Mendiang Prof Firmanzah Kecilnya Suka Mandi di Sungai
Dunia pendidikan berduka. Rektor Universitas Paramadina, Prof Firmazah meninggal dunia pada Sabtu, 6 Februari 2021. Ia adalah sosok brilian. Pria 44 tahun ini menyandang gelar guru besar termuda di Indonesia sekaligus Dekan Fakultas Ekomomi Universitas Indonesia termuda. Meski demikian, ia tetap rendah hati. Itulah kelebihan pada diri profesor yang biasa dipanggil Fiz.
Fiz kecil bercita-cita menjadi astronot. Ia tak pernah bermimpi menjadi dekan atau guru besar universitas terpopuler di Indonesia. Kenyataannya, ia berprestasi gemilang di dunia pendidikan. Sebagai intelektual muda, mantan Kepala Humas dan Protokol UI ini aktif dalam kegiatan seminar atau forum internasional, publikasi dalam jurnal ilmiah, tulisan populer dan buku.
Jika melihat berbagai prestasi yang dicapainya, rasanya tak ada seorang pun yang menyangka kalau suami Ratna Indraswari ini terlahir dari keluarga yang ‘broken home’. Di usia dua tahun, Fiz dihadapkan pada kenyataan pahit atas perceraian kedua orangtuanya. Sejak perceraian itu, ia tidak pernah lagi melihat sosok ayahnya.
Fiz dan dan saudara-saudaranya dibesarkan oleh ibu. Ia merupakan anak kedelapan dari Sembilan bersaudara.
Jasa Ibu
Meski buta huruf, ibu Kusweni membimbing anak-anaknya dengan baik. Karakter ibu di mata Fiz adalah pekerja keras, pintar, dan cerdas. Ia telah mengantarkan Fiz menjadi sosok seperti sekarang. “Ibu bukan Cuma ibu rumah tangga biasa, tetapi juga sebagai pendidik yang mengajarkan banyak norma hidup,” seperti itulah penilaian Fiz.
Usaha sang ibu sebagai distributor hasil pertanian cukup sukses. Dengan begitu, Fiz dan delapan saudaranya bisa mengenyam pendidikan tinggi. Dalam mendidik anak, ibunya tidak kaku.
“Ibu bilang mau belajar kayak apa, terserah. Yang penting, nilainya bagus,” ujar kakak Fiz, Hj Hamdana, saat dihubungi Ngopibareng.id, Sabtu 6 Februari 2021.
Selain meneladani semangat juang tinggi dari ibunya, Fiz juga diajari berempati terhadap orang lain. Menurut sang ibu, “Orang pintar banyak, tetapi hanya sedikit yang mau mengerti dan memahami orang lain”. Oleh sebab itu, Fiz dari kecil sudah mengetahui visinya ke depan, yakni menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.
Riwayat Pendidikan hingga Rektor Termuda di UI
Fiz tamat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Pahlawan, Surabaya. Ia melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) dan lulus dalam waktu 3,5 tahun pada 1998. Lulus FE-UI, ia bekerja sebagai analis pasar pada sebuah perusahaan asuransi dan menjadi asisten dosen di UI.
Fiz kemudian meneruskan pendidikannya ke Universitas Lille, Prancis. Ia mendalami bidang strategi organisasi dan manajemen atas beasiswa dari universitas tersebut. Hebatnya, Fiz juga mengambil studi pada tingkat doktoral dalam bidang manajemen internasional dan strategis di Universitas Pau and Pays De l’Adour. Dua studi itu rampung bersamaan pada 2005.
Setelah menyelesaikan studi doktoral, Fiz sempat mengajar setahun di Prancis hingga akhirnya memutuskan pulang ke Tanah Air. Ia bekerja di UI pada 2005. Ia kembali ke Indonesia atas permintaan Dekan FE UI saat itu, Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.
Hingga pada akhirnya, Fiz mengukir sejarah di kampus yang resmi berdiri pada 1950 itu. Ia terpilih sebagai dekan FE UI menggantikan Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, yang sekarang menjadi Menristek, pada 14 April 2008.
Fiz saat itu baru berusia 32 tahun. Ia mencatat rekor sebagai dekan termuda dan guru besar termuda sepanjang sejarah UI. Karakternya yang ramah dan enerjik ditambah dengan kompetensi yang memadai diharapkan bisa menyokong proses transformasi UI menjadi universitas berkelas global.
“Kelebihan Fiz adalah pada human relations-nya yang baik. Anaknya rendah hati. Mau mendengar dan mau belajar. Hal ini penting untuk menjalankan sebuah organisasi,” demikian penilaian Rektor UI Prof Dr. der Soz Gumilar Rusliwa Somantri, saat itu.
Dua tahun setelah dikukuhkan menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UI, Fiz dikukuhkan sebagai guru besar tetap dalam bidang Ilmu Manajemen Strategis, pada 18 Agustus 2010. Ia menyampaikan pidato berjudul ‘Coordination-Capability dan Daya Saing Nasional: Peran Boundary-Spanner dalam Perspektif Struktural-Interaksionisme’.
Gantikan Anies Baswedan di Universitas Paramadina
Fiz kemudian terpilih menjadi Rektor Universitas Paramadina, pada 2015. Ia menggantikan Anies Bawedan yang masuk kabinet Maju, Jokowi-JK (Jusuf Kalla) sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Hingga akhir hayatnya, pria asal Manyar Sabrangan, Surabaya ini masih menjabat sebagai rektor di perguruan tinggi yang didirikan oleh mendiang cendekiawan muslim kelahiran Jombang, Nurcholis Majid.
Fiz juga aktif menulis buku maupun jurnal. Lebih dari 20 jurnal dan beberapa judul buku telah diterbitkan. Di kampungnya sendiri tidak banyak yang tahu profesi Fiz. Hingga akhirnya, sosok Fiz muncul di televisi bersama rombongan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Fiz rupanya menjadi Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi pada pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Biasanya jika punya anggota keluarga yang menjadi pejabat, akan menjadi kebanggaan tersendiri misalnya memajang fotonya di ruang tamu.
Tapi aksi pamer foto seperti itu tidak dilakukan oleh keluarga Fiz di Surabaya. Tidak ada satu pun foto Fiz bersama presiden yang dipajang.
Sifat rendah hati keluarga ini pun menular ke Fiz. Ketika punya jabatan mentereng, Fiz masih sering naik sepeda motor. Ia juga sempat makan bareng dengan para mahasiswanya.
Salah seorang teman bermain Fiz semasa kecil, Wahyu Irawan menuturkan, almarhum suka mandi di sungai dekat Jembatan Menur dan kolam di Poltek Sipil ITS depan RSJ Menur. "Kalau ketahuan yang juga larinya ke rumah saya dengan mbrobos (menerobos) pagar kawat, pernah celananya ketinggalan karena takutnya sama penjaga," kenang Wahyu, Staf Protokol Walikota Surabaya.
Kini jenazah Fiz telah bersemayam di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Sabtu 6 Februari usai salat Dhuhur. Jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Taman Parahiyangan, Jalan Situ Indah Sentul Selatan Bogor. Fiz meninggalkan seorang istri dan seorang putra berusia empat tahun.
Selamat jalan Fiz, semoga husnul khotimah.