Jalan-jalan Nikmati Mal Tangguh di Kota Malang
Empat mal di Kota Malang, yakni Transmart, Mal Olympic Garden (MOG), Malang City Point dan Malang Town Square (Matos) menjadi mal tangguh.
Reporter ngopibareng.id mencoba penerapan protokol kesehatan di salah satu mal tangguh, yaitu Matos.
Di Matos, menerapkan protokol kesehatan, yaitu meminimalisir sentuhan dan physical distancing.
Sebelum memasuki mal, pengunjung disediakan tempat cuci tangan dan satu botol hand sanitizer. Pengunjung bebas mau memilih mencuci tangan atau memakai hand sanitizer.
Tempat cuci tangan dan hand sanitizer tersebut dilengkapi dengan sensor tangan. Sehingga pengunjung cukup hanya menadahkan tangan di bawah tempat cuci tangan atau di bawah botol hand sanitizer, maka air dan cairan hand sanitizer otomatis akan keluar.
Kemudian, pengunjung akan diukur suhu tubuh menggunakan thermo gun. Jika suhu di atas 37,5 derajat celcius. Maka akan diarahkan ke ruang transit mal.
"Kami punya ruang penampungan istilahnya. Di sana juga sudah dibekali dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap," ujar Director Matos, Fifi Trisjanti, Rabu 24 Juni 2020.
Ruang transit tersebut digunakan untuk memisahkan pengunjung yang terindikasi Covid-19 dengan pengunjung lainnya. Sambil menunggu treatment dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.
Di pintu masuk juga sudah ditempeli barcode yang berfungsi untuk menyaring pengunjung. Jika pengunjung sudah melakukan scanning, maka akan muncul formulir pengisian, mulai dari nama sampai alamat pengunjung.
"Kami bisa tahu alamat dan nama penunjung. Mal memberikan SOP protokol kesehatan melalui aplikasi itu, sehingga pengunjung harus bagaimana sudah ada petunjuknya," kata Fifi.
Sistem touchless juga diterapkan pada tombol lift yang sudah memakai sensor tangan dalam pengoperasiannya. Pengunjung cukup mengacungkan jarinya di depan sensor tersebut.
Di dalam lift pengunjung juga dibatasi hanya boleh diisi lima orang dengan diberi tanda kotak dan tanda panah agar tidak berhadap-hadapan atau berdekatan.
Selanjutnya, di eskalator sudah diberi tanda tapak kaki untuk mengatur jarak antar. Satu tangga akan memisahkan tangga eskalator yang lainnya agar memberikan jarak antar pengunjung.
Penerapan physical distancing juga diterapkan di food court. Di mana pada meja pengunjung diberi sekat dengan plastik bening.
Fifi mengatakan, dengan menerapkan protokol kesehatan tersebut akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengunjung.
"Dengan protokol kesehatan ini, pengunjung jadi merasa aman dan nyaman," katanya.
Diakui Fifi, sejak pandemi ini pengunjung Matos berkurang karena adanya kebijakan pengurangan sebesar 50 persen dari kapasitas mal.
"Sebelum pandemi biasanya rata-rata perhari 25 ribu sampai 30 ribu pengunjung. Sekarang tinggal 10 ribu. Kadang 8 ribu sampai 7 ribu," katanya.
Salah satu pengunjung Matos, Naufal Ardiansyah, mengatakan tak merasa terganggu ketika diwajibkan memakai masker dan harus mengikuti protokol kesehatan yang lainnya ketika memasuki mal.
"Ini juga untuk memberikan rasa aman untuk mencegah penularan virus corona. Yang terpenting jangan sampai mal ditutup lagi," ujar pria yang berprofesi sebagai wiraswasta tersebut.