9 Kota Sorong, Elis Franciska mengatakan kepada Nadiem, bahwa ada begitu banyak manfaat yang diterima sebagai peserta pendidikan Guru Penggerak.
Melalui pendidikan guru penggerak, Franciska menyadari bahwa selama mengajar yang menurutnya sudah benar ternyata 100 persen belum sesuai dengan filosofi mengajar Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara. “Ketika kami ikut program Guru Penggerak, kami jadi mau berubah,” ujar Franciska.
Selain itu, Franciska juga telah melakukan aksi nyata untuk menyosialisasikan apa yang telah mereka dapat selama menjalani pendidikan guru penggerak. Franciska sadar, bahwa apa yang ia peroleh juga penting untuk semua guru.
“Kami memberikan sosialisasi yang pertama kepada semua guru di SMP kami, itu sekitar 52 orang. Kami menyosialisasikan tentang apa itu Guru Penggerak dan apa yang kami dapat. Ternyata selama ini apa yang kami pelajari dan apa yang kami lakukan terhadap anak-anak didik kami jauh daripada apa yang seharusnya dilakukan di seorang Guru Penggerak itu. Teman-teman guru banyak yang jngin mengikuti Program Sekolah Penggerak,” kata Franciska.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril mengatakan, Kota Sorong termasuk angkatan pertama dalam Program Guru Penggerak. Hingga saat ini, kata Iwan ada 15 guru dari berbagai sekolah di Kota Sorong sedang menjalani pembekalan kompetensi Guru Penggerak selama sembilan bulan ke depan.
"Tahun depan akan ada lagi. Jadi totalnya ada enam angkatan. Setelah enam angkatan nanti akan balik lagi ke kota yang sama. Tapi untuk tahun ini sudah (tutup), tahun depan ayo berlomba ikut," ajak Iwan.
Advertisement