Mencicipi Kuliner Jadul di Hotel Bintang Lima Surabaya
Nuansa lebaran masih tersisa. Lagu lagu berirama padang pasir, terdengar sayup sayup di Spice Restaurant tempat tamu Oakwood Hotel Residence Jl Kertajaya Indah, Surabaya Timur, breakfast atau sarapan.
Masakan sudah tersaji sejak pukul 06.00 WIB. Tamu dipersilakan memilih masakan yang disukai, chinese food atau masakan Indonesia.
Jurnalis Ngopibareng.id sedang sarapan di ruang makan yang sama, melhat tamu berkerumun di ruang sisi kiri yang menghadap ke lapangan KONI. Ternyata mereka sedang mengantre ingin mencicipi masakan rumahan khas Surabaya itu.
Hotel berbintang lima di bawah bendera MNC Land ini sengaja memanjakan tamu tamunnya dengan masakan rumahan, yang jarang ditemukan di hotel berbintang lima lainnya.
Pada masakan rumahan yang disajikan antara lain terdapat sayur lodeh terung berisi tahu, ikan asin jambal, sayur asem, pecel terong. Juga sambel kecap, sambel mangga, sambel terasi, komplit dengan krupuk ukel atau krupuk bleek.
Untuk jajanan tersedia bubur khas Madura yang terkenal gurih dan manis oleh siraman gula Jawa. Kemudian pisang goreng tahu goreng, tempe mendohan serta bakwan atau ote ote kata orang Surabaya.
Minuman legendaris wedang ronde dan angsle, serta jamu tradisional, beras kencur dan sinom juga tersaji di gerai khusus ini.
Beberapa tamu terlihat menikmati dengan lahap masakan rumahan jadul (jaman dulu). Seperti sayur lodeh tahu putih. Menu yang satu ini banyak yang menyukai dan habis duluan dan harus diisi lagi. Mereka mengatakan enak dan sedap, seperti masakan ibunya waktu masih anak anak.
"Ibu saya dulu kesukaannya masak sayur lodeh terong dan tahu seperti ini. Terus lauknya ikan asin sambalnya terasi, makannya bareng bareng," kenang seorang tamu yang baru pulang dari Singapura.
Perempuan bernama Linawati, katanya cukup lama tinggal di Surabaya, sehingga lidahnya sudah cukup akrap dengan masakan rumahan khas Surabaya. "Saya nggak menyangka masakan kesukaan saya ada di sini," ujar Lina, Rabu 17 April 2024
Karyawan sebuah bank swasta nasional di Jakarta ini bercerita menyukai masakan rumahan, karena ada kultur budaya. Misalnya sayur lodeh kesukaannya, adalah hidangan yang cenderung rendah kalori karena bahan utamanya adalah sayuran dengan tambahan santan dalam jumlah yang relatif kecil.
Sebagian kalorinya berasal dari santan, minyak kelapa, dan sayuran. Jumlah kalori bisa lebih tinggi jika lebih banyak santan atau minyak yang digunakan dalam proses memasak.
Namun, perlu diingat bahwa jumlah kalori dalam sayur lodeh bisa bervariasi tergantung pada resep dan cara memasaknya, kata Lina yang mengaku punya hobi masak.
Salah seorang penanggung jawab restoran, Laili mengatakan masakan tradisional itu disesuaikan dengan geografis Oakwood Hotel & Residence yang berada di Surabaya.
Jawa Timur utamanya Surabaya kan dikenal 'surganya' kuliner. "Ini salah satu cara hotel kami memanjakan tamu tamunya. Di samping menawarkan perpaduan keramahtamahan yang hangat, kenyamanan damai, dan layanan yang terbaik," ujar Laili,
Ia menyebut Presiden Joko Widodo sudah dua kali menginap di hotel milik Hari Tanu ,salah satu ikon kemewahan Surabaya. "Pak Jokowi juga sangat menyukai masakan jadul yang kami siapkan," ujarnya.
Advertisement