Mencintai Negeri Tak Ada Dalilnya? Ini Jawaban yang Sahih
Belakangan, setelah dibubarkannya HTI, para mantan pendukungnya sering berteriak menanyakan dalil soal nasionalisme. Mereka bilang, 'Nasionalisme tidak ada dalilnya, sedang memperjuangkan Islam dalilnya jelas;. Itulah yang membikin kami bertanya-tanya. Ustadz, tolong saya dijelaskan soal masalah tersebut.
Demikian pertanyaan Ahmad Sulaiman, warga Bangil, Kabupaten Pasuruan, pada ngopibareng.id.
Untuk menanggapi masalah ini, berikut jawaban dari Ustadz Ma'ruf Khozin, Aswaja NU Center PWNU Jatim. Ini jawabannya:
Yatsrib yang berikutnya menjadi nama Madinatu Rasulillah, awalnya bukan kota ideal untuk hijrah. Sebab disana penuh wabah penyakit, sebagaimana tergambar dalam hadis berikut:
ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ، ﻗﺎﻟﺖ: ﻟﻤﺎ ﻗﺪﻡ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ، ﻭﻋﻚ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ، ﻭﺑﻼﻝ، ﻓﻜﺎﻥ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺇﺫا ﺃﺧﺬﺗﻪ اﻟﺤﻤﻰ ﻳﻘﻮﻝ:
Aisyah berkata: ketika Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal sakit. Jika panas Abu Bakar kambuh maka beliau bersyair:
ﻛﻞ اﻣﺮﺉ ﻣﺼﺒﺢ ﻓﻲ ﺃﻫﻠﻪ ... ﻭاﻟﻤﻮﺕ ﺃﺩﻧﻰ ﻣﻦ ﺷﺮاﻙ ﻧﻌﻠﻪ
Semua orang berharap bisa bertemu dengan keluarga di pagi hari. Dan kematian terasa lebih dekat antara kaki dan alas kaki
ﻭﻛﺎﻥ ﺑﻼﻝ ﺇﺫا ﺃﻗﻠﻊ ﻋﻨﻪ اﻟﺤﻤﻰ ﻳﺮﻓﻊ ﻋﻘﻴﺮﺗﻪ ﻳﻘﻮﻝ:
Jika Bilal telah sembuh dari penyakitnya, ia bersuara dengan kencang:
ﺃﻻ ﻟﻴﺖ ﺷﻌﺮﻱ ﻫﻞ ﺃﺑﻴﺘﻦ ﻟﻴﻠﺔ ... ﺑﻮاﺩ ﻭﺣﻮﻟﻲ ﺇﺫﺧﺮ ﻭﺟﻠﻴﻞ
Apakah aku bisa merasakan lagi bermalam di sebuah lembah (Makkah), di kanan-kiri ku ada tumbuhan idzkhir dan Jalil
ﻭﻫﻞ ﺃﺭﺩﻥ ﻳﻮﻣﺎ ﻣﻴﺎﻩ ﻣﺠﻨﺔ ... ﻭﻫﻞ ﻳﺒﺪﻭﻥ ﻟﻲ ﺷﺎﻣﺔ ﻭﻃﻔﻴﻞ،
Apakah suatu saat aku masih bisa sampai ke sumber air Majinnah (di Makkah). Masihkah aku akan berjumpa dengan Syamah dan Thufail?
ﻗﺎﻝ: اﻟﻠﻬﻢ اﻟﻌﻦ ﺷﻴﺒﺔ ﺑﻦ ﺭﺑﻴﻌﺔ، ﻭﻋﺘﺒﺔ ﺑﻦ ﺭﺑﻴﻌﺔ، ﻭﺃﻣﻴﺔ ﺑﻦ ﺧﻠﻒ ﻛﻤﺎ ﺃﺧﺮﺟﻮﻧﺎ ﻣﻦ ﺃﺭﺿﻨﺎ ﺇﻟﻰ ﺃﺭﺽ اﻟﻮﺑﺎء،
Bilal berdoa: Ya Allah, laknat lah Syaibah, Utbah bin Rabiah dan Umayyah bin Khalaf. Sebagaimana mereka mengusir kami dari negeri kami (Makkah) ke tanah yang penuh penyakit (Yatsrib/Madinah)
ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «اﻟﻠﻬﻢ ﺣﺒﺐ ﺇﻟﻴﻨﺎ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻛﺤﺒﻨﺎ ﻣﻜﺔ ﺃﻭ ﺃﺷﺪ، اﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺭﻙ ﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﺻﺎﻋﻨﺎ ﻭﻓﻲ ﻣﺪﻧﺎ، ﻭﺻﺤﺤﻬﺎ ﻟﻨﺎ، ﻭاﻧﻘﻞ ﺣﻤﺎﻫﺎ ﺇﻟﻰ اﻟﺠﺤﻔﺔ»، ﻗﺎﻟﺖ: ﻭﻗﺪﻣﻨﺎ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻭﻫﻲ ﺃﻭﺑﺄ ﺃﺭﺽ اﻟﻠﻪ
Kemudian Nabi shalallahu alaihi wasallam berdoa: "Ya Allah Jadikan kami mencintai Madinah, seperti cinta kami kepada Makkah. Atau lebihkan cinta pada Madinah. Ya Allah berkahilah timbangan dan ukuran kami. Sehatkan lah Madinah untuk kami. Pindahkan lah wabah penyakit ini ke kota Juhfah." Kata Aisyah: Madinah adalah bumi Allah yang paling banyak wabah penyakitnya (HR Bukhari)
Dari hadis ini menunjukkan bahwa Nabi dimana pun beliau hidup, selalu cinta pada negeri beliau, apakah saat di Makkah atau di Madinah.
Demikian penjelasan Ustadz Ma'ruf Khozin, Aswaja NU Center PWNU Jatim. (adi)